20:: What's the matter with me?

329 51 9
                                    

"What am I suppose to do
When the best part of me was always you and
What am I suppose to say
When I'm all choked up and you're okay
I'm falling to pieces, yeah..."

🎵The script - breakeven

[ XX ]

"Sini gua mau coba,"

"Gak!"

"Dikit aja, pelit banget sih lo."

"No no no,"

Arif menggembungkan pipinya kesal, Syifa hanya terkikik geli melihat sahabatnya itu bertingkah seperti anak kecil karena ia tak mau memberikan masakannya.

"Syif, bagi.."

"Lo mau mati keracunan?!"

Arif terkekeh, "Udah gapapa, sini eh mau coba masakan lo."

"Gaenak. Enakkan masakan Anggit,"

Dahi Arif berkerut. "Kok jadi bawa-bawa Anggit, sih?"

Syifa hanya menaikkan kedua bahu, "I just say the fact." lalu berlalu.

Arif kemudian berjalan cepat mendahului Syifa dan mencegatnya. "Lo kenapa, dah? Gak kayak biasanya."

"Apasih, ya emang masakan gue gaada apa-apanya sama masakan Anggit. Gue cuma ngomong gitu, what's the problem?"

"Kita lagi ga ngebahas Anggit sama sekali ya,"

Syifa hanya memutar kedua bola matanya, dan mencoba berjalan kembali, sebelum akhirnya Arif mencegat lagi.

"Lo kenapa sih? Ketus banget,"

Syifa juga tak tahu kenapa, tiba-tiba ia merasa mood nya turun drastis jika mengingat Anggit yang sudah seminggu ini memberi masakan kepada Arif dan juga surat yang ia kirim tadi siang. Terlebih dirinya yang memang sedang PMS. Selalu membuat emosinya tidak stabil.

"Sori ya gue emang ketus, gak bisa lemah lembut kayak Anggit."

"Tuh, kan. Anggit lagi. Apasih, Syif?" Arif menggeleng-gelengkan kepalanya, "What's the matter with you? Lo bukan kayak Syifa yang gue kenal."

Mendengar ucapan Arif justru membuat Syifa semakin naik darah, "Ohya? Emang sejauh apa lo kenal sahabat lo ini?"

Moodnya kembali buruk. Ia kemudian pergi ke taman belakang, dan menghempaskan badannya dikursi panjang. Mengontrol nafasnya.

Sungguh, bukan maksud Syifa untuk seperti itu. Ia juga tak menyangka akan mengatakan hal-hal seperti tadi yang diluar kendalinya, ia hanya merasa... kesal dengan segala sesuatu yang bersangkutan dengan Anggit.

Ada apa dengannya?

***

Syifa akhirnya memutuskan untuk beristirahat di UKS. Memang setiap sebulan sekali, perutnya akan terasa melilit-lilit dan itu sangatlah mengganggu aktivitasnya.

Ia mengambil handphonenya dan memasang earphone, sambil memejamkan matanya. Sebelum seseorang membuka gorden pembatas kasurnya.

Arkha melambaikan tangannya, "Bolos, bu?"

Syifa tersenyum kecil, "Enak aja. Gue sakit beneran." Ia kembali memejamkan matanya. Sambil menahan rintihan yang mendesak keluar dari mulutnya.

"Jadi inget pertama kali kita ketemu ya, Syif. Disini, di UKS. Inget gak?" Lalu Arkha tertawa. Matanya menerawang ke langit-langit UKS.

BestFriend?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang