"Naeun-aa, gwaenchana? Naeun-aa, ireona" ucap Minho khawatir sambil mengguncang tubuh Naeun yang sekarang berada di pangkuannya, "Naeun-aa!!!" jerit Minho, petugas rumah sakit segera mengambil alih Naeun dari pangkuan Minho, namja itu terlihat sangat khawatir namun ia sama sekali tak berniat untuk menemani Naeun karena teringat akan Jiyeon. Dengan cepat, ia pun kembali ke mobilnya dan berencana menemui Naeun saat istirahat nanti
Sekang Senior High School
'tap..tap..' Minho melangkahkan kakinya dengan cepat di koridor, bahkan ia tak sadar ia tengah berlari. Hagsaeng-hagsaeng yang berpapasan dengannya nampak terkejut, pasalnya di baju Minho banyak noda darah karena Naeun tadi. 'kriett..' dengan segera ia membuka pintu kelasnya dan langsung menuju bangku Jiyeon, semua hagsaeng di kelas tampak terkejut dengan kedatangan Minho yang sangat tiba-tiba dengan noda darah di bajunya,
"Yak Park Jiyeon, neo!" geram Minho, ia ingin segera mendengar penjelasan dari Jiyeon,
"Oppa, neo waegeurae?" tanya Jiyeon terkejut, namun belum Minho berbicara Lee Saem telah datang,
"Yak! Ada apa ini? Cepat kembali ke tempatmu!" bentak Lee Saem melihat hagsaeng di kelas nampak sangat tak tertib, semuanya langsung duduk kecuali Minho,
"Eoh Choi Minho, ada apa denganmu heh?" tanya Lee Saem melihat darah di baju Minho, Minho langusng menoleh,
"Saem, bisakah kau memberiku waktu untuk ganti baju?" tanya Minho tiada pilihan lain daripada membiarkan bajunya kotor,
"Aish baiklah, sepuluh menit kurasa cukup. Palliwa" perintah Lee Saem, tanpa pikir lama Minho langsung berlari keluar kelas yang masih membuat tanda tanya besar di otak Jiyeon maupun Myungsoo yang sempat melihatnya
"Eoh, selamat pagi" sapa Lee Saem kepada hagsaeng di kelas,
"Selamat pagi" jawab semua hagsaeng,
"Cah yeoreobun, setelah darmawisata kalian ke Jeju, para guru merencanakan kegiatan lagi yaitu bakti sosial di kawasan pegunungan di Busan" ucap Lee Saem yang langsung disambut keluhan dari semua siswa kecuali Jiyeon yang mendengarnya dengan teliti,
"Berhenti mengeluh. Diharapkan kalian semua mengikuti acara ini karena bagaimana sikap kalian akan dinilai nanti. Setiap kelompok akan memiliki pemimpin yang akan memantau dan menilai sikap kalian, arrachi?" jelas Lee Saem,
"Ne, saem" jawab hagsaeng malas. Tentu saja mereka memikirkan bagaimana mereka nanti saat menyentuh hal-hal pedesaan, sangat jijik pikir mereka
Istirahat
"Park Jiyeon, ttarawa" ucap Minho serius langsung menarik Jiyeon begitu terdengar bel istirahat. Jiyeon hanya menurut, banyak juga pertanyaan yang ingin ia lontarkan kepada oppanya itu
Rooftop
Minho melepaskan genggaman tangannya dan berbalik menatap Jiyeon, tak sabaran ia segera mengoceh kesal kepada yeodongsaeng tirinya,
KAMU SEDANG MEMBACA
No Perfection
Fanfiction||COMPLETED|| In Minho's eyes, she is not perfect. She is just in a fragile crystal, embracing herself and her bitter past. Until someone comes and breaks the crystal, also breaks her for second time. He is the man who gives Jiyeon pain and comfort...