o0o
Gaara menutup seluruh wajahnya dengan bantal. Sia-sia sudah kuliahnya selama empat tahun, tapi tetap saja bodoh. Ya, bodoh, bodoh karena membocorkan rahasia sendiri. Padahal bisa saja ia meminta Sei untuk membantu agar Sakura kembali ke pelukannnya.
"Sial!" umpat Gaara frustrasi. Ia benar-benar merutuki kebodohannya.
Srett
Ia menyingkirkan bantal itu dari wajahnya ketika mendengar pintu kamarnya terbuka, memperlihatkan sosok adik yang baru siang ini ia lihat.
"Kakak ...," panggil gadis itu.
Gaara tersenyum getir, membuat Temari semakin meringis. "Ada apa?" tanyanya serak, terdengar seperti habis menangis.
Temari menggeleng pelan, "Aku merindukanmu," dia berlari dan langsung menerjang Gaara. Ia benar-benar merindukan sang kakak.
Gaara mengelus rambut Temari, "Aku juga."
Mendengar jawaban Gaara, Temari memukul bahu sang Kakak dan menatap pria itu horror, "Bohong!" tuduhnya.
"Tidak, Temari, sungguh." Gaara mengacungkan jari tengah dan jari telunjuknya dan tersenyum kecil, tidak baik menunjukan kesedihan di depan sang adik.
Temari berdecak, "Kau akan ke rumah saat kau ke Jepang kemarin, itupun jika kau memang merindukanku."
Gaara menunduk sedih, "Aku bingung, apa yang harus aku katakan pada Ibu dan Ayah nanti jika mereka bertanya," aku Gaara.
"Setidaknya, kau bisa temui aku diam-diam." Temari ikut menunduk.
Gaara menarik Temari kembali ke pelukannya dan berbisik di telinga sang adik. "Maaf."
Temari mengangkat kepalanya, dan memberikan Gaara senyuman tulus. "Permintaan maaf diterima, termasuk kejadian yang waktu itu."
Mata Gaara dan senyumannya melebar. "Serius?"
Temari memutar bola matanya bosan. "Tentu saja. Aku tidak akan mau memelukmu jika aku masih marah padamu."
"Yeah, tapi—" Gaara menggantung ucapannya lalu menunduk. "... kau tahu? Kesalahanku padamu sangat besar."
"Kau tidak mempunyai kesalahan padaku, Kak. Soal yang kita video call-an waktu itu dan menemukan seorang jalang di apartemenmu, aku sudah memaafkanmu sejak dulu. Lagipula, jalang itu sudah tidak bersamamu lagi 'kan?" Gaara tidak kaget maupun kesal lagi mendengar Temari memanggil Shion dengan sebutan jalang. Lagipula, Shion memang jalang 'kan?
Gaara mengangguk, "Aku memutuskannya."
Temari tersenyum, "Yeah, itu memang yang seharusnya kau lakukan. Hanya saja—
"... aku sebagai adikmu, merasa tidak enak dengan Sakura-sensei, dia sangat baik padaku, dia menganggap kami sebagai sahabatnya, dia sangat dewasa dan bersifat ceria. Namun, setelah kau memutuskan dia, dia menjadi pemurung—"
Gaara mendengarkan dengan seksama, ia tahu benar Sakura pasti sangat terpukul.
"... sebelum Sasuke datang seolah menjadi cahayanya, sinar baru kehidupannya, membuat dunianya kembali berwarna. Aku sadar, Sasuke memang dunianya. Kau tidak tahu betapa luar biasa menariknya pertemuan pertama mereka." Temari tertawa kecil mengingat kejadian beberapa bulan yang lalu.
Gaara meringis, mendapati adiknya sendiri justru mendukung orang lain dengan Sakura. Tapi, ia penasaran dengan cerita pertemuan pertama Sasuke dan Sakura.
"Apa yang terjadi saat pertemuan pertama mereka?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Hate and Love
Fanfic[C O M P L E T E D - S S S] Haruno Sakura. Guru baru yang memiliki pesona luar biasa, tak pernah menyangka jika ciuman pertamanya akan begitu mudah direbut oleh seorang pria berkelakuan buruk yang notabennya adalah siswanya sendiri. Namun, lagi-lagi...