Kamu lagi ngambek sama Ali soalnya waktu dia disuruh ke rumahmu Ali gak bisa. Kamu yang emang lagi keluar merah (if u know what i mean) sensitif banget lah pokonya.
Kamu sebel.
Mencak-mencak di kamar.
Berantakin kasur.
Pokonya kamu mau Ali ada di deket kamu.
Kamu coba telepon Ali lagi.
Saat udah ada jawaban dari seberang sana kamu langsung nyerocos tanpa jeda."Sayang, kesini dong! Aku tungguin pokonya! Cepetan. Gak ada tolakan lagi kalo nggak aku makin kesel sama kamu!!"
"Aku abis ini lagi ada kelas nih, 2 jam lagi ya aku ke rumah kamu. Tungguin! Aku pasti kesana kok."
"Gamauu! Maunya sekarang." Kamu ngerengek di telepon.
"Aku masih gak bisa, yang. Tungguin aja ya 2 jam lagi pasti aku udah sampe sana kok."
"Terserah lo deh." Kamu ngambek sama Ali dan langsung putusin panggilan telepon itu.
***
2 jam berlalu tapi Ali belum sampai di rumah kamu. Kamu makin ngerasa kesel sama dia.
"Awas aja nanti kalo sampe, gue cuekin lo." Kamu bergumam sambil liatin jam yang tertera di layar HPmu. Kamu malah main game.
Tiba-tiba ada yang duduk di kursi sebelahmu. Posisinya kamu lagi ada di ruang tengah sambil tiduran di sofa panjang.
Kamu nengok sebentar. Ternyata Ali. Kamu diem aja, cuekin Ali.
"Maafin ya, aku baru dateng." Ali melirik jam tangannya.
Kamu tetap diam.
"Jangan ngambek dong, yang!" Ali mengelus pipimu tapi kamu sok sibuk main game yang ada di ponselmu.
"Apaan sih." Kamu menurunkan tangan Ali yang sedang mengelus pipimu dengan kasar. Ali menghela nafas panjang.
"Kamu marah? Kesel sama aku? Ngambek? Nyuekin aku nih?" Ali memberondongmu dengan pertanyaannya. Kamu tetap diam gak menggubris ucapan Ali.
"Yaudah kalo aku gak diharapin disini mending aku pulang aja." Ali berdiri dari duduknya lalu melangkahkan kakinya pelan.
[Your Name] kaget dengan reaksi Ali yang tidak sesuai ekspetasimu. Kamu mikirnya Ali akan ngerayu kamu, sabar dan makin perhatian sama kamu. Tapi malah jadi begini.
Sebelum Ali menjauh kamu buru-buru naroh HP ke sofa terus langsung lari ngejar Ali. Kamu memeluk Ali dari belakang, menyandarkan pipimu di punggungnya. Ali mengelus tanganmu yang melingkar di perutnya.
"Kamu jahat ihh... Gak peka banget sih." Kamu ngomong dengan nada kesal. Ali membalikkan badannya dan memelukmu, menenggelamkan wajahmu pada dada bidangnya.
Kamu yang sensitif langsung terisak didalam pelukan Ali. Kamu nangis.
"Ssttt udah ya." Ali semakin mengeratkan pelukannya sambil mengelus punggungmu.
"Kamu sih! Aku sebel, pokonya sebel." Kamu memukul-mukul dada Ali dengan kepalan tanganmu.
"Iya. Maafin aku ya, yang." Ali menunduk sedikit untuk mencium puncak kepalamu.
Kamu berhenti nangis. Entah kenapa perasaanmu jadi menghangat karena perilaku Ali padamu. Kamu merenggangkan pelukanmu dan menatap Ali dalam sambil tersenyum.
"Kamu yang bikin aku bete tapi kamu juga yang bikin aku seneng! Aku benci deh sama diriku sendiri. Kenapa sekarang susah ya marah sama kamu."
"Marahin aku aja, yang. Gapapa kok." Yaampun cowok ini. Ahh... makin cinta kan.
"Tapi aku masih kesel sama kamu, pengen ngambek." Kamu memalingkan wajah ke arah lain.
Balik lagi ke sofa terus nyalain TV, memencet remote buat mindah-mindahin chanel. Ali ngikutin kamu terus duduk disamping kamu.
"[Your Name]" Ali manggil kamu lembut tapi kamu tetap pada aksi ngambekmu.
Ali terlihat gemas dengan wajah kesal maupun tingkahmu. Dia memegang dagumu, diarahkannya wajahmu untuk melihat wajahnya.
Suasana rumah yang lagi sepi gak ada orang selain kamu sama Ali membuat kalian berdua lebih leluasa untuk berduaan. Mata teduhmu bertabrakan dengan mata indah dengan bulu mata lentik milik Ali. Kamu kembali jatuh pada pesonanya untuk yang kesekian kali.
"Jangan ngambek gini dong, yang." Kedua tangan Ali menangkup pipimu sambil mengelusnya pelan dengan ibu jarinya. Kamu terpejam sejenak.
Kamu menghembuskan nafas kasar. Memang susah untuk kesal dengan pacarmu yang tampan dan romantis ini.
"Iya aku gak ngambek lagi." Kamu ngomong gitu tapi dengan nada datar.
"Gak ngambek tapi kok gitu sih ngomongnya." Ali semakin menatap matamu. Tatapannya seolah menusuk matamu hingga kamu merasa mood-mu tak sejelek sebelumnya.
"Gini ya Li. Aku orangnya emang kaya begini, cepet bad mood kadang juga suka ngambek, keras kepala, pokonya aku banyak kekurangan," ucapmu sambil mengelus tangan Ali yang berada di pipimu. Tatapan matamu membalas tatapan mata Ali sama dalam.
"Makannya ada aku disini buat melengkapi kekurangan kamu. Begitupun kamu juga melengkapi kekuranganku!" balas Ali yang tambah membuatmu bersyukur bisa memiliki seorang kekasih yang sepertinya. "Udah kan gak ngambek lagi?" lanjut Ali bertanya sambil menaik turunkan sebelah alisnya.
"ALII IHHH!" kamu teriak terus langsung peluk Ali erat dan menyembunyikan wajahmu di dadanya yang bidang.
"Hahahaa." Ali malah ketawa gemas ngeliat kelakuan kamu.
Saat kamu melepaskan pelukannya kamu tiba-tiba cium pipi Ali.
"Thanks for everything, baby." Kamu kembali memeluk Ali.
"Me too!" Ali merenggangkan pelukan kalian berdua lalu mencium dahimu lama. Kalian sama-sama memejamkan mata.
Akhirnya ngambeknya kamu hari ini selesai sampai disitu karena kelakuan Ali yang bikin kamu meleleh sampe susah buat ngambek sama dia.
***
Masih ada yang bingung sama cerita ini?
Intinya sih ini cerita khayalan semata😂 ini buat fangirl yang mau berimajinasi bareng sama Ali AHAHAA
Ini fiktif ya jangan terlalu digimanain gitu-.-Tinggalin vote sama commentnya!!
~14 Mei 2016~
KAMU SEDANG MEMBACA
Aliando Imagine
FanfictionPasti ada yang udah tau isi dari imagine begini apaan(?) Ini gue bikin yang versi Aliando hehee Kalo gak tau isinya terus penasaran baca aja! This imagine is dedicated to all alicious. NB *) Aliando as Himself Your Name/Kamu as Yourself...