"Eomma, aku ingin pindah apartemen"
"Mwo? Waeyo?"
"Geunyang(hanya saja)....
"Apa disana tidak nyaman?"
"Ehm.."
"Arrassho, eomma akan carikan apartemen yang lebih baik untukmu"
"Eoh anhiyo eomma. Aku, lebih baik aku pulang saja"
"Yah Jiyeon-aa...
"Minho oppa bersikap biasa padaku, eomma geokjeongma"
"Hhhh,, arrassho. Kembalilah, eomma akan menyiapkan makan malam untukmu"
"Ehm, gumawo eomma"
***
"Jauh darimu, aku merasa lebih baik meskipun menerima sakit karena sangat merindukanmu. Tapi itu lebih baik daripada bersamamu yang selalu membuat diriku terluka, atau bahkan masalah yang terus menimpa kita, aku tak bisa lagi menjalani itu semua. Mianhe, keunde aku yakin ini untuk kebaikan kita...."
***
6.37 pm, White House Apartment
Myungsoo keluar dari lift dan segera menuju apartemennya. Wajahnya sembab karena menangis sedari tadi di taman. Mungkin terasa memalukan namun itulah yang ia rasakan. Sangat terasa ia tak bisa menemui Jiyeon lagi
'cklekk..' satu meter dekat apartemennya, pintu apartemen Jiyeon terbuka. Ia mendapati Jiyeon yang tengah menenteng sebuah koper kecil. Tatapan mereka bertemu namun di antara mereka tak ada satupun yang berniat mengeluarkan suara, hingga Jiyeon melangkah pergi dengan tatapan datarnya. 'nyut...' hati Myungsoo perih, Jiyeon bahkan pergi dari apartemen yang dekat dengannya
Myungsoo memasuki apartemennya dan tanpa semangat ia berbaring di kasurnya. 'huhff..' ia menghela nafas, air mata kembali menetes saat ia memejamkan matanya. Rasanya sangat malas untuk melakukan hal apapun bahkan pergi ke sekolah esok. Sangat malas namun jika ia tak pergi ke sekolah ia tak bisa melihat Jiyeon ataupun bersiap untuk olympiadenya
Keesokan Harinya
'brumm..' Minho mengendarai motor ninjanya dengan Jiyeon di boncengannya menuju parkiran sekolah. Mereka terlihat serasi, Minho sangat menyukai saat-saat seperti itu meskipun hatinya masih bertepuk sebelah tangan. Jiyeon turun dari motor Minho, ia membeku saat tatapannya bertemu dengan Myungsoo yang beberapa meter darinya
"Jiyeon-aa kajja" ajak Minho sambil merangkul dongsaengnya itu tanpa tahu jika ada Myungsoo,
"Eoh.." jawab Jiyeon sama sekali tak menggubris Myungsoo yang terlihat menatapnya sedih dan memelas, ia tak peduli
Canteen
"Mwo kau suka lobak?" tanya Naeun kepada Jieun, mereka sedang makan berdua di kantin
KAMU SEDANG MEMBACA
No Perfection
Fanfiction||COMPLETED|| In Minho's eyes, she is not perfect. She is just in a fragile crystal, embracing herself and her bitter past. Until someone comes and breaks the crystal, also breaks her for second time. He is the man who gives Jiyeon pain and comfort...