[Love On Facebook Part 2]

966 69 16
                                    

Aku lupa minta sama tuhan untuk kirim orang yang bisa aku miliki selamanya, bukan cuma datang sesaat lalu pergi. —I Love You From 38.000 Feet (2016)

***

Kisah cinta gue sama Ali yang berawal dari facebook itu masih tetap berjalan hingga saat ini, lima tahun kita menjalin hubungan dengan status sebagai sepasang kekasih dan tiga minggu yang lalu kita berdua udah tunangan.

Ali mau tunangan sama gue karena dia mau kuliah di Yogyakarta, katanya mau ngiket gue biar gak kemana-mana. Yakali gue anjing apa pake di gituin?

Ehe.

Setia kan adanya dari diri kita sendiri, kalau gue bisa percaya sama Ali ya dia juga harus percaya sama gue.

Mengingat itu gue jadi inget juga kalo gue belum makan. Laper cuyy.

(( Nyambungnya sama makan apaan dah😂 ))

Gue whatsapp Ali dulu deh.

Dua puluh menit kemudian ada yang pencet bel rumah, gue segera bukain pintu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dua puluh menit kemudian ada yang pencet bel rumah, gue segera bukain pintu.

Cowok pencuri hati gue itu terlihat berdiri dengan senyum yang mengembang di wajahnya setelah pintu terbuka lebar.

Gue lihat suatu bungkusan yang dia bawa di tangan kanannya.

"Apaan tuh?"

"Katanya laper," jawab Ali.

"Masuk dulu aja deh." Gue menarik tangan Ali untuk masuk ke dalam rumah lalu menutup pintu lagi.

"Nih," kata Ali yang udah duduk di sofa sambil menyerahkan bunguksan tadi.

Gue intip isinya, ternyata ramen. Ali emang baik dan selalu perhatian sama gue makannya gue nyaman sama dia. Contohnya kaya sekarang ini, gue ngajakinnya keluar dia malah langsung bawain apa yang gue pengen.

"Makasih ya," ujar gue yang ditanggapi senyum tipis oleh Ali. "Aku ke dapur bentar."

Gue kembali lagi ke ruang tamu dengan membawa dua mangkuk ramen yang tadi Ali beli serta dua gelas air putih.

"Ramennya kok beda kaya biasanya? Kamu beli di mana?"

"Kenapa? Gak enak?" kata Ali balik bertanya.

"Enggak sih, lebih enak ini malah."

Ali mengambil sumpitnya lalu memakan ramen jatahnya yang sedari tadi masih belum di sentuh. Dia mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Yaudah abisin," katanya sambil lihat gue.

Kita berdua makan dalam diam. Makan sambil ngomong kan gak sopan hehe.

Selesai makan gue sama Ali ngobrol kecil, salah satunya bahas tentang dia yang mau berangkat ke Yogyakarta minggu depan.

"Gak kerasa minggu depan kita udah jauhan ya. LDR deh," ucap gue sedikit sedih mengingat tentang itu.

"Iya ya, waktu kenapa berlalu cepet banget."

Aliando ImagineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang