12:: All i need is a hug

411 52 3
                                    

"I've been asleep for a while now
You tuck me in just like a child now
'Cause every time you hold me in your arms
I'm comfortable enough to feel your warmth..."

🎵Colbie caillat - bubbly

[ XII ]

Syifa merapatkan jaketnya yang terkibar oleh angin malam. Ia membuka pintu cafe Plémpy, matanya mencari sosok seseorang yang menunggunya.

Begitu melihat sosok itu-Anggit-ia segera mendekapnya erat. Pasalnya saat menelfonnya dengan suara serak bergetar, Syifa tau ada yang tidak beres dengan Anggit.

Membiarkan orang-orang memerhatikan mereka berdua.

Membiarkan sosok yang ada dipelukannya mencari kenyamanan.

Membiarkan isak tangis gadis itu keluar seiring dengan bahu yang bergetar.

Syifa mengusap-usap punggung Anggit lembut. Ia berbisik, "Anggit, Sometimes all you need is a hug and all your stress will melt away."

Anggit tersenyum kecil dalam tangisnya. Ia perlahan melepaskan pelukan Syifa dan mempersilahkan kakak kelasnya itu duduk disebrangnya.

"Maaf kak, gue ganggu malem-malem."

"Kita kan temen. Gakusah sungkan gitu kali," Syifa terkekeh pelan.

Anggit menatap Syifa, "Temen? Bahkan gue lupa gue masih punya temen. Makasih kak,"

"Lo kenapa? Ada masalah sama temen?"

Anggit menggeleng. "Gue... daridulu susah punya temen. Kalaupun lo pernah liat gue disekolah lagi bareng temen. Yah mungkin itu bisa dibilang temen ke kantin, temen kelas, temen pulang bareng, or temen ekskul."

Ia meneguk ludahnya dan berkata lagi, "You know what i mean, gue gak bener-bener punya temen. Makanya dalam kondisi gini, gue manggil lo kak."

Syifa menatap Anggit prihatin, namun dengan cepat ia tersenyum manis. "Gue temen lo. Lo bisa panggil gue kapan pun lo butuh."

Anggit membalas tersenyum dan menundukkan kepalanya dengan tatapan kosong.

Syifa memesan dua gelas susu hangat.

"Lo mending minum dulu biar enakan,"

Gadis itu perlahan menyeruput susu hangat bertepatan dengan hatinya yang mulai menghangat.

"Gue bingung mau mulai dari mana."

"Lo gak harus cerita kalo lo belom siap. Gue disini buat nenangin lo, bukan berarti gue wajib tau masalah lo, kok." Syifa menyengir.

"Gue mau cerita."

"Okay, i'm ready. Telinga gue juga udah sangat siap,"

Anggit tertawa kecil. Ia memulai cerita dari dirinya yang tidak pernah mempunyai teman karena memang tidak pandai bergaul. Terlebih karena ia sangat dekat dengan kakaknya yang selalu bersamanya dari kecil.

Bahkan saat sekolah pun, Anggit selalu bersama kakaknya. Kakaknya selalu menghampirinya saat istirahat, pokoknya apapun saat ada waktu luang. Hingga saat SMP, ia dan kakaknya menyukai lelaki yang sama. Tetangga mereka. Lelaki itu menembak Anggit dan mereka berpacaran.

Saat itu, Anggit tidak tau bahwa kakaknya menyukai pacarnya. Intinya adalah, Anggit saat sudah tau bahwa kakaknya menyukai lelaki itu yang notabennya sudah menjadi pacarnya. Anggit tidak memutuskannya. Ia mempertahankan, sebut saja Anggit egois. Tapi memang begitulah.

Asal muasalan dirinya dan kakaknya bertengkar sampai saat ini walaupun hubungan Anggit dan cowok itu sudah putus.

Dan kakak Anggit tentu saja adalah Poppy.

BestFriend?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang