13:: Jealous, huh?

401 55 6
                                        

"I don't like the way he's looking at you
I'm starting to think you want him too
Am I crazy, have I lost ya?
Even though I know you love me,
can't help it.."

🎵Nick jonas - jealous

[ XIII ]

Arif menggerutu sambil menarik tangan Syifa cepat menuju UKS. Sesampainya di UKS, gadis itu memilih berbaring di kasur dengan selimut menutupi tubuhnya.

Sedangkan cowok itu memilih duduk di kursi dokter sembari mengobrak-abrik peralatan medis. Memang-sangat-kurang-kerjaan.

"Alit."

Arif hanya berdehem pelan sebagai jawaban, karena mengetahui Syifa akan melanjutkan omongannya.

"Kemarin, dari cerita Anggit, gue belajar banyak hal."

Arif kembali diam. Syifa melanjutkan lagi,

"Engg.. jangan pernah ninggalin gue ya."

Arif menatap kaget kearah Syifa, lebih tepatnya punggung Syifa. Karena gadis itu berbaring membelakanginya. Arif merasakan udara yang ia hirup menipis.

Namun hatinya mencelos saat Syifa berkata lagi.

"Sebagai sahabat yang baik, lo gak akan pernah ninggalin gue kan, Alit?"

Arif tersenyum getir. Menelan ludah susah payah-entah kenapa-ia juga menundukkan pandangannya kepada obat-obat digenggamannya.

"Iya, Syif." Pegangannya mengerat tanpa ia sadari. "Sebagai sahabat yang baik." ulangnya.

"Sampe kita kuliah dan beda universitas?"

"Iya."

"Sampe kita beda tempat kerja? Bahkan beda kota?"

"Iya."

"Sampe kita nikah sama pasangan masing-masing?"

"Iy-ebuset! Imajinasi lo berlebihan!"

Syifa tertawa lebar sembari membalikkan tubuhnya. Kini Arif bisa melihat wajahnya, gantian ia yang bercerita.

"Kemarin gua anterin Poppy pulang."

"Kak Poppy? Seriously?! Tumben lo mau nganter cewek pulang,"

Arif menaikkan kedua bahunya, "Dia yang minta. Katanya gak dijemput."

Syifa hanya ber'oh' ria, lebih tepatnya tak peduli pada kakak kelas yang menurutnya centil itu.

Arif melanjutkan ceritanya, "Pas nyampe rumahnya, tiba-tiba dateng adeknya. Tau gak adeknya siapa?"

Syifa memutar kedua bola matanya, "Ya mana gue tau," sahutnya sewot.

"Anggit!"

Syifa terdiam mendengar kata-kata Arif. Anggit adik Poppy? Ya mungkin ia kaget, namun itu bukan berita besar kan?

"Oalah mereka adik kaka, toh."

Syifa mengangguk-angguk mengerti. Namun tak lama, otaknya kembali mencerna perkataan Arif.

Saat sadar, tangannya reflek menutup mulutnya yang sukses menganga.

"ANGGIT?! KAK POPPY?! MEREKA KAKAK ADEK?"

Arif menyerngit lalu mengangguk, "Iya! Kaget kan?!"

Syifa menggeleng-geleng kuat-kuat nyaris membuat Arif bergidik ngeri takut leher gadis itu patah ataupun keseleo.

"Bukan itu yang bikin gue kaget!"

Sementara Arif memasang wajah bingung.

"Gila! Berarti yang semalem Anggit cerita perihal konflik dengan saudara kandungnya alias kakaknya itu adalah kak Poppy? Kakaknya Anggit, Poppy Maharani?" gumamnya dalam hati.

BestFriend?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang