TRUST

14.9K 686 3
                                    

Irza memeluk erat sosok yang tadi telah menyelamatkanya dari terkaman Vita dan Linda. air matanya terus mengalir rasa takut masi menjalar dalam tubuhnya. kenapa ketika hubungan dia dengan Daraffa mulai membaik malah datang Pengganggu dalam hubungan mereka.

"Abang Irza takutt , "irza teringat kembali akan semua perkataan Vita yang menyuruhnya untuk menjauhi Daraffa dia tidak dapat melakukan itu karena dia mencintai Daraffaa . Irza mencengkram erat kemeja Dimas.

Dimas mengusap lembut kepala Adiknya menyalurkan kekuatan, agar Irza bisa tenang dan merasa aman. dia sangat geram mengingat perlakuan Vita terhadap adiknya untung saja dia perempuan kalau tidak sudah babak belur oleh Dimas.

"Udah dek abang disini jangan nangis lagi, kamu udah jelek nanti tambah jelek lagi" ucap Dimas mencoba mengembalikan kembali senyum adiknya.  Irza yang mendengar itu spontan memukul lengan kekar milik Abangnya melepaskan pelukan dan tersenyum lembut kepada abangnya walaupun kedua mata Irza masih berkaca-kaca.  Dimas mengulurkan tanganya kewajah Irza dan menghapus pelan air matanya.

"udah sana ke kantin kamu udah ditunggu sama yang lain Abang mau ke kelas dulu'" Irza mengangguk dan bergegas pergi dari hadapan Dimas menyusul Ninda dan Gibran yang sudah duluan ke kantin.
Dimas menatap sendu kepergian adiknya, dia tidak mau kejadian di masa lalu terjadi untuk kedua kalinya, dia tidak mau adiknya kembali rapuh karena masalah cinta. dia berjanji akan menjaga Irza dari dua Medusa laknat itu. dia tidak akan segan-segan menyakiti mereka jika Irza kenapa-napa.

******************

sesampainya Irza dikatin dia disambut dengan senyum hangat milik Daraffah yang sejak tadi sudah bergambung dengan kedua sahabat Irza menunggunya. Irza ikut tersenyum tetapi senyumnya segera memudar tatkala dia melihat Vita dan linda yang memandangnya benci dari pojok kantin. segera dia alihkan tatapanya dan duduk disamping Daraffa.

"Kamu nangis beb ?" tanya Gibran ketika mengamati wajah Irza yang terdapat bekas air mata.

"Gaak kok Bran" jawab Irza gugup dia tidak mau mereka tau insiden yang terjadi di toilet. Daraffa yang menyadari kegugupan bicara Irza yakin bahwa ada sesuatu yang tidak beres terjadi pada gadisnya  dia akan mencari tahunya nanti.

"Sayang Ayo makan " Gibran tak menyadari bahwa panggilanya terhadap Irza membuat seseorang diantara mereka merasa panas dan ingin menonjok muka gantengnya itu. Ninda yang mulai merasakan perubahan susana  menjadi tegang antara kedua laki-laki tersebut berusaha untuk membuat ceria suasana.

"Irza lo tau gak kemarin gua liat Cowok ganteng lewat komplek gua "Andika yang mendengar itu mencibir. Ninda yang tidak memperdulikan Cibiran Andika terus saja mengoceh.

"Gila dia ganteng banget huh kemarin itu serasa pengen gua halalin tau '

"emang dia mau sama lo " kini Gibran mulai menimpali pembicaraan Ninda

"yaiyalah dia pasti mau secara gua itu cantik, baik, rajin menabung, rajin sholat rajin mengaji, apalagi coba yang kurang dari cewek kayak gua satu kata PERFECT " Ucap Ninda PD dengan menggebu-gebu.

"Helo cantik dari mana ? cantikan juga Banci taman lawang" Hina Gibran tak berperikemanusian kepada Ninda. Ninda yang dihina langsung mencak-mencak gak jelas dan menjambak rambut Gibran.  Daraffa dan Irza tertawa melihat tingkah kedua sahabat Irza itu. Kekanakan Fikir Daraffa.

"aaaaaaa sakit tau Nin lepasin" rintih Gibran kesakitan karna jambakan Ninda.

"rasaain lo makanya jangan ngehina cewek cantik macam guaa, dasar cowok jelek, sono jadian sama Bi inah pembantu tetangga gua  cocok lo berdua. " ucap Ninda bersungut sungut.

"aaaa iya deh iya ninda cantik." Gibran mencoba merayu Ninda agar melepaskan jambakanya.

'gitu dong dari tadi gua tau gua cantik dari dulu" kata Ninda bangga dan melepaskan jambakan rambut Gibran kemudian mengibas-ngibaskan rambutnya seperti iklan shampoo seakan menunjukan bahwa dirinya memang cantik. dia tersenyum puas melihat Gibran yang kalah argumen darinya. Gibran terus mencibir sambil megusap-ngusap kepalanya yang perih akibat jambakan Ninda.

"Irza kamu cantik hari ini" ucap Daraffa tiba-tiba membuat Irza yang sedang meminum es teh tersedak. pipinya memanas karena malu sekaligus bahagia .

"cie pipi Irza merah, hahahah"goda Andika yang membuat Irza semakin malu Daraffa hanya tersenyum melihat Irza yang seperti itu membuatnya gemas.

"cieee cieee ciee yang lagi poling in lopppppp" goda Andika dan Ninda bersamaan . Gibran menatap tidak suka kepada Daraffa.

"Cih Gombalan receh" ujar Gibran sewot, yang membuat semua menatapnya. dia hanya menaikan keningnya seolah berkata "apa?" .

'Sewot amat pak" kata Ninda. tapi tak dibalas Gibran dan memilih menyatap Baksonya dengan beringas.

************************

kini Irza dan Daraffa sudah berada dalam mobil milik Daraffa untuk pulang selama perjalanan Irza hanya diam dia masih berusaha mencerna omongan Vita. Daraffa menatap Bingung Irza yang tidak ceria seperti biasanya.

"Kamu kenpa ?'" tanya Daraffa lembut setelah sampai dirumah.

Irza yang sedang melamun tersentak dengan pertanyaan Daraffa barusan. Daraffa menghela nafas pelan dan bertanya kembali dia tau ada sesuatu yang tidak beres dengan Irza.

"Kamu kenapa ?'" Irza yang tidak tau harus menjawab apa terdiam . Tetapi tiba-tiba ada satu pertanyaan yang ingin ditanyakan oleh Irza.

"Kak. Kakak beneran Cinta sama Aku ?" tanya Irza tanpa menjawab pertanyaan Daraffa barusan.

Daraffa tersenyum kemudian menggenggam jemari Irza menautkan sela-sela jari mereka memberikan kenyamanan satu dengan yang lainya walau hanya dengan sebuah genggaman. Irza mentap lurus Daraffa menanti jawaban.

"Kamu adalah oase ditengah gersangnya hidup Kakak . yang mampu memberikan keteduhan dalam hidup Kakak. Kamu tau irza ???" Daraffa berhenti sebentar dan mentap dalam Irza yang tertegun mendengar penuturan Daraffa.

"Tak ada kata yang bisa menggambarkan rasa cinta kakak sama kamu . rasa Cinta yang tumbuh karena semua yang ada dalam dirimu. jia kamu bertanya apa alasan Kakak mencintai dirimu .jawabanya karena kamu adalah Firza Letisya Khairunnisa yang mampu merenggut dan membolak-balikan seluruh dunia Kakak sehingga hanya berpusat pada satu titik yaitu Kamu IRZA"

Irza yang mendengar itu tak kuat menahan tangis bahagianya, dia langsung memeluk Daraffa erat seolah tak mau melepaskan.Daraffa mengusap pelan rambut Irzaa, mengecup puncak kepalanya berkali-kali dan tersenyum bahagia melihat gadisnya.

Daraffa melepaskan pelukanya. mengusap pelan air mata Irza, kemudian mencium kening Irza lembut. "jangan dengarkan kata orang, satu hal yang perlu kamu tau. Aku Cinta Sama Kamu Irza" ucap Daraffa penuh ketegasan yang dibalas Anggukan semangat dan senyum Bahagia diwajah cantik Irza. mereka kembali berpelukan erat dengan senyum yang tak pudar dari wajah keduanya membagi rasa bahagia dan cinta yang membuncah diantara keduanya.

==================

oke guys semoga updetan kali ini bikin lo semua seneng thanks buat dukunganya @put_dj

dan untuk kalian guys jangan lupa tinggalkan jejak.

Voment please ? :D

SIXTEEN (Young Marriage)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang