Ali tuh kadang bisa bersikap posesif bahkan over protective. Dan kalau sifatnya yang itu lagi kambuh(?) Bisa bikin kamu pusing sendiri sama kelakuannya.
Contohnya kaya sekarang ini; pagi-pagi banget kamu udah ada di sekolah, kamu sih bisa di kategorikan ke dalam tipikal anak yang rajin datang pagi. Tugas juga sebisanya rajin tapi kalau lagi males ya kamu datang pagi buat nyalin PR.
Kamu heran udah lihat Ali duduk dengan santai di bangkunya sambil mainin handphonenya. Herannya itu karena Ali biasanya sampai di sekolah lima menit sebelum bel masuk, and see! Now the man was there.
Kamu duduk di bangku yang ada tepat di depan Ali, karena di kelas kamu ini ada sistem rolling-nya jadi tiap hari pindah terus dan kebetulan sekarang waktumu duduk di depan Ali.
Ngerasa Ali lagi asyik sama gamenya, kamu juga ikutan ambil handphone buat ngecek ada chat yang masuk apa enggak. Waktu di buka ternyata ada whatsapp dari Bobby, kakak kelas sekaligus mantan kamu. Mantep tjoyy!
Bobby
Sorry, semalem ketiduran hehee
06.15Kamu jadi senyum-senyum gak jelas gitu bacanya. Baru aja mau bales tiba-tiba Ali ngerampas handphonemu, kamu kesel sama Ali yang seenaknya ambil gak pake bilang.
"Eh, balikin." Kamu coba merebut handphone itu dari tangan Ali.
"Ogah," jawabnya singkat.
Ali ngotak atik handphone kamu. Asem, pasti dia lagi baca chatan kamu sama Bobby. Sialan!
"Kamu mau balikan lagi apa sama Bobby?" tanyanya ketus. Mati ae dah😂🔫
"Mana dulu hp aku," katamu mengalihkan pembicaraan yang tambah bikin muka Ali tambah serem(?) Lebih serem dari vampir yang namanya Digo.
"Nggak!"
"Mana, Li. Aku gak mau balikan sama dia kok, sumpah!" ucapmu mencoba meyakinkan Ali.
"Beneran ya! Promise! Awas aja kalo bo'ong ntar si Bobby aku abisin." Ali mulai mengembalikan handphone itu.
Kamu hanya tersenyum senang karena sifat Ali yang seperti itu berarti menunjukan bahwa dia mencintaimu.
Bel masuk mulai berbunyi. Jam demi jam diisi oleh pelajaran yang (tak) menyenangkan._. Hingga bel pulang sudah berkumandang(?)
***
Kamu yang di pilih oleh guru seni untuk mengikuti pentas drama di sekolah pun hari ini ada jadwal latihan. Kamu gak minta Ali nganterin tapi tetap aja dia mau anter kamu ke ruang yang di pake buat latihan. Apa sih yang bisa kamu bantah saat sikap protective-nya Ali lagi kumat? Kamu cuma bisa nurut aja.
"Main drama apa, yang?" tanyanya sambil merangkulmu saat berjalan melewati beberapa koridor sekolah untuk sampai di ruang latihan.
"Snow white," jawabmu singkat.
"Ohh... dapet peran apa?"
"Ada deh." Kamu merasa gak perlu memberi tahu Ali karena biasanya dia juga cuek dan gak terlalu mikirin yang kaya gituan.
"Peran nenek sihir yang jahat kali ya, kulit kamu kan udah mulai keriput pantes lah. Apa kamu dapet peran jadi pohon yang bergoyang?" Anjirrr ini niat bercanda apa ngatain sih-_-
"Enak aja, tega amat sih. Aku denger loh, Li," tegurmu yang malah membuat Ali tertawa hingga matanya terlihat sipit.
"Tunggu 30 menit aku balik ke sini lagi," pesan Ali dan kamu menanggapinya dengan anggukan serta senyum tipis.
Saat Ali sudah melangkah pergi kamu mulai masuk untuk bergabung dengan teman-temanmu yang lain.
Suasana di dalam ruangan lumayan ramai, para pemain dalam drama ini sibuk dengan skrip yang harus mereka hafal.
Berapa menit kemudian pun latihan di mulai. Hingga saat ini sudah sampai pada adegan snow white yang mendapat ciuman dari cinta sejatinya untuk menghilangkan efek apel beracun yang di berikan nenek sihir. Ciumannya sedikit di ubah menjadi mencium kening mengingat pemerannya masih anak SMA.
Kamu memejamkan mata dan ketika merasa napas hangat seseorang menerpa wajahmu, kamu makin memejamkan mata erat. Namun sebelum sesuatu yang lembab dan kenyal menyentuh dahimu kamu mendengar ada suara yang sedikit gaduh. Kamu memutuskan untuk membuka mata kembali.
Seorang lelaki terlihat menarik paksa lengan cowok yang mendapat peran pangeran itu.
"Ali," gumammu pelan.
"Maaf bu," ucap Ali kepada guru seni yang sedang mengawasi latihan drama. "Ikut aku." Ali segera menggenggam tanganmu keluar dari ruangan itu.
"Apa sih!" Kamu mendengus karena merasa tak enak dengan temanmu yang lain tadi saat Ali tiba-tiba mengacaukan latihan itu.
Perlahan Ali mulai melepaskan genggaman tangannya dari tanganmu. Dia menatapmu tajam tapi tatapan ini selalu diiringi dengan cinta hingga rasanya meneduhkan hatimu.
"Kamu tadi hampir di cium sama cowok itu, sayang," ucapnya menggebu-gebu sambil berusaha mengontrol emosinya.
"Iya tau, tapi kan itu udah ada di--"
"Skrip?!" Ali sudah menyela ucapanmu lebih dulu. Protectivenya gini nih.
"Kan emang gitu. Kamu tau sendiri kan cerita snow white itu kaya apa."
"Aku tahu bahkan aku lumayan hafal sama dialognya tapi aku gak rela kalo kamu yang jadi snow whitenya. Mending kamu dapet peran jadi nenek sihirnya aja yang keriput daripada harus di cium sama itu cowok." Ali mulai melembutkan suaranya.
"Ya tapi kan aku udah di pilih buat jadi pemeran utamanya itu, Li."
"Gak ada tapi-tapian." Ali menyentuhkan jari telunjuknya di depan bibirmu agar kamu tak banyak membantah ucapannya. "Sekarang aku anter kamu pulang!" katanya tegas tak terbantahkan.
Kamu jalan beriringan sama Ali, mengikuti kemauannya daripada ada apa-apa sama hubungan kalian karena kamu udah merasa nyaman saat ada di dekat Ali. Dia cowok yang selalu melindungi kamu bahkan menjaga kamu meskipun sikap protectivenya akan selalu ikut andil juga dalam urusan itu.
Protective juga wajar bukan? Itu sifat untuk menjaga pasangannya meskipun terkadang pengambilan sikapnya salah tapi tetap terasa istimewa.
***
Sepertinya ini garing sekalehhh.-. Kek biasa, siram aer ae berjamaah😂😆
Saran woi saran!! Gue puasa gak haus air dah, gue haus saran ae biar anti mainstream :"v
Meskipun garing votmment berjalan yak! Huahahaa
~24 Juni 2016~
KAMU SEDANG MEMBACA
Aliando Imagine
FanfictionPasti ada yang udah tau isi dari imagine begini apaan(?) Ini gue bikin yang versi Aliando hehee Kalo gak tau isinya terus penasaran baca aja! This imagine is dedicated to all alicious. NB *) Aliando as Himself Your Name/Kamu as Yourself...