"When you lose something
you can't replace
When you love someone but
it goes to waste
Could it be worse?..."🎵Coldyplay - fix you
[ VII ]
Sekitar jam tujuh malam, Arif dan Syifa akhirnya keluar dari gedung sekolah. Karena belum makan, mereka memutuskan makan sate padang di taman komplek. Ditemani langit yang sudah mulai gelap.
"Lit,"
Arif hanya berdehem sebagai jawabab.
"Mau nanya." Seru Syifa lagi.
"Ya nanya lah,"
"Dia kayak gimana, sih?" tanya Syifa sambil memakan sate padangnya.
"Gimana apaan?"
"Menurut lo, dia itu gimana?"
"Dia siapa?"
"Ya diaaaaaaa,"
Arif menjambak rambutnya frustasi, "DIA SIAPA JING?! ngomong yang jelas ah,"
"Anggit,"
"Maksudnya? Lo nanya apaan sih,"
"Yaaa jadi gini loh, apatuh namanya. Si Anggit itu gimana dia? Dia tuh gimana? Eh maksudnya, Anggit gimana menurut lo? Gini gini, menurut lo Anggit itu gimana?"
"NGOMONG YANG BENER, CURUT!"
Syifa meringis, "Ih, Alit ngomongnya. Banyak anak-anak tau disini,"
Arif memutarkan kedua bola matanya jengah, "Ya lo ngomong gak jelas, muter-muter."
"Yaudah gajadi," gadis itu mengerucutkan bibirnya.
Arif dengan sigap segera mencubit kedua pipi Syifa, menarik ulurnya. "Ngomong sekali lagi tapi yang jelas, gak muter-muter. Awas sampe ribet lagi, gua pelintir pipi lo!"
Syifa berdesis, "Serem amat sih,"
Gadis itu menyingkirkan kedua tangan Arif dari pipinya, "Awas tangan lo, gue susah ngomong."
Gadis itu berdehem, "Jadi menurut lo, Anggit tuh gimana? Sifatnya?"
"Baik,"
Syifa berdiri dari tempat duduknya dan menggebrak meja.
"DARITADI GUE BEGITU SUSAHNYA NANYA, DAN JAWABAN LO CUMA 'BAIK'?! DASAR TUYUL!"
"Syif, ngomongnya! ada anak-anak." Arif menirukan cara bicara Syifa.
Syifa melirik ke arah anak-anak kecil yang sedang bermain sepeda, layang-layang, bola, dan lain-lain.
Arif berkata lagi, "Udeh lo duduk lagi, makan, tinggal dua tusuk kan."
Syifa segera duduk. Arif melanjutkan perkatannya, "Tong, tadi lo ngomong tuyul ya? Ehm, malam ini malam jumat kan? Hati-hati loh, ntar—"
"Lo terusin omongannya gue mutilasi pake tusuk sate!"
Tawa Arif pun yang sedari tadi di tahan, pecah. Sampai membuat abang sate padang menggeleng-gelengkan kepala melihat dua pembelinya itu.
"Yuk pulang," Arif mengulurkan tangannya.
Syifa terperangah melihat uluran tangan Arif.
"Gua jagain."
Kemudian berkata lagi, dengan sorot wajah jenaka. "Biar ga diganggu tuyul,"
Syifa tertawa, namun menerima uluran tangan Arif. Menggenggamnya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
BestFriend?
JugendliteraturSyifa memang tak bisa jauh-jauh dari Arif, sahabatnya sejak kecil. Dulu, jika ada seseorang yang menganggu Syifa, Arif akan cepat hadir seperti superhero dan mengatakan bahwa dirinya sahabat Syifa yang akan selalu melindunginya. Sekarang, Arif pun a...