"Choi Minho, Park Jiyeon!!" bentak Tae Hee, Minho terkejut ia langsung melepaskan ciumannya dan sedikit mundur dari tubuh Jiyeon,
"Eomma...." lirih Jiyeon sangat terkejut, Tae Hee mendekat ke arah mereka dengan amarahnya, 'plakk..' tamparan langsung mendarat di pipi kiri Minho,
"Eomma" ucap Jiyeon refleks,
"Yak Choi Minho, ige mwoya?!" geram Tae Hee,
"Aku mencintai Jiyeon" 'plak..' tamparan kembali mendarat di pipi Minho, namja itu langsung mengelus pipinya,
"Eomma keumanhe" tahan Jiyeon dan langsung menahan tangan Tae Hee,
"Kau hanyalah oppanya!!!" bentak Tae Hee dengan kerasnya, Minho tak bisa menjawab, "Ireona Choi Minho!!!" geram Tae Hee penuh amarah, Jiyeon pun mencoba menarik Tae Hee untuk menenangkan eommanya, Tae Hee mengikuti Jiyeon yang membawanya ke ruangannya,
"Aish...!!!" gerutu Minho dengan tangan mengepal keras, segalanya memang tak mungkin baginya untuk mencintai adiknya itu, sebuah batu penghalang yang amat sangat besar membuatnya tak bisa bersama Jiyeon
Tae Hee's Room
"Apa kau juga mencintainya? Inikah alasan kau ingin pergi?" tanya Tae Hee dengan tangan melipat di dadanya, ia mencoba lebih tenang,
"Anhiya, eomma. Aku sama sekali tak menyukainya" sanggah Jiyeon, Tae Hee paham, ia langsung mempercayai anaknya itu,
"Baiklah, aku menyetujui kepergianmu. Kalau bisa harus dipercepat" ucap Tae Hee, Jiyeon mengangguk lemah, "Keurigeo, aku tak bisa membiarkan perilaku Minho yang seperti itu, akan lebih baik jika kau pergi untuk sementara hingga kau akan ke Amerika" pinta Tae Hee, tentu demi kebaikan Jiyeon, namun Jiyeon begitu terkejut mendengarnya,
"Mwo? Eomma.." protes Jiyeon,
"Ini untukmu Jiyeon-aa. Mungkin kau masih tetap bertemu dengannya di sekolah, tapi jagalah jarak antara kalian, arrachi?!" jelas Tae Hee, Jiyeon menghela nafas, ia tahu eommanya begitu menyayanginya, ia yakin itu memang pilihan terbaik untuknya. Satu minggu dikejar-kejar Minho membuatnya gila,
"Baiklah eomma" lirih Jiyeon akhirnya,
"Tinggallah sementara di apartemen. Eomma sudah memilihkan apartemen terbaik untukmu" ucap Tae Hee sambil membuka sebuah kartu nama dan menunjukkannya kepada Jiyeon,
"Aku akan membelikanmu apartemen disini. Pemiliknya adalah temanku" lanjut Tae Hee. Mata Jiyeon membulat sempurna menyadari apartemen itu tak familiar baginya, 'White House Apartment',
"Eomma, shireo(aku tidak mau)! Apa tidak ada apartemen yang lain eoh? Shireoyo eomma!" protes Jiyeon,
"Waeyo? Ini adalah apartemen terbaik di Seoul, aku menyuruh pemiliknya untuk mengosongkan satu apartemen untukmu. Kurasa fasilitasnya bahkan lebih baik daripada rumah mewah ini" ucap Tae Hee meyakinkan, Jiyeon masih tidak mau. Lepas dari Minho namun malah satu apartemen dengan Myungsoo?
KAMU SEDANG MEMBACA
No Perfection
Fanfiction||COMPLETED|| In Minho's eyes, she is not perfect. She is just in a fragile crystal, embracing herself and her bitter past. Until someone comes and breaks the crystal, also breaks her for second time. He is the man who gives Jiyeon pain and comfort...