[Chapter 8]

762 113 16
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jiyeon and Minho's House, 01.17 pm

'brumm..' sebuah mobil berhenti tepat di depan rumah mewah milik keluarga Jiyeon. Seorang yeoja keluar dari mobil tersebut, sopirnya hendak membantunya berjalan namun ia mencegahnya, ia yakin ia baik-baik saja. 'kriett..' Jiyeon membuka pintu rumahnya, matanya langsung menangkap Minho yang tengah duduk di kursi dengan kepala tertunduk, sepertinya namja itu tengah frustasi. Melihat ada yang datang, Minho mengalihkan pandangannya dan terhenti melihat Jiyeon yang masih menggunakan seragam sekolah yang sedikit terdapat noda darah dengan perban masih mengikat di kepalanya. Minho pun melipat tangan di dadanya sambil bersender di kursi menatap tajam Jiyeon yang masih berdiri di dekat pintu,

"Kau seharusnya berterima kasih kepada namjachingumu itu. Jika tidak ada dia, mungkin saja hidupmu akan berakhir" ucap Minho tajam, ia lalu bangkit dari duduknya, "Eoh, setidaknya mereka tak menyiksamu. Tapi, malah menyiksaku. Aish, menyebalkan sekali. Saekki!!" gerutu Minho lalu hendak pergi menuju lantai dua. Ia kembali menghentikan langkahnya sebelum menaiki tangga,

"Babbo. Kau seharusnya bisa memilih mana baik dan tidak. Kurasa kau perlu mengenal dunia luar, yeoja BISU" ucap Minho penuh penekanan lalu meniti anak tangga menuju kamarnya,

"Eoh.. aku sudah sadar. Kaulah orang yang tidak baik itu, Choi Minho-sshi. Mungkin saja kau sekarang tengah berpesta ria jika nyawaku benar-benar melayang" batin Jiyeon, lalu dengan hati penuh kebencian ia menuju kamarnya juga

Keesokan Harinya, Morning

Minho menuruni anak tangga menuju ruang makan. 'tap..tap..' langkahnya memelan, tumben sekali ia tak melihat yeoja pengganggu hidupnya di meja makan itu. Ia pun kembali meneruskan langkahnya lalu duduk di meja makan, hal yang jarang sekali ia lakukan karena setiap pagi saat Minho mengetahui wajah Jiyeon, ia langsung mencaci maki yeoja itu, memarahinya dan terus mengeluarkan kata-kata kasar kepada adiknya itu dan pada akhirnya ia langsung berangkat sekolah. 'huufff..' Minho menghela nafasnya, ia baru menyadari semua hal yang ia lakukan kepada yeodongsaengnya itu. Entah sadar atau tidak, mungkin ia mulai menyesalinya.

Perlahan Minho pun memasukkan roti bakar dengan isi selai cokelat ke dalam mulutnya, mood nya hari ini benar-benar rusak.

Sementara itu, di waktu yang sama Jiyeon melangkahkan kakinya keluar dari rumah megahnya. Di halamannya yang luas, ia memicingkan matanya mengetahui ada orang asing disana. Ehh anhi, itu adalah Kim Myungsoo yang tengah bersandar di pintu mobilnya dengan sangat cool. Jiyeon langsung mengirim pesan,

"Ige mwoya(apa ini)? Oppa, kenapa kau menjemputku?"

Myungsoo tersenyum setelah membaca pesan Jiyeon lalu matanya menatap yeoja yang masih berdiri di dekat pintu dan juga tengah tersenyum ke arahnya. Yeoja itu pun berlari kecil ke arahnya, Myungsoo tersenyum,

"Aku masih mengkhawatirkanmu, aku tidak yakin jika kau baik-baik saja. Aku ingin selalu menjagamu eoh, Jiyeon-aa" ucap Myungsoo sambil mengacak rambut Jiyeon, yeoja itu pun tersenyum penuh kebahagiaan. Di sisi lain, Minho juga tengah keluar dari rumahnya. Ia langsung terpatung melihat Myungsoo yang berada di kawasan rumahnya, apalagi ia merasa tersayat saat melihat mereka berdua terlihat tersenyum senang, karena Minho tau Myungsoo pasti akan melempar adiknya sejauh mungkin. Ia kembali menghela nafas, ia sadar ia bahkan tak pernah melihat Jiyeon tersenyum karena kesehariannya selalu saja menyiksa yeoja itu.

No PerfectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang