16:: Catching feelings

415 46 9
                                        

"Cause we are who we are
When no ones watching
And right from the start
You know I got you..."

🎵Zayn malik - i won't mind

[ XVI ]

Seminggu sudah Syifa uring-uringan gak jelas di kamarnya. Kelas sebelas dan kelas sepuluh sudah libur, sedangkan kelas dua belas masih masuk untuk merencanakan farewell party.

Karena Arif ikut berpartisipasi di acara tersebut, jadi seminggu ini ia ikut berlatih di sekolah. Seminggu ini pun Arif dan dirinya tidak bertegur sapa, jelas karena mereka tidak bertemu.

Entah pikiran dari mana tapi Syifa yakin bahwa cowok itu menjaga jarak darinya. Sejak kejadian di bioskop, lalu Arif yang tiba-tiba pulang duluan dengan alasan langit mendung dan takut kehujanan karena ia memakai motor.

Darimana ia tahu bahwa langit mendung jika mereka sedaritadi didalam bioskop? Hell, Syifa tahu jelas cowok itu berbohong dan memakai alasan klasik-namun tidak masuk akal.

Ia menatap handphonenya lalu mengetikkan sesuatu disana.

To = Anggit
Jalan yuk!


Sambil menunggu balasan dari Anggit, Syifa menengok ke jendela kamarnya karena mendengar suara motor-yang sangat ia kenali.

Dan benar saja, Arif disana. Dengan jas hitam formal yang tidak dikancing dan kaus abu-abus polos didalamnya. Juga jeans. Ia sedang memanaskan motor sportnya.

Syifa hendak berteriak untuk menyapa, namun suara handphonenya yang bergetar menunda aktifitasnya.

From = Anggit
Yah sorry gak bisa, kak. Nemenin kakak gue di farewell party malem ini, yah walaupun gue cuma nunggu di mobil doang.

Dahi Syifa berkerut melihatnya. Ia segera membalas.

To = Anggit
Terus lo kenapa ikut segala?


From = Anggit
Soalnya abis acara itu selesai, kita sekeluarga langsung ke bandara. Kakak gue kuliah di Singapura.

Syifa memangut-mangut mengerti. Ia kembali teringat akan pakaian rapih Arif.
Kemungkinan besar cowok itu akan berangkat kesana juga.

Syifa segera melihat lagi ke jendela, dan motor itu sudah tak disana.

***

Anggit melirik anak kelas dua belas yang tampak heboh dengan gaun atau jasnya sendiri. Termasuk kakak 'tercinta'nya yang ada disebelahnya. Ia tak berhenti menyatok rambutnya, padahal mereka sudah sampai 10 menit yang lalu.

Saat dilihatnya Poppy membuka pintu mobil bersiap keluar, Anggit bernafas lega. Satu mobil dengan Poppy bukanlah sesuatu yang bagus.

Sementara papa mamanya duduk didepan, membuatnya dan Poppy mau tak mau duduk berdampingan di belakang.

Entah harus senang atau sedih, mengingat sehabis acara ini kakaknya akan segera pergi ke Singapura.

"Kak Arif.." gumamnya tanpa sadar saat melihat sesosok lelaki itu turun dari motornya.

Anggit hanya bisa menatap dari kaca mobil, tapi ia bisa merasakan bibirnya membentuk senyuman tanpa disadari.

***

Arif mengeluarkan handphone sambil bersender di motornya. Menunggu seseorang menjawab panggilannya.

"Halo?"

BestFriend?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang