30. Stay [Req]

1.1K 63 21
                                    

KARENA INI PART ALIANDO IMAGINE YANG TERAKHIR GUE MAU VOTE SAMA KOMENNYA DONG HEHE 1.700+ WORDS NIH :v

You'll be okay. You'll be fine, but ... what about me?

••❤••

Pagi ini gue udah siap menyambut hari pertama masuk sekolah dimana tingkat kelas gue jadi paling atas. Senior bro! Hehe. Semangat yang ada di diri gue udah menggebu buat menjalankan aktivitas rutin yang akan gue lakoni setelah libur panjang menyenangan ditemani kasur dan kawan-kawan.

Satu alasan lagi yang bikin gue makin semangat adalah mulai hari ini gue bisa ngelihat dia, cowok yang gue suka udah dua tahun lebih.

Sejak awal SMA gue selalu nyari tahu tentang dia, hingga memandanginya diam-diam saat ia sedang bermain futsal ataupun basket dengan teman-temannya.

Masuk kelas sebelas gue mulai berani menampakkan diri dan mengakui kalau ada rasa sama dia. Persetan sama aturan yang selalu jadi pedoman cewek kalau kaum kami tidak boleh mengatakan cinta lebih dulu kepada lelaki.

'Malu cuy!'

'Yang bener aja. Lo mau ngejatuhin harga diri apa?'

'Jual mahal dikit dong'

'Tunggu dia yang nyatain cinta ke lo dulu kenapa sih!'

Cih, gue sih bodo amat sama semua itu. Inilah diri gue. Terserah mereka mau berkomentar apa.

"Kenapa lo kak? Senyum-senyum sendiri gitu, kesambet ya?" kata adik gue yang saat ini baru saja menaikkan jenjang pendidikannya ke SMA.

"Ngawur lo kalo ngomong." Gue menyentil dahinya. "Gue seneng soalnya nanti lo pasti bakal dikerjain pas MOS," lanjut gue.

"Tai. Malah seneng di atas penderitaan adeknya," katanya kesal.

"Udah makan aja sih, ribet lo keburu makin siang."

Mama sama Papa cuma bisa geleng-geleng kepala kalau lagi lihat kita adu mulut kaya tadi.

***

Sampai di sekolah gue mengedarkan pandangan keseluruh lorong yang gue lewati berharap bisa melihat Ali di sana, tapi cowok itu masih belum gue temukan keberadaannya hingga saat ini.

Gue memutuskan buat masuk kelas baru yang udah ditentukan. Sahabat dekat gue masih satu kelas bareng gue.

"Wei pejuang cinta udah dateng," sapa Citra memelankan suaranya saat gue udah berdiri di sampingnya yang sedang duduk.

"Apaan sih," kata gue, "ini bangku sebelah lo buat gue kan? Apa lo mau duduk sama anak lain?" lanjut gue bertanya.

"Ya buat lo lah. Sini." Mendengar perkataannya gue langsung meletakkan tas di atas meja dan duduk menghadap Citra.

"Lama gue gak curhat sama lo."

"Kenapa? Lo mau curhat. Sok atuh, eneng siap jadi tempat sampahnya adek," balasnya yang bikin gue terkekeh.

"Sa ae daki monyet."

"Lo masih keukeuh perjuangin Ali?" tanyanya, gue mengangguk mantap.

"Iyalah. Gue percaya kok sesuatu yang yang dilakuin dengan tulus gak akan sia-sia. Perjuangan gak akan menghianati hasil," jelas gue tersenyum membuat Citra menggelengkan kepalanya.

"Udah mau jalan tiga tahun kalau sampai perjuangan lo menghianati hasil gimana?" tanyanya dengan sorot mata khawatir kalau gue akan terluka cuma karena cinta sendirian ini.

"We will see."

Bel tanda masuk berbunyi membuat anak-anak kembali ke dalam kelas meskipun kegiatan belajar mengajar belum dilaksanakan.

Aliando ImagineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang