"Apa.... aku tak bisa berbicara?" lirih Jiyeon, Minho menghentikan aksinya dan semua orang menoleh ke arahnya,
"Park Jiyeon???" lirih Minho sangat terkejut, bahkan Myungsoo sama terkejutnya
"Apa kalian pikir aku tak bisa berbicara?" ucap Jiyeon sekali lagi dengan tegasnya sambil menoleh ke arah keributan, Minho, Myungsoo, Naeun dan bahkan Suzy tak bisa berbicara apapun setelah mendengar suara indah dari Jiyeon,
"Aish, yougurt ini mengotori rambutku saja" gerutu Jiyeon sambil berakting memegangi rambutnya, ia mulai berdiri, "Eoh, annyeong Bae Suzy. Rupanya yang ditelfon Myungsoo saat di Jeju, kau ne? Huh, ini menyebalkan, ia mengatakan padaku bahwa kau adalah adikku. Dan juga, kau mengetahui rencana busuknya ini?" ucap Jiyeon sinis sambil melihat Suzy, ia mengangguk sendiri mengenai pertanyaannya, "Keureogguna(ternyata seperti itu)" lanjut Jiyeon, ia kembali menatap Myungsoo yang mulai bangkit setelah dipukuli Minho hingga babak belur,
"Eoh Kim Myungsoo, kau pasti berfikir bahwa kau mempermainkanku ne? Tidak akan. Keurigeo(dan juga), akan kupastikan kau sangat menyesal melakukan hal ini" ucap Jiyeon tajam sambil melangkah mendekati Myungsoo lalu mendekatkan tubuhnya ke namja itu membisikkan sesuatu,
"Ttaemune(karena), Park Lian yang kau cari.... itulah aku. Hanya aku yang bisa menangkal kekuatanmu" bisik Jiyeon tajam, ia kembali menjauhkan tubuhnya lalu menyeringai tajam, 'tap..' Minho langsung menggenggam tangannya lalu ia ditarik pergi oleh Minho,
"Minho oppa!!" teriak Naeun, Minho tak menggubrisnya. Myungsoo masih berdiri di tempatnya, tubuhnya menegang, entah kemana pikirannya itu,
Flashback on~
2005
"Kenapa kau berhenti? Kau ingin peluru ini menembus otakmu?" bentak preman di kiri Myungsoo, 'dugh..'
"Aaarrgghhhhh.....!!!" "Lian-aa!!" seketika yeoja kecil di depannya menjerit saat ia memukulkan tongkat ke gadis itu. Myungsoo memejamkan matanya tak tega, 'dugh...' sekali lagi ia memukul begitu disambung jeritan gadis kecil bernama Lian di depannya. Tubuhnya sudah penuh memar, air matanya bahkan seolah sudah letih untuk menetes, ketakutan terus memenuhi tubuh yeoja kecil itu,
"Aish.. kapan Pak Tua itu datang? Apa dia tidak sadar anaknya akan mati?" gerutu preman di kanan Myungsoo dengan kesalnya, "Aish, bahkan anak laki-lakinya itu pun takkan bernyawa jika mereka telat datang" lanjutnya sambil menatap Hyojoon yang ikut ketakutan di samping Jiyeon,
"Eoh, kau sudah menyiapkan gantungan untuk mereka?" tanya preman di kiri Myungsoo masih setia menempelkan pistol di dahinya,
"Tentu saja sudah disiapkan jauh-jauh waktu. Aku tak sabar menerkam dua namja ini setelah gadis itu tak bernyawa" timpal preman di kanan Myungsoo membuat Lian, Hyojoon dan Myungsoo ketakutan setengah matai, kapan ayah mereka datang? Myungsoo nampak berfikir, jadi percuma saja meskipun ia memukuli yeoja kecil di depannya itu, ia tetap akan mati, 'pluk..' ia menjatuhkan tongkatnya,
KAMU SEDANG MEMBACA
No Perfection
Fanfiction||COMPLETED|| In Minho's eyes, she is not perfect. She is just in a fragile crystal, embracing herself and her bitter past. Until someone comes and breaks the crystal, also breaks her for second time. He is the man who gives Jiyeon pain and comfort...