Raya
Aku menekan flush pada kloset, membuka kunci pintu bilik toilet dan hendak keluar. Pada saat yang sama, terdengar pula suara kunci dari bilik lain dan tidak lama kemudian...
"Eh, mau kemana? Touch up dulu. Ada William. Kita harus cantik." ujar seorang wanita.
Aku langsung mengurungkan niatku dan kembali mengunci pintu.
"Iya, gila ya. Makin tua, makin seksi aja itu laki." sahut seorang wanita lainnya.
Lalu perempuan pertama pun tertawa. "Gue kalo punya laki kayak gitu, nggak bangun-bangun dari kasur kali ya." ujarnya kemudian.
"Indeed! Dia mau ngapain aja, gue rela deh. Kapan lagi dapet laki ganteng, tajir, pinter, keren kayak gitu." jawab wanita kedua dan kedua wanita itu pun tertawa.
"Eh, by the way... Itu tadi cewek yang namanya Raya itu siapa ya? Pacarnya?" tanya perempuan kedua.
"Yaa... Mungkin. Tapi paling cuma mainan baru aja sih." jawab wanita pertama.
"Maksud lo?" tanya wanita kedua.
"Ya lo nggak inget dulu Artha kayak gimana? Bandingin coba sama cewek tadi."
Dan keduanya pun tertawa lagi.
Aku mengerutkan dahi, bingung. Tapi aku tetap diam dan mendengarkan mereka.
"Iya ya, kalo dipikir-pikir tipenya William itu kan yang kayak model gitu. Sementara yang cewek tadi itu agak gendut, trus bajunya juga biasa banget." kata wanita kedua.
"Nah, itu! Sekarang gini, kalo William aja nggak tergoda sama kita, ya mana mungkin sih dia tertarik sama cewek tadi. Kalo pun iya, mereka pacaran, gue yakin hubungan mereka nggak akan bertahan lama. Mungkin aja sekarang William lagi bosen sama model, jadi dia nyari yang beda. Tapi selain itu mah gue yakin itu cewek cuma mainan aja buat dia."
"Iya juga. Semenjak putus dari Artha kan dia emang suka gonta-ganti cewek dan semuanya tipenya yang mirip Artha gitu. Jadi ya mungkin aja omongan lo itu bener. Tapi kalo kata gue sih, dia masih belom move on dari Artha. Ya wajar sih, namanya mereka pacarannya lama banget kan, hampir tujuh tahun."
"Yeeees... And, one more thing. I will never give up as long as he is unlabled."
"Tapi kalo lo cuma di jadiin mainan juga?"
"I don't care. As long as... dia jadi milik gue."
"Hahaha... Yaaa... Yaaa... Dream on, Shanti."
Kemudian suara resleting tas make up kedua wanita itu pun terdengar bersahutan. Lalu, terdengar lagi suara pintu toilet tertutup. Sementara itu, aku masih terdiam di dalam bilik toilet. Benarkah itu? Aku... Cuma mainan?
>>>
Aku menunggu selama beberapa menit setelah kedua wanita itu pergi sebelum akhirnya memutuskan untuk keluar. Aku berusaha mengusir pikiran-pikiran hina yang berkelebat di kepalaku sambil melangkah menyusuri lorong yang mengarah ke lounge. Namun, ketika aku sampai di ujung lorong, langkahku langsung berhenti.
Kedua mata ku terarah lurus pada sesosok wanita berkulit putih, langsing, dan tinggi yang duduk di lengan sofa yang diduduki laki-laki yang sudah aku kenali meski wajahnya tidak kelihatan itu.
Aku mengamati wanita itu. Dia memiliki lekuk tubuh yang sempurna dibalik sweater turtle neck berwarna putih gading dan bawahan skinny jeans hitam yang membalut tubuhnya. Belum lagi sepatu boots heels bermaterial kulit yang berwarna sama dengan celananya itu. Selain itu, dia juga memiliki rambut hitam dan panjang dengan ombre hijau toska di ujung rambutnya yang ditata dengan gaya keriting gantung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elmo & Prince Charmington
RomanceWilliam Wijanarko. Laki-laki kaku berkarakter kuat dan dominan, serta tampan dan mapan. Terlahir sebagai pewaris utama dari kekayaan keluarga Wijanarko, keluarga konglomerat yang tidak pernah keluar dari urutan lima teratas keluarga terkaya di Indon...