Jika nanti ku sanding dirimu
Miliki aku dengan segala kelemahanku
Dan bila nanti engkau di sampingku
Jangan pernah letih tuk mencintaiku
("Akhirnya Ku Menemukanmu" - Naff)***
Pangeran berkuda putih adalah dia yang berani menjemput putri pujaannya.
"Gue nggak mau ganggu kebersamaan mereka."
"Lo pengecut tau nggak!"
"Gue tau."
"Selva seharian nyariin lo, Dika! Dia bahkan rela kehujanan di pemakaman nunggu kehadiran lo. Tapi lo nggak dateng-dateng. Lo nggak ada buat ngucap bela sungkawa ke dia, atau sekedar hadir sesaat di upacara pemakaman itu. Lo seolah menghilang ditelan bumi saat itu juga. Dan lo tau? Selva kecewa banget, Ka. Dia terus nyalahin dirinya sendiri, kalo sebenernya penyebab semua orang yang disayanginya pergi adalah dia sendiri.
"Gue tau lo juga nahan cemburu, nahan tangan lo biar nggak nonjok Ivan. Tapi apa bisa, lo nelpon dia semenit aja, biar keliatan kalo lo peduli sama Selva? Dia kesepian, Ka. Dia merasa sendiri di sini. Kehadiran Ivan di tempat itu pun nggak bisa ngusir kegelisahannya."
Dika hanya menundukkan kepalanya. Tak hanya Selva yang merasa gelisah saat itu, ia pun juga. Ia sangat gelisah dan bimbang. Ingin sekali mendekati Selva, memeluknya untuk menunjukkan bahwa ada dirinya, dan cewek itu tidak sendiri. Tapi ia kalah lebih dulu dari Ivan. Kakaknya itu seolah menjadi posisi pertama untuk mengambil hati Selva.
"Maaf."
"Nggak perlu minta maaf sama gue. Minta maafnya sama Selva aja."
Setelah berkata begitu, Tami memutuskan untuk meninggalkan Dika sendiri di taman rumah sakit. Langkah cewek itu sangat cepat, menandakan bahwa ia terlalu kesal dan emosi dengan pembicaraan baru saja.
PUK!
Dengan pandangan mata sayu, Dika langsung menoleh dengan kesal. Memandang seseorang yang mengganggu kerisauan hatinya. Tapi ekspresi kesal itu langsung terganti dengan ekspresi terkejut dan takut. Sosok di depannya itu auranya lebih mengerikan daripada seekor monster ketika marah.
BUGH!
"Van, stop! Ini rumah sakit tolong jangan ribut!" teriakan melengking seorang cewek tak dihiraukan oleh Ivan. Cowok itu terus menonjok Dika tak berhenti melawannya.
BUGH!
"Jangan lo pikir gue adek lo, lo bisa seenaknya aja sama gue."
BUGH!
Ivan sontak menjerit keras merasakan pukulan telak di tenggorokannya. Pandangannya sudah buyar dan hampir limbung, tapi tubuhnya berhasil ditahan Davira. Merasa ada sedikit kekuatan, cowok itu langsung maju dengan kecepatan super. Dan tak perlu banyak waktu, ia sudah berhasil melimbungkan Dika. Melihat adiknya terkapar tak berdaya, senyum devilnya langsung tercetak.
"Lo harusnya sadar, Ka. Sama siapa lo tarung. Ini kesalahan lo sendiri yang nggak mau gue tau di mana posisi Selva. Hahh, untung aja kaki tangan gue ngikutin lo ke sini."
Dengan hati-hati Dika beranjak berdiri, namun energinya seolah menghilang. Alhasil tubuhnya kembali limbung, dan tak perlu waktu lama untuknya memejamkan mata. Sedangkan Davira tengah memandang Ivan dengan tatapan elangnya. Tangannya melayang dan hampir menyentuh pipi Ivan dengan kasar, namun cowok itu mencekal pergelangan tangannya dengan kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Confused
Teen FictionIni, tuh rumit. Selva Argani suka sama Afrey Andhika, tapi Dika minta dia buat suka sama kakak kandungnya, Ivan yang jatuh cinta sama Selva sejak kecil. Sejak mereka belum bisa ngusap ingus dengan benar. Selva mulai bimbang. Ketika Dika memohon pada...