Ku cinta pada mu namun kau milik
Sahabatku Dilema
Hatiku
Andai ku bisa berkata sejujurnya
("Cinta dan Rahasia" - Yura feat. Glenn Fredly)***
Mengikhlaskan cintamu yang akan menjadi milik orang lain rasanya sangat menyakitkan, seperti terlindas buldoser. Remuk redam.
"Selva!"
Awalnya seperti mimpi saat suara seorang wanita memanggil namanya. Tapi lambat laun rasanya sangat nyata, ketika panggilan itu disertai selimut yang membalut tubuhnya ditarik keras.
"... Bangun kamu! Pemalas banget jadi orang."
Mendengar suara tajam itu rasanya Selva sudah seperti berada di neraka saja. Pendengarannya pasti salah! Ya, tidak mungkin, kan wanita itu bisa lancang masuk kamarnya?
"Kamu ini minta diguyur air es ya?! Suruh bangun susah banget sih."
"Mama apa-apaan sih? Lembut sedikit sama Selva bisa, kan? Nggak usah ngebentak gitu."
Selva tidak mau membuka mata hanya untuk melihat wanita galak itu ada di hadapannya. Karena pendengarannya ternyata tak salah, ia benar-benar mendengar suara wanita galak itu di kamarnya. Masalah kenapa ia bisa lancang, Selva akan mencari tahunya nanti setelah wanita itu pergi.
Tapi lama-kelamaan Selva tak tahan juga mendengar keributan di depannya. Perdebatan antara ibu dan anak langsung menjadi jawaban dari pertanyaan Selva, tentang dimana ia sekarang. Suara Ivan dan Nyonya Helen sudah membuktikan bahwa ia jelas berada di rumah wanita itu; mansion Nyonya Helen.
Tapi kenapa bisa? Ia ingat betul ketika lari dari rumah ini, masuk rumahnya lalu bercerita pada sang ibu, dan berakhir dengan keadaan ibunya yang kritis. Yang Selva ingat terakhir kali, ia habis ribut dengan ayahnya lalu mengunci diri di kamar. Lalu kenapa sekarang cewek itu merasa, ini di rumah Tante Helen?
"Mama udah nggak bisa sabar lagi bangunin dia, Ivan. Udah lebih dari 5 kali bangunin dia, tapi dasar anak pemalas jadi susah bangun."
"Ya, nggak gitu juga kali, Ma banguninnya. Nggak usah ngebentak juga."
"Sssshh, udah deh terserah kamu mau gimana. Yang penting Mama udah kesel banget sama temenmu ini, Mama ke butik dulu. Kalo Selva nakal, telepon Mama."
"Dikira Selva balita apa, ih si Mama aneh-aneh aja deh."
"Mama ke butik dulu ya, sayang. Muaahhh ...."
"Muahhh too."
Samar, Selva tersenyum tipis melihat tatapan sayang Nyonya Helen untuk Ivan. Dalam benak Selva berkeyakinan bahwa wanita itu meskipun galak, tetap punya rasa sayang yang tak bisa tertandingi oleh siapapun. Mungkin Selva harus bersabar seperti yang dikatakan ibunya, kuncinya hanya itu untuk bisa membuat Nyonya Helen baik padanya.
"Barbie doll, bangun yuk. Udah siang ini, lo nggak mau mandi terus jogging?"
Selva terkikik dalam hati. Ia sudah bangun sedari tadi, tapi masih pura-pura tidur karena malas berdebat dengan Nyonya Helen yang beringas itu.
"... Sel, jangan gitu ah. Masa cewek bangunnya jam 9 gini? Tadi nggak shalat Subuh juga, kan lo?"
"Apaaa?!"
Kontan kedua tangan Ivan menempel di telinganya, menutupnya supaya pengaruh dari teriakan Selva tidak berdampak buruk.
"Van, nggak usah bercanda deh!" Selva langsung bangun dan meloncat dari tempat tidur. Membuka jendela kamarnya yang belum dibuka, dan langsung membuka mulutnya lebar-lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Confused
Teen FictionIni, tuh rumit. Selva Argani suka sama Afrey Andhika, tapi Dika minta dia buat suka sama kakak kandungnya, Ivan yang jatuh cinta sama Selva sejak kecil. Sejak mereka belum bisa ngusap ingus dengan benar. Selva mulai bimbang. Ketika Dika memohon pada...