I'm holding on
Yourself was never enough for me
Gotta be so strong
There's a power in what you do
Now every other day I've been watching you
("Outside" - Ellie Goulding)***
Ketika aku pertama kali jatuh pada pesonamu, rasanya seperti aku dilahirkan kembali. Begitu membingungkan, namun juga merasakan euforia lantaran lahir ke dunia yang besar ini.
"Lo liat Selva nggak?"
"Enggak."
Aduh..., kemana sih dia? Gerutu Sonia sembari menggaruk kepalanya frustasi.
Ia sudah mencari di setiap sudut sekolah ini, tapi sosok wanita bermata sipit dengan rambut coklat gelombangnya tetap tidak ada. Sonia mencarinya mulai dari kamar mandi, perpustakaan, taman belakang sekolah, tapi tetap tidak ada. Bahkan sekarang gadis itu mulai menyerah.
Tapi ketika ia hendak berjalan menuju pintu gerbang, sebuah tepukan halus mendarat di bahunya. Membuatnya sontak menolehkan kepala. Lalu memekik kaget lantaran melihat sosok yang dicarinya ada di belakangnya.
"Ya Allah, Selva! Lo kemana aja?!" Spontan Sonia langsung memeluk tubuh tinggi Selva. Ia terlihat sangat bahagia melihat sahabatnya itu ada di belakangnya.
"Hai! Sorry, gue tadi ke UKS."
Sonia langsung melepas pelukan, menatap Selva dengan wajah khawatir. Mendengar penjelasan gadis itu, membuatnya langsung memeriksa seluruh tubuh Selva secara detail.
"... Gue nggak apa-apa, On."
"Terus lo ngapain di UKS?" sembur Sonia tanpa bisa dikendalikan. Pasalnya ia tadi sudah pusing mencari Selva, dan mendengar penjelasan Selva sekarang hampir membuatnya pingsan di tempat.
Selva menyentil dahi Sonia seraya berdecak pelan, "Lo itu kebiasaan banget, kalo ada orang ngomong keburu dipotong. Gue di UKS, tuh jenguk Dika yang sakit."
"Ya, sorry. Abisnya gue khawatir banget sama lo, Sel. Lo temen karib gue yang paling ngertiin gue, jadi kalo lo ada apa-apa, gue nggak bisa maafin diri gue sendiri."
"Ssstt, nggak boleh ngomong gitu, ah. Seandainya gue kenapa-kenapa, itu bukan salah lo, kecuali kalo sumbernya dari elo." Sonia hanya membalasnya dengan senyum simpul. Sebelah tangannya merangkul bahu Selva, dan kemudian menggiringnya untuk pulang.
Tapi, langkah kaki Selva segera terhenti ketika teringat sesuatu. "Gue nggak yakin kalo Dika bisa pulang sendiri," lirih Selva sembari menatap mata Sonia. Yang ditatap hanya menghela napas pendek, tanpa sepatah kata ia membalikkan badan dan berjalan menuju UKS bersama sahabat karibnya itu.
CKLEK!
Cowok dengan rambut dark brownnya sontak menoleh, menatap dua perempuan yang masuk ke UKSnya. "Gue kirain lo udah pulang, Sel," kata Dika diselingi senyum tipis.
"Gue khawatir sama lo, takut kalo lo nggak bisa pulang sendiri," jawab Selva dengan kepala tertunduk dalam.
"Gue nggak apa-apa kali, lo pulang aja," tapi Selva membalasnya dengan gelengan kepala. Mendekat ke samping tubuh Dika yang sedang berbaring, menatap cowok itu dengan ekspresi iba.
"Gue nggak sekejam itu, Ka. Gue nggak pernah bisa ninggalin orang saat lagi kesusahan."
"Dia mau lo pulang bareng dia, Ka," timpal Sonia begitu melihat wajah kebingungan Dika.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Confused
Teen FictionIni, tuh rumit. Selva Argani suka sama Afrey Andhika, tapi Dika minta dia buat suka sama kakak kandungnya, Ivan yang jatuh cinta sama Selva sejak kecil. Sejak mereka belum bisa ngusap ingus dengan benar. Selva mulai bimbang. Ketika Dika memohon pada...