i'm Fine

10.3K 541 37
                                    

"Maka Aku yang akan melepaskan Kakak"  Ucap Irza dingin, tetapi masih terlihat tatapan kecewa dan sedih dimatanya.

Daraffa membeku ditempatnya dia tak menyangka bahwa ucapan yang tak pernah ingin didengarnya terucap dari bibir gadis yang sangat disayanginya. rasa sakit dan takut kehilangan yang teramat menyeruak memenuhi dadanya. tak pernah terbesit sedikitpun dalam fikiranya untuk berpisah dengan Irza.

"Kamu ngomong apa sayang Kamu bakal selalu ada sama Aku" Ucap Daraffa bergetar dan bergerak mendekat kearah Irza mencoba merengkuhnya tapi lagi-lagi Irza menghindar.

"Udah larut Kak mendingan Kakak pulang " Ucap Irza dan berbalik meninggalkan Daraffa yang tengah berdiri dengan tatapan kosong.

"Oh iya satu lagi nanti Aku akan bilang ke Papa untuk ngurus Perceraian kita  secepatnya Kak" Kata Irza tanpa berbalik menatap Daraffa, dia takut jika dia melihat Daraffa dia akan goyah dengan keputusanya, Cukup dia sudah lelah dengan rasa sakit ini. Biarlah keputusanya ini memberikan rasa sakit yang teramat tetapi hanya sekali daripada tetap bertahan tetapi terus tersakiti tanpa kepastian, bukanya Irza menyerah mempertahankan hubungan mereka, namun hatinya sudah tidak sanggup lagi ditempa dengan rasa sakit ditambah sikap Daraffa yang seperti tidak peduli ketika dia tersakiti.

Dengan perlahan Irza menaiki tangga mencoba tegar tapi nyatanya dia kembali menangis. Irza tersentak ketika merasakan seseorang memeluknya dari belakang dengan sangat erat.

"Aku mohon sebentar saja"Ucap Daraffa ketika Irza hendak melepaskan pelukan Daraffa. merasa  Irza menurut Daraffa semakin mengeratkan pelukanya. Irza merasakan  bahunya basah namun karena ego yang tinggi Irza hanya terdiam tak mau menatap kearah Daraffa.

lama mereka berpelukan, tak ingin larut Irza melepaskan pelukan Daraffa  rasa kehilangan menyeruak didalam diri keduanya. Irza berusaha menahan air matanya berbalik dan menatap Daraffa.

"Sudah selesai, Kakak boleh pulang" Kata Irza dingin dan langsung pergi kekamarnya meninggalkan Daraffa dengan rasa kehilanganya.

"mending sekarang lu pulang" Ucap Dimas yang sudah ada didepan Daraffa.

"Dim gue sayang sama Irza gue gak mau pisah"

"Basi !! mending sekarang lu pergi" Ucap Dimas emosi kemudian mendorong Daraffa keluar dari rumah mereka. tak ada perlawanan dari Daraffa karena tenaganya sudah hilang entah kemana ketika Irza berkata ingin berpisah dengan dirinya.

"Gue bakal bikin Irza balik sama gue, Gue janji" Ucap Daraffa sebelum pergi.

***************************

Irza meluapka semua rasa sakitnya dengan menangis sendiri dikamarnya, ini keputusanya untuk berpisah.

"Kuat Irza, Setelah ini Kamu gak bakalan ngerasain sakit lagi" lirih Irza kepada dirinya sendiri.

"Dek" Panggil Dimas ketika mendengar suara tangisan dari dalam kamar Adik kesayanganya.

"Aku mau sendiri Bang" Ucap Irza terisak, dengan tak rela Dimas berjalan meninggalkan Kamar Adiknya. karena dia sadar Irza butuh untuk sendiri saat ini.

"kalau ada apa-apa panggil Abang" Ucap Dimas dan berlalu.

Irza menangis sepuasnya meluapkan rasa sakitnya sendiri .  meyakinkan dirinya bahwa ini terakhir kalinya dia menangis.

"Nangis Zha, dan besok lu gak perlu nangis lagi" Irza mencoba menguatkan dirinya.

*******************************

"Dek  udah siapa belum ?" Ucap Dimas membuka pintu Kamar Irza dan mendapati Adiknya sudah siap untuk kesekolah.

"Udah Kok Bang , Ayo berangkat" Ucap Irza ceria kemudian berjalan mendahului Dimas ke ruang makan untuk sarapan. Dimas menatap Adiknya dengan pandangan yang sulit diartikan dia fikir Adiknya akan kembali terpuruk tapi nyatanya  pagi ini Dimas disambut senyum ceria dari Irza walaupun senyum itu tak mampu menutupi lukanya. tak lupa mata Irza yang membengkak karena menangis semalaman

SIXTEEN (Young Marriage)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang