3. Perhatian

3.2K 199 93
                                    

Ceritanya kamu lagi gak enak badan. Gak ikut beberapa jam pelajaran dan memutuskan pulang. Dirumah kamu cuma bisa tiduran di atas kasur, ditutupin selimut tebal kaya orang gak penting-_-

Kamu flu gitulah. Hidung mampet, suhu badan naik turun, pokonya badanmu rasanya strawberry, eh(?) Rasanya gak enak maksud gue. Kamu gak bisa ngapa-ngapain selain nikmatin rasa yang ada.

Disuruh makan kamu gak mood bahkan minum juga rasanya gak bergairah.

Pokonya mulai siang pulang dari kampus sampe malem gini kamu cuma bergumbul bareng selimut dan kawan-kawan.

Saat lagi pejamin mata sambil dengerin musik lewat earphone ada yang masuk ke kamar kamu, setelah dilihat ternyata itu Ali.

Dia bawa satu nampan yang ada satu gelas sama mangkok *jangan coba2 nyari arti kata mangkok dari bahasa Jepang ke Indo, tiati ae. Tercengang lo* lengkap dengan satu obat juga.

Kamu copot earphone yang kamu pakai. Tersenyum samar ke arah Ali yang dibalas pula oleh senyum maut yang diberikan Ali untukmu.

"Hai," sapa Ali sambil menaruh nampan yang dibawanya ke atas meja nakas disamping ranjangmu.

"Kok kesini sih, yang?" tanyamu saat Ali menempelkan tangannya di dahimu untuk mengecek suhu tubuhmu.

Ali terlihat serius. Kamu bingung sama ekspresinya yang kaya gitu. Gak lama Ali mengubah posisi tangannya yang ada di dahimu berpindah ke pipi sambil mengelusnya lembut.

"Makan dulu ya, yang!" Ali mengeluarkan ucapannya yang tak terbantahkan. Kamu cuma manggut-manggut aja. Ali mengacak rambutmu gemas.

Ali mulai mengambil semangkuk sup ayam yang tadi dibawanya lalu menyuapkan ke kamu dengan pelan dan lembut.

"Kamu kok tau sih kalo aku belum makan?" Kamu bertanya ditengah suapan yang Ali berikan.

Ali menghentikan tangannya yang akan menyuapkan sesendok sup itu ke mululutmu. "Tadi mama kamu yang bilang terus aku disuruh bujuk kamu buat makan, eh ternyata gak pake dibujuk juga udah mau aja makan."

"Iya kan yang nyuapin pangeran aku." Kamu menoel pipi Ali sambil tersenyum senang. Rasa gak enak di badanmu seketika hilang saat Ali datang.

"Bisa aja deh. Belajar dimana ngegombal kaya gitu?" Ali kembali menyuapimu.

"Dari ini nih," jawabmu saat sudah menelan suapan Ali. Kamu mencubit pipi Ali gemas.

"Tinggal satu nih. Akkk..." Ali sok-sokan mau nyuapin kamu ala anak kecil gitu. Sendok udah deket ke mulut dijauhin lagi, mana pake segala pesawat-pesawatan lagi dibawa-bawa.

"Ali ihhh." Akhirnya Ali menyuapkan suapan terakhirnya. Memberimu air putih dan membantumu minum satu buah obat.

***

Ali duduk di ujung ranjangmu sambil merangkul pundakmu. Kamu memeluk pinggangnya erat hingga tubuhmu dan tubuh Ali tak berjarak. Menyandarkan kepalamu di dadanya yang bidang. Tempat ternyaman!

Kamu mendongakan kepalamu, Ali yang sedang menunduk memperhatikanmu sedikit kaget saat hidung kalian bersentuhan. Tapi gak lama dia senyum ke kamu lalu menggesek-gesekan hidungnya pelan sambil tertawa. Gemes deh!

Kalian sama-sama ketawa karena kelakuan kalian yang kaya anak kecil itu, tapi romantis sih.

Saling memeluk lagi untuk kembali. Pelukan Ali pokonya pelukan ternyaman yang kamu dapetin dari cowok, selain papa kamu.

"Mama sama papa aku kemana Li?"

"Waktu udah siapin makan buat kamu tadi kayanya mereka mau keluar deh soalnya udah rapi gitu," jelas Ali yang membuatmu ber-oh ria. "Kenapa?" lanjutnya bertanya padamu.

"Gapapa sih, tapi bisa manja-manja ke kamu hehe." Kamu mengakhiri ucapanmu dengan sedikit cekikikan. Ali mengacak rambutmu.

"Dasar!"

"Biarin, kenapa? Gamau manjain aku?" Kamu sok ketus ke Ali yang bikin Ali makin gemes terus gigit pipimu pelan.

"Aww... sakit sayang," ringismu yang sedikit dibuat-buat. Ali gigitnya pelan banget jadi gak mingkin sakit.

"Bo'ongnya kamu keliatan, yang! Pinter dikit dong kalo mau ngibulin aku." Kamu makin gemas sama pacar kamu yang satu ini. Ahkirnya kamu renggangin pelukan terus mendekatkan wajahmu sama wajah Ali. Ternyata oh ternyata-_- kamu balas gigit hidung mancung Ali, pelan juga.

"Ishh." Ali mengelus hidungnya yang mancung udah kaya perosotan anak TK. *gadeng, itu mancung bener* kamu menjulurkan lidah seolah mengejeknya.

Bener-bener sekarang sakitmu udah sembuh. Gegara dirawat sama dokter cinta azekkk :v

Mungkin Ali makin gemes sama kamu sampai dia menggelitiki pinggangmu. Kamu ketawa keras sambil coba membalas kelakuan Ali.

"AHAHAA iya Li ampun deh ampun," ucapmu disela tawa yang susah diberhentiin.

Rambutmu udah berantakan semua gegara kebanyakan gerak gak jelas. Bantal sama guling yang ada di ranjangmu juga udah terlempar ke mana-mana dengan tujuan menyerang Ali balik. Tapi tetep ae kamu gagal, kebanyakan tenaga cewek kalah sama tenaganya cowok vrohh.

"Kamu sih! Makannya jangan iseng, jangan nakal juga." Ali malah menyentil dahimu pelan. Kamu cuma bisa meringis nunjukin barisan gigimu yang putih.

"Iya-iyaa... udah ah cape!" Kamu kembali memeluk Ali.

"Yaudah bobo aja."

Kamu pun merebahkan diri dengan paha Ali yang menjadi bantalmu. Ali mengelus kepalamu sayang sambil sedikit menundukkan kepalanya untuk mencium keningmu.

"Cepet sembuh ya [Your Name]" Ali kembali mengantarmu untuk memasuki alam mimpi.

Saat nafasmu udah benar-benar teratur. Perlahan Ali memindahkan kepalamu ke bantal dan membenarkan posisi tidurmu lalu menyelimuti tubuhmu. Sebelum keluar Ali kembali mengecup keningmu.

"Night!" Ali mengelus pipimu sekali lagi baru dia melangkah untuk keluar dari kamarmu.

Kamu tidur nyenyak dengan diiringi pangeran sebagai pengantar tidurmu dan diberi bunga mimpi yang indah.

***

Haii... ketemu sama gue lagi wkwkk jangan bosen-bosen yak ;)
Semoga dibagian yang kali ini kalian masih bisa masuk ke dalam imajinasi gue yang alakadarnya ini :"v

Tinggalin jejak jangan lupa!
See yaaaa di khayalan2 selanjutnya.

~19 Mei 2016~

Aliando ImagineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang