Matter(2)

12.1K 541 34
                                    

Malam ini Daraffa mengenakan kaos hitam, celana jeans, dan sepatu sport putih miliknya tak lupa ia juga menggunakan hoodi untuk melengkapi penampilanya. setelah merasa penampilanya sudah rapih, Daraffa mendekati Irza yag tengah menatapnya dari tempat tidur dikecupnya lembut kening Irza.

"Aku pergi dulu baik-baik dirumah" ucap Darafffa dan mengelus lembut rambut Irza.

"cepet pulang yah Kak, Aku takut sendiri" entahlah perasaan Irza malam ini sangat tidak baik dia memiliki firasat bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi. ditambah lagi Mama dan Papa Daraffa sedang berada diluar kota otomatis jika Daraffa pergi dia akan sendirian di rumah.
Daraffa melihat ponselnya terdapat SMS dari Andika bahwa dia sudah menunggunya, Daraffa kemudian berpamitan kepada Irza untuk segera pergi.

"Iya Aku perginya cuma sebentar Kok". ucap Daraffa kemudian pergi .

setelah kepergian Daraffa Irza memilih untuk membaca Novel didalam kamarnya, tengah asik membaca Novel ponsel Irza bergetar menunjukan adanya panggilan masuk, Irza mengernyitkan keningnya saat melihat bahwa yang menelponya adalah nomor yang tak dikenal, dengan ragu Irza menjawab panggilan tersebut.

"hallo Tisya kamu belum tidur ?" Tanya sang penelfon ketika Irza menjawab panggilan tersebut.

"Rra..rangga ini kamu ?" ucap Irza ragu ketika mendengar suara orang yang menelfonya. dan yang  memanggilnya Tisya hanya ada satu orang siapa lagi kalau bukan Rangga mantan kekasihnya. Irzaa bingung dari mana Rangga mendapatkan no ponselnya.

"iya ini Aku Tisya, Kamu belum tidur Sya ?" jawab Rangga kemudian mengulangi kembali pertanyaanya.

"Belum dikit lagi, Btw kamu dapet No Aku dari mana ?"

"Aku dapet dari Ninda walaupun dengan sedikit ancaman"Ucap Rangga dan terkekeh .

"Ih kamu itu nggak berubah yah masih aja suka ngancem". Ucap Irza sambil memutar bola matanya malas. sikap Rangga tak pernah berubah masih saja suka mengancam seperti dulu.
keheningan terjadi beberapa saat, Irza mendengar Rangga mengela nafas berat dari seberang sana. seperti ada sesuatu yang ingin dikatakan tapi dia tahan,

"Tisya "Panggil Rangga suaranya kini terdengar serius.

"A..a..apa?"

"Kembali Please" Ucap Rangga lirih.

"A.. aku, gak Bii.." belum selesai berbicara ucapan Irza langsung dipotong oleh Rangga.

"Aku mohon Tisya Aku sayang sama Kamu Aku gak bisa liat Kamu sama orang lain. Awalnya Aku fikir bisa, tapi Demi tuhan Tisya Aku gak sanggup. Aku mohon kembalilah kita kayak dulu lagi, kamu yang sayang sama Aku dan Aku yang sayang sama Kamu tinggalin dia Tisya."

ucap Rangga yang terdengar Parau, mencoba menggoyahkan hati Irza, tapi rasa itu sudah tidak ada, seutuhnya rasa itu kini telah beralih ke sosok yang telah menjadi suaminya saat ini, orang yang saat ini menggenggam dunianya. bibir Irza keluh untuk menjawab dia bingung, dia tak ingin membuat Rangga kecewa tapi mereka sudah tidak bisa bersama.

"Maaf Aku gak bisa" ucap Irza pada akhirnya.

"kalau itu memang jadi pilihan kamu Aku gak maksa, tapi satu hal yang harus kamu tau aku akan selalu siap menjadi tempat kemabali terbaik untuk kamu disaat Dia mengecewakanmu"Ucap Rangga dan kemudian mematikan panggilan secra sepihak. terbesit  rasa bersalah dihati Irza untuk Rangga.

"Maaf Rangga Aku gak bisa Aku Sudah sangat mencintainya." Ucap Irza lirih.

***********************

SIXTEEN (Young Marriage)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang