o0o
"Sasuke-kun. Lihat, bukankah bandana itu lucu sekali?" Sakura menatap penuh minat bandana berbentuk telinga kucing yang di pajang oleh salah satu toko.
"Kau mau?" Sakura mengangguk cepat.
Melihat keantusiasan kekasihnya, Sasuke menarik tangan Sakura menuju toko khusus aksesoris wanita itu."Tolong bungkuskan bandana ini untuknya!" perintah Sasuke pada pelayan toko yang menghampiri mereka, sambil menunjuk benda tersebut.
Tidak lama kemudian, pelayan itu kembali dengan membawa plastik berisi pesanan Sakura. Setelah Sasuke membayarnya, mereka meninggalkan toko itu.
Sakura memakai bandana itu lalu beralih menatap Sasuke antusias. "Bukankah aku terlihat sangat cute, Sasuke-kun?" Sakura mengedip-ngedipkan matanya berlagak imut dan jangan lupa senyumannya yang ia buat semenawan mungkin.
Sasuke memutar bola matanya, bosan melihat tingkah laku gadis berusia 22 tahun di depannya ini. "Kau terlihat seperti anak usia 14 tahun, Saku. Oh tidak, keponakanku saja tak mau memakai bandana seperti itu."
Sakura mengembungkan kedua pipinya mendengar hal itu. "Ayolah, Sas~. Aku tak butuh pendapatmu. Katakan saja jika aku imut!" paksa Sakura seraya menggoyang-goyangkan tubuh Sasuke.
Sasuke menghela napas, pasrah. Bagaimana lagi? Tentu saja ia harus menurut. "Iya, Sayangku. Kau saaaaangat imut."
Sakura terkikik, geli. "Aku tahu itu," ucapnya percaya diri. Menyebalkan bukan? Dasar wanita! "ah, ya, Sasu-kun, aku haus, belikan aku ice cream yang ada di sana, please," rayunya sambil memeluk lengan Sasuke manja.
Sasuke mengacak rambut Sakura, gemas. Entah kenapa gadis ini terlihat begitu manja hari ini. "Hn. Tunggu di sini." Sasuke beranjak dari duduknya dan berjalan menuju kedai es krim. Beberapa menit kemudian, ia kembali dengan membawa sebuah es krim stroberi.
"Kenapa hanya satu, Sasu?" tanya Sakura heran, setelah Sasuke memberikan es krim stroberi itu padanya. "kau tidak beli?"
"Aku kurang suka manis," jawabnya, entah kenapa terdengar datar. Sasuke mood swing sekali bukan? Tadi manis, sekarang ... err, aneh?
Sakura yang tengah menjilati es krimnya, menatap Sasuke bingung lalu raut wajahnya berubah sedih. "Kau tidak suka dengan kencan kita ini, ya?" Sakura menunduk.
"Tidak, Sakura! Bukan begitu. Aku-- aku hanya, ah bukan, aku berpikir kita akan berkencan seperti makan malam di restoran, bukan seperti ini; berjalan-jalan di Mall," jujur Sasuke. Padahal tadinya ia telah berkhayal bahwa ia akan menikmati alunan indah musik jazz atau berdansa romantis bersama Sakura seperti yang pernah ia tonton di sebuah film layar lebar. Err, menonton film di bioskop juga terdengar manis, apalagi jika film horror, di mana saat wanitanya ketakutan, ia akan memeluk prianya erat. Romantis, bukan?
Sepertinya Sasuke mulai menyukai hal yang berbau romansa sekarang. Salahkan Mami Mikoto yang selalu memaksanya menonton film atau drama sejenis itu.
Sakura memainkan anak rambutnya sambil tetap menuduk. "Maaf, ini pasti membosankan," ujar Sakura, menyesal. Es krim yang ia pegang sudah mencair dan membasahi jari-jarinya, lantas ia membuangnya di kotak sampah yang berada tepat di sebelah kursinya.
"Bukan itu maksudku, ini menyenangkan, tapi kencan seperti ini membuatku terlihat tidak keren. Aku terlihat seperti masih anak sekolah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Hate and Love
Fanfic[C O M P L E T E D - S S S] Haruno Sakura. Guru baru yang memiliki pesona luar biasa, tak pernah menyangka jika ciuman pertamanya akan begitu mudah direbut oleh seorang pria berkelakuan buruk yang notabennya adalah siswanya sendiri. Namun, lagi-lagi...