[CHAPTER 4]
Jungmun Beach, Jeju Island
Jiyeon melangkahkan kakinya ke pantai dengan santainya. Di sebelahnya, Myungsoo juga tengah berjalan dengan coolnya sambil menggenggam tangannya. Sebenarnya Jiyeon sangat risih, ia bahkan sangat heran dengan sikap namja di sampingnya itu. Ia pasti sedang mempermainkanku untuk Minho oppa, begitu pikiran yang sering terlintas di benak Jiyeon. Namun ia mencoba bersikap santai dan tak mungkin baginya mempunyai perasaan kepada Myungsoo,
"Yah, Park Jiyeon" ucap Myungsoo datar, Jiyeon menoleh seolah mengatakan, "Wae?"
"Apa kau tak pernah berbicara?" tanya Myungsoo padanya, Jiyeon memalingkan wajahnya dan menghela nafas,
"Huh?" tanya Myungsoo lagi dengan datarnya. Jiyeon justru melepaskan genggaman Myungsoo dan pergi mendahului Myungsoo. Myungsoo mengerutkan keningnya lalu menghela nafas
***
Jiyeon tengah duduk diam di sebuah batu karang, deburan ombak dan suara ramainya anak-anak telah menemaninya sejak beberapa menit. Hembusan angin yang menerpa wajahnya membuat siapapun yang menyadarinya akan berfikir, 'cantik'. Wajah pucatnya berangsur menghilang sejak ada Myungsoo, meski begitu ia masih memiliki beberapa beban yang menghalanginya,
Sebuah tangan menyodorkan minuman tepat di hadapannya, ia menoleh dan mendapati Myungsoo dengan wajah dinginnya,
"Igeo" ucap Myungsoo mempersilahkan Jiyeon untuk mengambil minuman dari tangannya, Jiyeon pun mengangguk dan mengambilnya. Myungsoo duduk di sebelahnya dan juga meminum soda kaleng,
"Kau belum menjawab pertanyaanku" ucap Myungsoo datar tanpa memandang Jiyeon. Tanpa pikir lama, Jiyeon mengambil ponselnya lalu mengetikkan sesuatu dan memberikan ponselnya kepada Myungsoo,
"Apa kau pernah melihat film anime Jepang 'Kokoro Ga Sakebitagatterunda'?"
Myungsoo mengerutkan keningnya,
"Kau juga dikutuk untuk tidak berbicara? Aneh, ceritanya sama persis" gumam Myungsoo, Jiyeon langsung mengambil handphone-nya di tangan Myungsoo dan kembali mengetikkan sesuatu lalu memberikannya kepada Myungsoo kembali,
"Anhiya, hanya malas untuk berbicara. Jika aku salah bicara, bukankah aku sendiri yang akan tersiksa?"
"Bahkan kepadaku?" tanya Myungsoo masih menatap layar ponsel Jiyeon, yeoja itu hanya menunduk. Tentu saja apa yang ia katakan adalah sebuah kebohongan, Myungsoo menghela nafas,
"Arrasho, kajja" ucap Myungsoo datar sambil berdiri tanpa menggubris Jiyeon, 'tap' yeoja itu langsung memegang tangannya refleks, bahkan Jiyeon sendiri tak tahu kenapa ia menahan Myungsoo. Myungsoo menoleh dengan pandangan herannya, ia seolah tahu Jiyeon mengatakan, "Eodie(kemana)?"
Myungsoo pun ganti menggenggam tangan Jiyeon, "Kajja" Jiyeon menurut, tanpa sepengetahuan Myungsoo, Jiyeon sempat tersenyum
Di sisi lain, Jiyeon bisa melihat dengan jelas Minho dan Naeun bermain dengan bahagianya di bibir pantai, tiba-tiba hatinya ngilu, seumur hidup bahkan ia tak pernah merasakan kebahagiaan seperti itu bersama Minho. Myungsoo tiba-tiba menoleh ke arahnya dan mengetahui ekspresinya saat melihat Minho,
"Ige mwoya(apa ini), apa ia menyukai oppanya sendiri?" batin Myungsoo, sebuah ide terlintas di otaknya, 'greb' ia langsung menggendong Jiyeon lalu menceburkannya ke pantai membuat yeoja itu basah kuyup. Jiyeon terkejut, namun untuk menggerutu pun ia tak bisa. Ia pun akhirnya bisa bermain bersama Myungsoo dengan senangnya, namun sebahagia apapun Jiyeon, Myungsoo tak bisa mendengarnya tertawa
KAMU SEDANG MEMBACA
No Perfection
Fanfiction||COMPLETED|| In Minho's eyes, she is not perfect. She is just in a fragile crystal, embracing herself and her bitter past. Until someone comes and breaks the crystal, also breaks her for second time. He is the man who gives Jiyeon pain and comfort...