Happy Readings Chingudeul ^^
Jiyeon langsung berlarian menuju halaman belakang begitu sampai di Sekang. Ia harus cepat sebelum Myungsoo melumpuhkan seluruh siswa termasuk jika orang yang dikenalnya. Langkah Jiyeon terhenti, ia sudah telat, banyak hagsaeng yang tergeletak tak bernyawa karena Myungsoo, bahkan namja itu sekarang masih membabi buta hagsaeng yang dilihatnya. 'deg..' jantung Jiyeon seakan berhenti berdetak, tak tahu ia harus bagaimana saat melihat Jieun juga terbaring kaku
"Jieun-aa andwee....." lirih Jiyeon sambil mendekat ke arah Jieun, Jiyeon sedikit lega, yeoja itu tak sepenuhnya mati. Jiyeon langsung tertunduk,
"Jieun-aa, neo gwenchana? Jieun-aa?" guncang Jiyeon, Jieun mencoba membuka matanya,
"Eoh Jiyeon-aa, pergilah.... palli..." lirih Jieun hampir tak bersuara,
"Yah neo gwenchana? Jieun-aa?" tanya Jiyeon lagi, ia tak peduli akan dirinya sendiri,
"Nan gwenchana.... palli kha..." lirih Jieun lagi, Jiyeon menggeleng dan mencoba menguatkan Jieun,
"Jieun-aa, aku yakin kau selamat, bertahanlah.." ucap Jiyeon menggenggam tangan Jieun, namun bagi Jieun rasanya sangat sulit bahkan untuk berkata saja, padahal hal di depannya juga cukup membahayakan,
"Jiyeon-aa..." lirih Jieun mencoba bersuara, Jiyeon menanti Jieun berbicara lagi, "Cho...choi.....min.....ho" akhirnya Jieun bisa bersuara, Jiyeon terkejut, ia langsung berbalik. Betapa terkejutnya dia melihat Minho yang tengah tertunduk menatap sedih Naeun yang tak bernyawa padahal di belakangnya Myungsoo mengarahkan tangan ke arahnya. Jiyeon segera bangkit dan menolong oppanya sebelum terlambat
"Minho Oppa.. eughhh....." Jiyeon mengerang kesakitan saat kekuatan Myungsoo tepat terarah ke tubuhnya. Minho terkejut bukan main mendengar suara Jiyeon, ia langsung berbalik dan pikirannya semakin kacau,
"Jiyeon-aa andwee!!!!!" jerit Minho saat Jiyeon ambruk ke pelukannya, air mata hampir menetes saat di sampingnya kedua orang yang sangat disayanginya hampir saja tak bernyawa,
"Jiyeon-aa ireonna, Jiyeon-aa!!!" pinta Minho, hatinya sangat hancur, rasanya ia sangat ingin balas dendam kepada Myungsoo,
"Oppa... nan gwenchana..." lirih Jiyeon matanya masih terpejam, Minho membulatkan matanya. Perlahan mata Jiyeon terbuka. Bukannya menenangkan Minho yang hampir saja mati karenanya, ia langsung berlari ke arah Myungsoo yang juga ambruk. Jiyeon menaruh kepala Myungsoo di pangkuannya tak peduli Minho dengan seribu pertanyaan di otaknya,
"Myungsoo-aa... aku disini, sadarlah..." ucap Jiyeon meniti wajah Myungsoo. Hati Jiyeon perih, lagi nyawa Myungsoo hampir melayang karena ditikam, jelas di bagian perut Myungsoo bajunya merah darah. 'tap..tap..' mata Myungsoo mulai terbuka dan normal, Jiyeon amat sangat lega,
"Yah Myungsoo-aa, apa lagi ini eoh? Apa kau tak tahu betapa khawatirnya aku huh? Siapa yang melakukan ini padamu?" tanya Jiyeon bertubi-tubi, air matanya langsung menetes,
KAMU SEDANG MEMBACA
No Perfection
Fanfiction||COMPLETED|| In Minho's eyes, she is not perfect. She is just in a fragile crystal, embracing herself and her bitter past. Until someone comes and breaks the crystal, also breaks her for second time. He is the man who gives Jiyeon pain and comfort...