Different

15K 593 19
                                    

Irza bingung ini sudah hari ketiga Gibran tak mau berbicara denganya entah kenapa?. tak biasanya Gibran seperti ini, jika masalahnya karena Irza melarang Gibran untuk memanggilnya dengan panggilan sayang, biasanya Gibran tidak akan marah dan akan bersikap seperti biasa, tetapi setelah kejadian itu Gibran sama sekali tak ingin sekedar menyapa dan terkesan menjauhi Irza. apa Irza melakukan kesalahan kepada Gibran? tapi apa ? Irza sangat bingung kenapa sampai Gibran bisa bersikap seperti itu. karena keasikan melamun Irza tak menyadari bahwa sedari tadi sudah ada orang disampingnya.

Irza tersentak kaget ketika merasakan benda dingin mengenai pipinya. ketika ingin membombardir orang yang telah mengagetkanya dengan berbagai cacian Irza terhenti saat mengetahui siapa orang itu .

"Abang"

"hmm, kenapa kamu masih disini gak nonton Daraffa tanding ?" tanya kak Dimas sambil membuka tutup botol mineral dingin yang ada ditanganya kemudian meneguknya secara perlahan.

"ini mau pergi Bang tapi masih nungguin Ninda, dia lagi ke toilet" jawab Irza lesuh, Dimas memperhatikan Adiknya yang terlihat tak bersemangat apa yang sedang terjadi dengan Adik kesayanganya.

"Kamu kenapa Dek ? lesu banget hari ini " Irza menghembuskan nafasnya perlahan kemudian menatap Dimas, apa dia harus menceritakan kegundahan hatinya saat ini kepada Dimas?

"Berantem sama Daraffa?" tanya Dimas lagi ketika tak kunjung mendapatkan jawaban dari Irza.

Irza menggeleng, "bukan Kak, Aku sama Kak Daraffa baik-baik aja. tapi Gibran Kak"jawab Irza

"Gibran?"Dimas mengernyitkan keningnya bingung kenapa dengan Gibran?

"iya Kak Gibran udah tiga hari dia gak mau ngomong sama Irza dan terkesan menghindar gitu Kak. Irza bingung kenapa dia kayak gitu , Irza gak tau Irza salah apa sama dia Kak"

"Aneh gak biasanya dia kayak gitu ke kamu, bener kamu gak ada salah sama dia Dek?" Irza mengangguk yakin, seingatnya dia tidak melakukan sesuatu yang melukai hati Gibran, atau sebernya ada tetapi dia tak menyadarinya?entahlah.

"udah dek kamu coba ngomomg sama dia tanya kenapa dia kayak gitu, yaudah skarang kamu pergi nonton Daraffa tanding gih kayaknya, udah mulai itu" nasehat Dimas

"tapi Nindanya belom dateng Bang. Abang duluan aja"

"yaudah abang duluan yah" setelah itu Dimas berdiri dan pergi kerah lapangan basket terlebih dahulu.

***********************************

Irza terus mengomeli Ninda karena akibat keterlambatan Ninda Irza tidak bisa duduk di bangku paling depan untuk menyaksikan Daraffa, padahal dia sudah berjanji untuk menjadi penonton yang paling depan tapi akibat ulah Ninda hal itu tidak dapat terlaksana.

"kamu sih Nin lama banget tau" omel Irza yang dibalas cengiran cantik ala Ninda.

"maap zaa lu kan tau gua kalau udah dapet panggilan alam itu bakal lama banget merenung di toiletnya."jawab Ninda.

Irza sudah tak menggubris ucapan Ninda dan lebih memilih fokus terhadap pertandingan, Irza merasa sedari tadi ada yang menatapnya tapi siapa? Irza mengedarkan padanganya keseluruh lapangan dan pandanganya terhenti ketika melihat Gibran yang duduk paling depan .

wait..wait..kok Gibran Duduk deket Vita sama Kak Linda, padahal Gibran teramat menjauhi mereka kok sekarang mereka bisa bareng.

"Nin liat depan deh Kok Gibran bareng mereka yah?" tanya Irza, Ninda yang fokus kepada pertandingan sejenak mengalihkan padanganya untuk melihat sosok yang dikatakan Irza. Ninda mebulatkan matanya , kenapa Gibran bersama mereka padahal mereka tau Vita sama Linda itu jahat. tapi sekarang kenapa Gibran bersama mereka.

SIXTEEN (Young Marriage)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang