o0o
"Kau masih berpacaran dengan bocah panda itu?"
"Gaara-kun bukan panda, Kak!" protes Sakura tak terima. Kakaknya itu selalu asal memanggil nama kekasihnya.
Sasori memutar bola matanya bosan. "Terserah kau saja. Jadi, apa masih?" tanya Sasori tak memedulikan umpatan Sakura yang melihat gelagat menyebalkannya.
"Masih apa?" tanya Sakura tak mengerti. Mimik wajahnya menandakan ia masih kesal karena habis mendengar ejekan Sasori pada nama Gaara. Selain itu, juga berpengaruh memperlambat kerja otaknya.
Sasori mendengus lalu menjitak surai merah muda Sakura. "Smoga tak konselet lagi," harapnya. "Berpacaran dengan dia!" jawab Sasori, sedikit kesal.
Sakura mengangguk.
"Tentu saja."Mata Sasori mendelik. "Kau ini! Sudah kubilang putuskan dia, tapi kau tak juga mengerti!" Ia sudah memperingati Sakura tentang si Gaara itu, tapi Sakura tak percaya padanya.
"Aku tak akan memutuskannya, Kak! Aku mencintainya! Kau lah yang tak mengerti!" balas Sakura tak terima, mengapa juga sih kakaknya terlalu ikut campur dalam hubungannya. Lagipula apa salah Gaara sehingga Sasori tak menyukainya.
"Mengertilah Sakura, bukankah aku sudah menceritakan semua tentang dirinya denganmu waktu itu?!"
"Yang mana, Kak?! Apa tentang cerita kebohongan yang kau karang tentang Gaara-kun yang berselingkuh dengan wanita lain? Apa itu?!" tanya Sakura, mulai emosi.
"Itu bukan kebohongan, Sakura! Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri, dia sedang berciuman dengan wanita lain di Newyork sana!" jelas Sasori. Wajar jika Sasori sering ke Newyork, karena jaraknya dengan Cambridge hanya sekitar 330 km-an. Jika tahu Itachi di sana, ia pasti sudah sering bertemu, sayangnya mereka berdua lost contact sehingga tak tahu keadaan satu sama lain.
"Tapi mana buktinya?!" bentak Sakura, sengit.
"Foto waktu itu, Sakura! Kau bisa melihatnya sendiri bukan?!" balas Sasori, tak kalah sengit. Ia heran mengapa adiknya tak pernah percaya dengannya jika menyangkut kekasih pandanya itu.
Sakura tertawa dipaksakan.
"Maksudmu foto itu? Kak Sasori, itu adalah foto sepasang kekasih yang sedang berciuman. Apa hubungannya dengan Gaara?!""Lelaki yang terlihat di foto adalah Gaara, Sakura!"
"Apa buktinya jika itu Gaara? Bahkan rambutnya saja tertutup oleh tudung yang ia pakai, lalu ia membelakangi kamera, mana bisa aku percaya jika itu Gaara?!"
"Aku melihatnya, Sakura! Dia memang Gaara!"
"Sudahlah! Jangan mencampuri urusan pribadiku!"
Blam!
Sakura membanting pintu urama manssionnya, membuat para pelayan dan kakaknya kaget mendengarnya. Gadis itu menangis sambil berlari menuju mobilnya, ia mengemudikan mercy merah kesayangannya dengan kecepatan penuh seraya terus terisak. Ia membawanya tak tahu entah kemana.
Namun, entah mengapa mobilnya membawanya ke sebuah kafe. Kafe yang sering menjadi tempat ia dan Gaara sering bertemu, intinya sekarang ia ingin mengenang masa lalunya dengan pemuda bertato "ai" di dahi itu dulu.
Kaki jenjangnya melangkah memasuki cafe tersebut, ia mengambil tempat duduk paling dekat dengan jendela agar dapat melihat jalanan kota Konoha yang sudah dipenuhi guguran daun karena sekarang sudah waktunya musim berganti.
Ia mengambil ponselnya dari dalam kantung rok spannya, berniat untuk menelpon seseorang-seseorang yang selalu membuatnya gelisah dan sudah cukup lama pula orang itu tak menghubunginya karena urusan kuliahnya, "Tugas skripsi membunuhku," itulah yang sering dia katakan jika Sakura bertanya mengapa pemuda itu tak menelponnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Hate and Love
Fanfic[C O M P L E T E D - S S S] Haruno Sakura. Guru baru yang memiliki pesona luar biasa, tak pernah menyangka jika ciuman pertamanya akan begitu mudah direbut oleh seorang pria berkelakuan buruk yang notabennya adalah siswanya sendiri. Namun, lagi-lagi...