8:: Bola basket

510 94 22
                                        

"You're all that matters to me
Yeah yeah, ain't worry about nobody else
If I ain't with you, I'm with myself
You make me complete..."

🎵Justin bieber - all that matters

[ VIII ]

Ia memang sangat menyayangi sahabatnya. Rasanya tak rela mendengar orang lain menghina Arif.

Dulu, saat mereka di sekolah dasar, Arif selalu menjadi pahlawannya. Menjadi perisai perlindungan dirinya. Ya walaupun, saat mereka kecil, Syifa cenderung lebih berani dari Arif.

Syifa pernah beradu jotos dengan seorang laki-laki yang iri oleh Arif, namun menjelek-jelekkan Arif.

Syifa segera saja memukul, mencubit, dan menendang. Syifa seakan tak sadar jika ia berantem dengan laki-laki. Setelah kejadian itu tentu mamanya marah-marah dan mengomelinya sepanjang hari.

Menurutnya itulah gunanya sahabat. Selalu ada disaat sahabatnya kesulitan. Saling melindungi.

Namun, mendengar Arkha berbicara seperti tadi siang. Ada masalah apa antara Arif dan Arkha?

Syifa tak ambil pusing. Ia memilih untuk berganti baju dan kemudian tidur.

***

Hari berlalu dengan cepat. Pagi ini, Hari minggu, Syifa mematikan alarm nya yang berbunyi dan berjalan menuju kamar mandi tentunya dengan wajah setengah sadar.

Karena matanya yang kurang bisa diajak kompromi, ia membentur pintu kamar mandi.

Membuatnya berdesis dan melotot melihat apa yang ada didepannya.

"Aduh sakit,"

Lantas Syifa memijat pelan jidatnya yang mungkin sekarang memerah.

Ia melanjutkan dengan sikat gigi dan mencuci muka. Lalu mengganti pakaian tidurnya dengan jaket dan celana selutut. Memakai cologne bayi. Ia juga menguncir rambutnya menjadi kucir kuda.

Dengan cepat, ia menyambar handuk kecilnya dan handphone lalu bergegas pergi menuju rumah Arif.

Sesampainya dirumah Arif, ia memencet bel dan menelfon Arif. Tak lama Arif menghampiri dengan muka bantalnya.

"Cepet cuci muka! Abis itu sikat gigi terus pake jaket soalnya masih dingin, abis itu ambil handuk sama—"

"Bola basket." sambar Arif cepat.

Syifa terkekeh.

"Gua hafal, Syif, lo selalu bilang itu."

Sebelum Syifa menjawab, Arif berkata lagi. "Bukannya bilang selamat pagi," cibirnya.

"Ohayo! Bonjour! Guten morgen! Good morning, Alit." Syifa menyengir.

Arif melengos pergi lagi masuk ke dalam rumahnya meninggalkan Syifa mendengus.

Setelah siap, mereka berjalan menuju lapangan basket. Saat sampai di lapangan basket, mereka merentangkan tangan dan menghirup udara dalam-dalam.

***

Hawa segar yang selalu menyapa di pagi buta, ditemani langit kemerah-merahan, dan juga embun yang bergilir menetes dari daun. Sempurna.

Arif menguap berkali-kali sambil terus mengerjapkan matanya. Membuat Syifa tersenyum jahil.

Ia melempar bola basket ke arah kepala Arif. Yang dengan cepat ditangkap Arif walaupun agak sedikit kelimpungan.

Arif melotot, "Syifa! Kalo tadi kena gimana?!"

BestFriend?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang