Survive or Not ?

10.1K 524 58
                                    

Happy Reading Guyssssss !!

I Hope you like this

==========================================

Gibran terdiam memandang Irza yang masih menangis sejak tadi. Gibran begitu panik ketika Irza menelponya dengan keadaan menangis, dengan kecepatan tinggi dia melajukan mobilnya ke tempat Irza. tadi ketika dia sampai Irza langsung memeluknya dan menangis keras dipelukanya hatinya sakit melihat orang yang dicintainya seperti ini.

"Kamu kenapa??" Tanya Gibran lembut sambil mengusap kepala Irza sayang. dengan sesenggukan Irza melepas pelukanya dan menatap Gibran.

"Bawa gue pergi dari sini Bran" Mohon Irza, Gibran masih berfikir apa yang sebenarnya terjadi sehingga membuat Irza seperti ini.
tanpa bertanya lagi Gibran kemudian mengikuti kemauan Irza untuk segera membawanya pergi dari situ.

"sekarang kita mau kemana ?" tanya Gibran setelah mereka berada di dalam mobil.

"Terserah lu "Jawab Irza sendu sambil menatap kerah jendela mobil.

Gibran yang melihat kesedihan Irza kemudian berinisiatif untuk membawa Irza ketempat yang sejak awal ingin ia tunjukan kepada Irza tetapi harus dia urungkan ketika mengetahui bahwa Irza telah menjadi milik orang lain.

Gibran memberhentikan mobilnya di sebuah danau.

"Danau?"Irza bertanya pelan

"Iya Danau Indah kan?" jawab Gibran sambil menatap Irza, Irza hanya menjawab dengan sebuah senyuman walaupun tidak mampu menutupi kesedihanya saat ini. Gibran menghembuskan nafasnya pelan.

"Sebenarnya bukan ini yang pengen aku tunjukin, ayok ikut aku" Ucap Gibran kemudian keluar dari mobil yang disusul oleh Irza. Gibran menarik tangan Irza lembut dan membawanya berjalan kearah bukit di dekat danau.

"Lu gak mau macem-macem sama gue kan Gib?" tanya Irza ketika melihat arah jalan yang mereka tujuu menuju kesebuah semak-semak. mendengar pertanyaan Irza Gibran hendak tertawa, tetapi sepertinya dia harus mengerjai Irza terlebih dahulu.

"menurut Kamu" Jawab Gibran sambil menatap Irza intens serta sengaja menggenggam lebih erat tangan Irza.

"Gib lu, Sumpah Gib lu jangan macem-macem sama Gua, gua bakal triak"Ucap Irza yang mulai cemas.

"Teriak aja "Jawab Gibran acuh, kemudian menarik Irza semakin mendekat kearahnya, Irza semakin cemas ketika tubuh mereka hampir menempel dia sudah ingin menangis, ketika Gibran  tiba-tiba tertawa dengan biadabnya.

"HAHAHAHAHHA Astagfirullah, Irza weh, Kamu jangan mikir yang aneh-aneh Aku cuma pengen nunjukin sesuatu ke Kamu, inget kata Aku kan ? Aku gak bakal mungkin nyakitin orang yang Aku sayang. " Mendengar itu Irza menatap Gibran kesal bisa-bisanya dia dikerjai seperti itu, tidak tahukah Gibran kalau tadi jatungnya hampir keluar dari tempatnya saking takutnya  tadi.

"Lu !!! Gibran Sumpah nyebeliiiiiinn" teriak Irza kesal kemudian menginjak kaki Gibran.

"Awwwww Irzaa " Gibran kemudian memegang kakinya yang tadi diinjk oleh Irza, sumpah Kakinya benar-benar sakit. kekuatan Irza ketika kesal memang luar biasa.
Irza yang mendengar ringisan Gibran hanya menatapnya sekilas.

"rasaain makanya jadi orang jangan suka iseng"

"tapi gak gitu juga kali balasnya Irza sakit tau" Gerutu Gibran sambil mencebikan bibirnya.

"idih sok manja mulutnya pakek digituin" Ketus Irza.

"Iya kan pengen dimanjain sama yayang Irza" Goda Gibran.

SIXTEEN (Young Marriage)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang