T U J U H B E L A S

116 13 1
                                    

"Kami sudah menghubungi perusahaan taksi yang ditumpangi Nona Rein dan menemui supir taksi itu. Tapi supir taksi itu mengatakan dia diminta gadis itu untuk berhenti di pinggir jalan. Kami juga sudah mengecek jalanan di sana, apakah ada kamera CCTV atau tidak, hasilnya kami tidak menemukan jejak apapun. Jalanan tersebut juga sepi dan tidak banyak dilalui kendaraan."

...........................

Arion membaringkan tubuhnya. Dia memejamkan matanya dan menghela napas panjang. Dia baru saja dipaksa Nadya untuk mengisi perutnya. Arion tidak mempunyai nafsu untuk makan. Pikirannya terus tertuju pada Rein.

Bagaimana keadaan gadis itu sekarang? Apa dia baik-baik saja? Apa dia sedang ketakutan? Atau sedang menangis? Apa penculik itu memperlakukannya dengan baik? Apa malah penculik itu sudah memperkosa dan membunuh Rein seperti tiga korban sebelumnya?

Nyeri di dadanya itu kembali dia rasakan. Bayangan Rein yang diperkosa lalu dibunuh membuat kepalanya mendadak pening. Dia berharap Rein segera ditemukan. Bawahannya yang dia perintahkan untuk menemukan Rein sama sekali tidak mendapatkan hasil. Entah memang karena penculik itu terlalu cerdik mencari tempat bersembunyi atau bawahannya yang terlalu bodoh untuk menemukan satu gadis.

Bahkan pencarian yang dilakukan polisi pun juga tidak membuahkan hasil. Mereka sudah menyebar pamflet, hingga memasang iklan di televisi. Berita tentang istri-pengusaha-terkenal-yang-diculik pun tidak ada habisnya diberitakan di media.

Arion mengubah posisi tidurnya menjadi menyamping. Tiba-tiba saja dia mengingat saat-saat bersama Rein.

Dia mengenal Rein bahkan saat gadis itu masih di dalam kandungan. Umurnya tujuh tahun saat itu. Arion berteman baik dengan Alex, kakak Rein sehingga dia sering datang ke rumah pria itu untuk bermain. Dan karena itu dia sering melihat Alex dan Derry mengelus perut besar ibu mereka dan berbicara pada adik bayi—begitu mereka memanggil Rein waktu itu.

Hal itu membuat Arion ikut senang melakukannya. Dia anak bungsu di keluarganya dan dia ingin tahu bagaimana rasanya memiliki adik. Hingga Rein lahir, Arion selalu menemani. Setiap sepulang sekolah, dia akan berlari ke rumah Alex untuk melihat Rein yang masih bayi. Terkadang dia akan mendapati Rein sudah tertidur dan Arion akan memandanginya sampai gadis itu terbangun dan menangis karena kelaparan.

Saking banyaknya waktu yang dia habiskan bersama Rein, pria itu sampai tidak punya waktu lagi untuk bersosialisasi dan bermain dengan teman-teman sebayanya. Tapi itu tidak menjadi masalah baginya. Dia senang menghabiskan waktu bersama Rein, menemani gadis itu tidur, makan, hingga bermain boneka.

Arion berperan sangat besar pada pertumbuhan gadis itu. Dia yang mengajari gadis itu berjalan, saat gadis itu mulai masuk sekolah dia yang mengajari Rein membaca, menulis, dan berhitung. Arion sudah seperti 'ayah kedua' bagi gadis itu karena Anthony Adrianne yang sangat sibuk dengan bisnis keluarganya.

Sampai sekarang mereka menikah. Pernikahan yang sudah berjalan hampir dua tahun. Arion ingat bagaimana kerasnya dia menentang pernikahan ini waktu itu. Dia tidak ingin menikahi Rein. Baginya, Rein sudah seperti adik kecil yang tidak pernah dia miliki. Dia tidak akan pernah bisa memandang gadis itu lebih dari sekedar adik.

Dan saat itu dia sudah memiliki kekasih. Kekasih yang sangat dia cintai. Mereka sudah menjalin hubungan sejak SMA. Tentu saja Rein tidak mengetahuinya. Arion sangat tertutup jika menyangkut hal seperti ini. Lagipula, gadisnya sama sekali tidak menyukai kedekatannya bersama Rein. Mereka sudah terlalu sering bertengkar hanya karena Rein.

Arion sangat mencintai kekasihnya. Mendengar dia akan dijodohkan dengan Rein, tentu saja dia tidak akan menerimanya. Tapi kemudian orangtuanya mengetahui alasannya menolak pernikahan itu. Ayahnya, Devan Mandala mengancam akan menyakiti kekasihnya jika dia tetap menolak. Orangtuanya tidak menyukai kekasihnya. Entah kenapa. Mereka hanya berkata kekasihnya tidak pantas untuk Arion.

Akhirnya Arion bersedia menikahi Rein. Walaupun begitu, dia masih berhubungan dengan kekasihnya. Awalnya kekasihnya tidak menerimanya. Tapi Arion memaksa. Baginya dia tidak bisa hidup tanpa kekasihnya. Dia mencintai kekasihnya dan berjanji tidak akan mempunyai perasaan lebih terhadap Rein.

Arion mengerang keras. Dia kembali teringat perkataan Sena. Bahwa pria itu akan merebut Rein darinya. Arion tidak akan membiarkannya. Dia tidak akan berpisah dengan Rein. Mereka tidak akan bercerai, dia akan mempertahankan pernikahan mereka. Sekalipun Rein berlutut dan memohon padanya untuk berpisah, Arion tidak akan menurutinya.

Arion memang egois. Dia tidak ingin Rein direbut Sena, tapi dia juga tidak ingin melepaskan kekasihnya. Dia tidak bisa memilih. Dia memang serakah. Sebisa mungkin dia akan mempertahankan keduanya.

Yah, Arion memang egois.

o000o

14 DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang