scared

14.4K 584 11
                                    

Irza menarik nafasnya perlahan mencoba meredakan tangisanya, memegang dadanya yang kini sesak dengan rasa takut. kalimat-kalimat ancaman itu ternyata terus datang menghantui hari-hari Irza, seperti ketika dikamar mandi, kelas, parkiran ,taman sekolah, Irza selalu menemukanya, Irza tak ingin memberitahukan Daraffa soal ini, padahal Ninda sudah memaksanya. Irza meremas kuat kertas ancaman yang baru saja didapatnya setelah kembali dari toilet.

"honey mukanya jangan sering ketakutan gitu dong, tenang aja Aku bakal bikin Daraffa pergi dari Kamu secara perlahan jadi gak akan terlalu sakit, dan akhirnya.....

taraaaaaaaa, Daraffa bakal ninggalin kamu."

Y.Enemy

"lu harus kasih tau Kak Daraffa tentang semua ini Irza" ucap Ninda ketika melihat Irza yang tak kunjung merasa baikan setelah menangis.

"Gak usah Nin"

Ninda megacak rambutnya frustasi, dia tidak habis fikir siapa orang yang begitu jahatnya sampai bisa melakukan hal-hal tak berperikemanusiaan seperti ini, apa Vita? Linda atau Dia... Ninda membulatkan matanya ketika mengingat sosok yang kemarin dilihatnya ditengah lapangan apa mungkin Dia yang melakukanya tapi apa mungkin? bukankah dulu dia yang memilih pergi meninggalkan Irza, dan secara mengejutkan dia bisa ada di sekolah mereka dan ikut tanding basket mewakili sekolah lain. Ninda ingin memberitahu Irza tentang sosok tersebut tapi dia takut Irza akan lemah seperti dulu . Ninda berjalan kesana kemari seperti orang gilang dan tak sengaja matanya menangkap sosok, Gibran yang tengah menatap Irza dan dirinya menyadari itu Gibran segera pergi.

"Gibran?? apa mungkin dia ? tapi dia gak mungkin sejahat itu sama Irza" batin Ninda. merasa kepalanya sudah cukup pusing memikirkan semua ini dan melihat Irza yang sudah tenang Ninda langsung menyeret Irza ke Kantin.

**************************

ooh tuhan Dada Irza semakin sesak ketika memasuki kantin Dilihatnya Daraffa yang kini sedang duduk dan tertawa bersama Vita, dan Andika yang menatap mereka berdua datar. sepertinya Andika sangat tidak menyukai keberadaan Vita. menyadari keberadaan Irza Daraffa memanggilnya untuk duduk bersama, Vita menatap Irza sambil tersenyum sinis membuatnya menunduk.

"mau makan apa sayang biar Aku pesenin" tanya Daraffa ketika Irza sudah ada disampingnya.

"Bakso Sama Es jeruk aja Kak" jawab Irza sambil memaksakan senyum diwajahnya.

"Oke sebentar Aku pesenin yah" Daraffa mengacak rambut Irza sebentar kemudian pergi  memesan makanan untuk Irza.

Ninda Menatap sinis Vita yang duduk didepanya, kenapa ini cabe-cabean busuk bisa bareng Andika dan Daraffa .

"Ngapai lu Cabe busuk bisa ada disini?" tanya Ninda sarkatis sambil tetap menatap Vita sinis pertanyaan Ninda tersebut sukses membuat Andika terbahak Apa?Cabe busuk ?
sedangkan Vita membulatkan matanya  sudah kesal setengah mampus dia saat ini kalau tidak ada Daraffa sudah dia sumpal mulut Ninda pakai sepatu.  dengan tersenyum yang dipaksakan Vita menjawab.

"lu ngomong apa sih Nin, gua kan cuma pengen gabung  mau minta maaf sama Daraffa dan Irza gua sadar kok gua seharusnya gak maksaain diri untuk memiliki Daraffa karena sekarang Dia udah punya Irza." jawaban Vita tersebut sukses membuat mereka semua  tercengang, Andika dan Ninda sontak saling memandang kemudian menatap tak percaya Vita, gadis angkuh yang akan dengan segala cara merebut apa yang dia mau.sekarang bisa berkata seperti oh god dunia pasti mau kiamat pikir Andika dan Ninda. Irza merasa ada yang tidak beres dengan perubahan sikap Vita pasti ada yang dia rencanakan tidak mungkin Vita bisa berubah baik scepat ini.

Daraffa yang datang membawa semangkuk bakso dan es jeruk pesanan Irza ikut menimpali perkataan Vita.

"iya sayang Vita mau minta maaf karena sikap buruk dia selama ini sama kamu. kamu mau kan maafin dia?" dengan ragu Irza mengangguk .

SIXTEEN (Young Marriage)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang