19. Always Waiting For You [Req]

1K 72 29
                                    

Cinta itu bukan hanya aku dan kamu saling sayang tapi ada point saling pengertian, merelakan sebagian waktu bahkan kematian Descendants of The Sun 2016 (Kdrama)

Siapa yang suka drama ini? Apa mungkin suka sama Joong Ki? AHAHAA

••❤••

Aku as yourself (readers)

Menjalani hubungan dengan perbedaan profesi yang sangat jauh memang menjadi beban untukku.

Tapi kalau sudah terlanjur cinta apa boleh buat?

Aku adalah seorang dokter dan pasanganku--Ali--berprofesi sebagai seorang pilot. Bisa di bayangkan bukan bagaimana kesibukan kita masing-masing hingga terkadang sulit mengatur waktu untuk sekedar bertemu.

Ali yang kerjanya di atas udara sedangkan aku di darat dengan jam kerja yang berbeda membuat kita berhubungan lewat telepon saja terkadang juga tak sempat.

Aku melupakan pikiran tentangku dan Ali saat ponselku berdering tanda ada panggilan masuk.

"Assalammualaikum," ucap seseorang di seberang sana dengan suara yang terdengar lelah.

"Waalaikumsallam, Li. Kamu di mana sekarang?" aku menanyainya seperti itu karena biasanya setiap berapa jam sekali Ali akan berada di tempat yang berbeda, lebih tepatnya kota yang beda.

"Sekarang sih di Juanda Surabaya tapi beberapa jam lagi paling juga udah pindah tempat hehe," balasnya diiringi tawa kecil. Aku juga ketawa.

"Pilot suka banget ya pindah-pindah tempat gitu?"

"Ya itu kan tuntutan pekerjaan. Yang penting aku gak pindah-pindah dari hati kamu kan." Dia berusaha menggodaku ternyata.

Aku ketawa lagi.

"Bisa aja sih. Yaudah kamu makan dulu sana nanti keburu gak ada waktu." Aku mengingatkannya.

"Siap tuan putri. Aku juga belom nyiapin penerbangan selanjutnya. Ya udah aku matiin ya."

"Iyaa. Take care ya. Cepet balik!"

"Besok udah balik kok. Kangen ya?"

"Udahhhh katanya mau di matiin," kataku dengan nada suara yang sedikit kesal. Sebenarnya aku hanya ingin menghindari pertanyaannya yang sukses membuat pipiku bersemu merah ini.

"Iya ini mau di matiin. Kamu juga jangan lupa makan!"

"Iya," jawabku singkat. Lalu panggilan itu terputus.

Aku tersenyum senang hanya karena hal-hal sekecil seperti ini. Suatu hal yang kecil saja sudah mampu membuatku bahagia.

Aku bangkit dari dudukku dan keluar ruangan untuk sekedar makan siang di rumah makan yang dekat dengan rumah sakit ini.

***

Hari ini aku masih harus bekerja. Sedangkan Ali kabarnya siang ini dia sudah sampai di bandara Soekarno-Hatta Jakarta.

Aku sudah bilang bahwa nanti aku ingin menjemputnya dan makan siang bersama.

Ah, rasanya sudah tak sabar untuk bertemu dengannya!

"Ini resepnya ya Bu. Nanti jangan lupa di ambil," ujarku sambil mengangsurkan selembar kertas berisi resep obat pada salah satu pasienku.

"Makasih, dok," kata perempuan setengah baya itu lalu tersenyum ramah. Aku juga tersenyum dan menganggukan kepalaku.

Pasien-pasien berdatangan silih berganti hingga jam makan siang tiba.

Aku segera membereskan barang-barangku dan melepas jas dokter yang menjadi kebanggaanku lalu melenggang pergi.

Aliando ImagineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang