CHEERFUL

16.1K 669 5
                                    

Mobil Irza dan Daraffa  telah sampai dirumah Mama dan Papa Irza. Irza yang sudah sangat rindu dengan kedua Orang Tuanya segera turun dan berlari memasuki rumah.

"MAMA PAPA IRZA UDAH DATANG" toa Irza ketika sampai dipintu rumah. Irza sudah membayangkan bahwa nanti dia setelah makan malam akan izin untuk menginap dirumah kedua orang Tuanya dia ingin Movie maraton dan bermain games dengan Abang tersayang Bang Dimas.

Mama yang sedang menyiapkan makanan di ruang makanpun menutup telinga mendengar teriakan Irza .

"Irza kamu ini yah mau bikin mama jantungan apa " ucap Mama kepada Irza. sedangkan Irza hanya tersenyum polos menanggapi ocehan sang mama.

"Daraffa mana ?" tanya Mama tapi sebelum Irza menjawab. Sudah keduluan oleh Daraffa.

"Assalamualaikum Ma " ucap Daraffa kemudian menghampiri dan mencium punggung tangan Mama mertuanya itu.

"Waalikumsallam, aduh Mantu kesanyanganya  Mama makin ganteng aja"irza yang mendengar pujian sang Mama kepada Daraffa hanya mencibir sedangkan Daraffa tersenyum. sebenarnya anak mama siapa kenapa tadi ketika Irza datang disambut dengan ocehan eh waktu Darrafamalah disambut dengan hangat . terdengar langkah kaki menuruni tangga  Irza melihat sosok tersebut dan langsung lari memeluknya erat  .

"Kak Dimas Irza Kangen "

"cih Bohong banget setiap hari juga ketemu di sekolah" ucap Kak Dimas tapi tak urung dia juga membalas pelukan Adik tersayangnya.

"Papa dimana Maah ?" tanya Irza dan melepas pelukanya dari Kak Dimas

"Papa lagi dikamar bentar juga keluar ayo kita keruang makan duluan. Daraffa pasti Udah lapar kan sayang ?" kata mama Irza yang diabalas anggukan samar oleh Daraffa .

"Anak Mama sebenarnya siapa sih kok yang lebih Diperhatiin Kak Daraffa sih daripada Aku " kata Irza kesal dan mendahului mereka semua untuk keruang Makan. mereka semua hanya terkekeh melihat kelakuan Irza yang masih sama walaupun telah menikah. wajar bukan ? ingat dia masih SMA.

Betapa rindu Irza terhadap masakan mamanya . dan sekarang sudah terdapat berbagai jenis makanan masakan mama diatas meja. dari gurame asam manis, semur ayam, capcai, sop dan masih banyak lagi .

"wah Mama makan besar kita " Ucap Irza bersemangat 

"halo sayang gak kangen sama Papa " suara ayah Irza  ketika , Diahendak duduk  Irza yang memang sudah teramat kangen dengan sang Papa langsung memeluk Papanya Erat

"heh udah dong jangan lama-lama meluknya , itu mereka semua udah lapar nungguin kita " ucap papa Irza dan menunjuk Daraffa, Mama dan Kak Dimas yang sudah duduk manis di meja makan.

"biarin Irza kangen soalnya sama Papa "

"iya Papa tau tapi kita makan dulu yah "Irza akhirnya melepaskan pelukanya dan duduk di meja makan . kegiatan Irza yang hendak meyendokan nasi kepiringynya harus terhenti karena perkataan mama. "sayang ambilin buat suami kamu dulu masa kamu biarin Daraffa ngambil sediri, istri Durhaka kamu gak bisa melayani suaminya dengan baik" Irza mendengus kesal mendengar perkataan sang Mama tapi dia tetap melakukan apa yang diperintahkan Mama

"Kamu harus belajar menjadi Istri yang baik mulai dari sekarang " ucap Daraffa tiba-tiba tepat ditelinga Irza membuatnya merinding seketika . Deru nafas Daraffa dapat Irza rasakan membuat jantungnya memompa dengan cepat. "ya Tuhan Daraffa kenapa ngomong kayak gitu apa dia mulai cinta sama gue dan nerima pernikan ini " batin irza .

Daraffa yang melihat Irza menegang hanya tersenyum dia gemas dengan tingkah Irza yang seperti ini. dia sendiri mulai menyadari bahwa dia termakan omonganya sendiri bahwa tidak akan mencintai wanita yang telah menjadi istrinya ini. dan ternyata perlahan hati Darraffa telah luluh kehangatan mentari yang dimiliki Irza telah mampu mencairkan bongkahan Es dihatinya. memang benar kata orang Cinta tumbuh Karena terbiasa. tetapi dia masih ragu untuk mengatakan behwa perasaan ini adalah CINTA.

Makan Malam dlewati mereka dengan berceloteh ria, menceritakan masa kecil Irza yang memalukan kepada Darraffa yang sering kali membuat pipi Irza memerah malu membuat semua terkekeh, dan Darrafa sendiri semakin Gemas dibuatnya. Malam ini ada sisi lain Darraffa yang dilihat Irza yaitu sneyum tulus tanpa beban bahwa dasarnya pernikahan ini bukanlah sebuah paksaan lagi bagi Darffa hal itu membuat Irza tersenyum bahagia karena dia memang telah mencintai Daraffa. semoga Pernikahanya akan bahagia kedepanya. harap Irza.

*******************

Irza dan Daraffa telah sampai di Sekolah rona Bahagia terpancar jelas diwajah mereka. Daraffa sudah tak lagi dingin dengan   Irza  bahkan sekarang Darrafa selalu memberikan perhatian-perhatian kecil kepada Irza seperti memakaikan seatbelt  ketika dimobil , berbicara lembut kepada Irza, dan bahkan sekarang ,mengantarkan  Irza sampai di depan kelas Irza. hal itu membuat semua orang dikoridor menatap mereka. Irza dihadiahi tatapan sinis dari para fans  Daraffa tapi hal tersebut tak dipusingkan olehnya.

"Gak usah peduliin mereka " kata Daraffa mengerti situasi saat ini

"iya kak " ucap Irza dan tersenyum kepada Daraffa.

Darraffa mengacak rambut Irza gemas dan membalas senyumanya kemudian berjalan meninggalkan Irza untuk ke Kelasnya.

Irza memasuki kelas dia sudah dihadiahi tatapan menggoda dan senyum jahil dari sahabatnya  Ninda tetapi tidak dengan Gibran dia seperti terlihat kesal. tapi kenapa ? .

"cie udah adem ayem sama ayangnya " ucap Ninda ketika Irza duduk dibangkunya.

"Apaan sih kamu Nin " pipi Irza memanas rasa bahagia dan malu mebuncah dihatinya.

"kamu pacaran sama kak Daraffa ?" ucap Gibran datar dari arah belakang. Irza bingung harus menjawab apa .

"eng.. eeng gue gak pacaran kok sama kak Daraffa " "iya bukan pacar tapi istrinya Gibran" lanjut Irza dalam hati .

"syukur deh" jawab Gibran dan tersenyum. jujur tadi Gibran teramat Kesal melihat Irza yag begitu dekat dengan Daraffa hatinya panas.

****************

 Irza  Gibran, dan Ninda kini telah berada dimeja kantin. tadi setetlah bel istirahat mereka bertiga langsung beregags ke Kantin karena di paksa Ninda yang katanya sudah Lapar sekali.

"gila Gibran ngakak gua hahahahahah" tawa Ninda dan Irza pecah saat Gibran menceritakan kejadian kemarin ketika dia dikejar-kejar banci  .

"ketawa terus seneng yah liat temen susah " ketus Gibran dan menyeruput es teh miliknya.

"yaelah Gibran Baper " ucap Irza yang masih tertawa

"udah deh ah " kesal Gibran

"iya-iya maaf abis lo lucu banget sih bisa sampe dikejar banci kayak gitu " kata Ninda setelah berhasil meredakan tawanya.

"IRZA " teriak seseorang dari arah pintu kantin

irza menoleh dan senyum manis terukir diwajah cantiknya "Kak Daraffa sini" panggil Irza, Daraffa dan Andika segera berjalan kearah meja yang di duduki Irza .

"Fafa" ucap seorang gadis dengan gembiranya.

sebuah suara lembut mengintrupsi kegiatan Daraffa yang hendak Dududk tubuhnya menegang syaraf-syarafnya seakan berhenti bekerja "suara itu suara itu " hanya kata itu yang terus berputar diotaknya  dia tak berani menatap kebelakang .  Andika sahabatnya tak kalah kaget tetapi cepat cepat merubah ekspresinya menjadi datar sedangkan Irza dan yang  lain hanya bingung menatap mereka. melihat ekspresi Daraffa yang seperti itu ada bagian didalam hati Irza yang terasa sakit. "tuhan kenapa kaka Daraffa" batin Irza lirih.

==============================

Oke Guys konfliknya mulai muncul nie...

Kira-kira siapa cewek itu yah ?

leave Voment please :*

Abaikan typo yang bertebaran





SIXTEEN (Young Marriage)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang