Misunderstand

11.7K 583 31
                                    


"Lu harusnya dengerin penjelasan dia dulu" Nasehat Andika setelah mendengar curhatan sahabatnya Daraffa tentang Irza.  kini mereka sedang berada dilapangan Basket sekolah.

"Gua emosi Dik, gua gak bisa ngontrol emosi gua, coba lu bayangin jadi gua Dik ngeliat orang yang lu sayang pelukan sama orang lain terus itu di rumah lo sendiri Dik" Sungguh Daraffa bukan marah tetapi terlebih dia kecewa terhadap Irza yang bisa-bisanya membawa Rangga ke rumah mereka, apa gadis itu masih mencintai Rangga? sepertinya memang iya Irza masih mencintainya dan pikiran itu sukses membuat dada Daraffa teramat saesak.

"Kayaknya Dia masih sayang sama Rangga" Lirih Daraffa sambil menatap kosong kearah ring basket

"Lu nggak boleh nyimpulin sesuatu berdasarkan yang lu lihat gitu aja Bro, tapi lu harus dengerin penjelasan dari Irza, Gue yakin dia pasti punya penjelasan tentang semua ini"  Ucap Andika kemudian mengambil bola basket dari tangan Daraffa.

"entahla gua bingung Dik, gua takut denger kenyataan kalau Irza masing cinta sama Dia" kini Daraffa megalihkan padangnya kepada Andika. sahabatnya itu hanya mentapnya iba. kemudian melemparkan bola kearah ring.

"lu yang belum tau kejelasan tentang masalah itu aja udah uring-uringan gak jelas kek gini, gimana nanti Irza yang mengetahui kenyataan kalau malam itu lu .." ucap Andika yang menggantung pada akhirnya ketika meihat tatapan bersalah yang muncul diwajah Daraffa. menurut Andika keputusan Daraffa malam itu adalah hal paling bodoh yang dia lakukan, apalagi mereka harus membohongi Irza kalau malam itu mereka pergi untuk reuni SMP.  rasa bersalah yang teramat mulai menggerogoti  Daraffa,  Dia bisa seemosi itu ketika Melihat Irza dan Rangga, tapi dia tidak pernah memikirkan bagaimana jika Irza mengetahui kenyataan yang disembunyikanya.

"Gu,,gu,,e " Daraffa memejamkan matanya erat mencoba meredakan rasa bersalah di dalam dirinya, amarahnya kepada Irza kini malah berubah menjadi rasa bersalah . direbutnya bola dari tangan andika dan melemparkanya dengan keras ke lantai. Andika yang melihat sahabtanya seperti itu hanya mampu terdiam dia tau sahabatnya kini dalam masalah yang cukup rumit, tapi diaharus menghadapinya karena itu yang telah dia pilih.

"gue bakal dibunuh ortu gue kalau mereka tahu, apalagi kalau Dimas dan orang tua Irza tahu mereka mungkin bakal misahin gua dari Irza,  gua gak mau itu sampai terjadi Dik"  Andika hanya menganggukan kepalanya mendengar ucapan daraffa.

"Dan gua gak bakalan sanggup Dik" ucap Daraffa lagi sambil mengusap wajahnya frustasi.

Andika menghirup nafasnya berat seakan ikut merasakan apa yang kini dirasakan sahabatnya.

"Gue tau". Ucap Andika.

************************

Irza berjalan kearah taman belakang sekolah sambil terus menangis, kenapa semuanya sekarang menjadi seperti ini, masalah terus datang dalam kehidupanya, Gibran yang mencintainya, kesalahpahaman antara dia dan Daraffa, kemudian kembalinya Rangga ke kehidupanya entah apalagi masalah yang akan muncul.

langkah Irza terhenti karena dihadang oleh Vita dan Linda.

"permisi Kak Aku mau lewat" ucap Irza tak menatap wajah mereka.
 Vita tersenyum sinis melihat kondisi Irza saat ini. itulah balasan jika dia berani mengambil Daraffa darinya.

"Jangan buru-buru dong, gue cuma pengen ngobrol sama lu" ucap vita sambil bersedekap.

"Kakak mau ngomong apa " cicit Irza

"lu udah liat kan Daraffa akhirnya balik ke gua karena Dia itu emang dasarnya cintanya cuma buat gue, "  Irza yang sedari tadi menunduk kini mendungakan kepalanya menatap Vita.

SIXTEEN (Young Marriage)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang