29. With You [Req]

600 43 35
                                    

Sebulan gue ngerasa ada yang sedikit ganggu hidup gue. Cowok seumuran gue ini selalu chat ke line setiap ada kesempatan, kadang gue jengah, tapi gue juga masih punya perasaan. Gue tahu kalau nyari bahan obrolan itu susah, makanya gue menghargai usahanya.

Meskipun sering gue diemin chatnya tanpa ada niat buat read dia gak ada bosennya chat gue tiap hari, aneh. Gue sampai heran sendiri sama itu cowok.

Perkenalan kita berdua di awali beberapa minggu yang lalu saat dia mengunjunggi saudaranya, lebih tepatnya Tante-tetangga gue-yang anak ceweknya biasa jadi teman main gue.

Saat itu dia pernah minta tolong ke anak kecil buat mintain id line gue.

"Kak, ada titipan nih," kata bocah cowok yang gue tau namanya Ravi sambil mengangsurkan lipatan kertas.

Gue membuka lipatan kertas itu dan membaca beberapa kata yang tertulis di sana.

Boleh minta id line lo?

Singkat, padat, dan jelas isi surat yang gak gue tahu dari siapa.

"Kamu disuruh siapa, Dek?" tanya gue balik ke si Ravi.

"Disuruh Kak Ali," jawabnya.

Ali? Gue gak kenal.

"Ali siapa sih Rav?" gue mengerutkan dahi pertanda bingung.

"Kak Ali yang dari Bali itu lho. Saudaranya Kak Lala yang lagi liburan," celotehnya, "Jadi mau ngasih gak nih? Lama banget," lanjutnya bertanya sambil protes.

"Oh namanya Ali ... Kamu bilangin aja ke dia suruh minta Kakak sendiri jangan nyuruh bocah gini."

"Kenapa gak bilang dari tadi sih Kak, Ravi udah nunggu lama juga. Eh malah gak dapet," kata bocah itu kesal.

Gue gak tega lihat wajah kesalnya anak itu dan tersenyum sekilas. "Yaudah bilang ke Kak Ali id line kakak itu 'kamusiapaya' udah gak usah kesel gitu bikin gemes aja."

"Hehe makasih ya Kak, kalau gini kan Ravi jadi dapet duit buat beli es krim," ujarnya polos.

Oh jadi Ali nyogok Ravi buat nanya id line gue. Dasar.

Gue menggelengkan kepala saat mengingat kejadian sebulan lalu yang membuat gue dan Ali dekat meskipun sekarang jarak memisahkan.

Kejadian pertama kali kita tatap muka juga gue ingat, itu semua berawal dari gue yang jemput Lala buat ngajakin jalan berdua.

"Lalanya ada?" tanya gue canggung saat lihat ternyata Ali yang buka pintu rumah.

"Ada kok." Ali mempersilahkan gue masuk dan dia manggilin Lala.

Ali tuh dulu kelihatan cool banget di mata gue. Tapi sekarang cowok itu malah terlihat annoying buat gue.

***

Gak kerasa udah empat bulan kita berdua masih saling komunikasi lewat chat. Ya meskipun sebenarnya dia yang selalu memulai semua itu duluan.

Gue yang baru aja mau cuci muka mengurungkan niat saat lihat notifiksasi line yang tertera di lockscreen handphone gue.

Gue yang baru aja mau cuci muka mengurungkan niat saat lihat notifiksasi line yang tertera di lockscreen handphone gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aliando ImagineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang