Hayi mengambil nafas dalam sebelum keluar dari mobil mewah yang sekarang terparkir didepan gereja dimana gadis 23 tahun itu akan melangsungkan pernikahannya. Gadis itu terlihat sangat anggun dan cantik dengan gaun putih yang menjuntai hingga mata kakinya. Mahkota kecil berwarna silver itu menghiasi rambut cokelat pirang yang sejak lahir ia miliki.
Make up yang tidak terlalu tebal sangat cocok di wajahnya yang masih terlihat anak-anak. Pipinya yang dulu chubby terlihat agak tirus karena pola makan yang kurang terurus yah dan juga 'sedikit' stress memikirkan pernikahan mendadak ini. Namun senyumnya mengembang saat melihat sang ayah tersenyum bangga dengan tatapan bahagia diatas kursi rodanya.
"Ayah..." panggil Hayi senang. Tuan Lee mengangguk bangga lalu menggenggam jemari kecil putri semata wayangnya yang dibalut sarung tangan berenda.
"Ibu..." Hayi menatap Ibunya yang sedari tadi berdiri dibelakang kursi roda ayahnya. Mereka berjalan bersama memasuki gereja suci yang cukup megah itu.
Di ujung karpet merahㅡaltar tempat mereka mengucap janji suciㅡberdiri seorang pastor tua dengan pemuda yang memakai tuxedo hitam. Rambut hitamnya yang cukup tebal itu membuat kesan elegan ditambah wajah tampan yang memikat hati siapa saja yang melihatnya.
Hayi tidak percaya lelaki itu tersenyum melihatnya. Gadis itu sendiri tak sadar bahwa senyumnya mengembang saat melihat lelaki itu. Ini untuk pertama kalinya Hayi tersenyum tulus pada orang yang tak ia kenal. Iya, orang itu. Calon suaminya. Jung Jaewon.
Setelah mereka saling mengikrarkan janji suci, pastor tua berjubah putih itu mempersilahkan keduanya berciuman.
Jantung mereka berdegup kencang. Perlahan Jaewon mendekatkan bibirnya ke bibir Hayi yang terdiam dan ciuman hangat itu berlangsung cukup lama hingga tepuk tangan para tamu menghentikannya.
Pipi Hayi bersemu merah. Mereka saling membuang wajah.
"It was such a light kiss...tapi kenapa aku seperti mabuk?" pekik gadis itu dalam hati sembari melirik sang suami yang sedang menggaruk tengkuknya.
Mereka saling bertukar salaman pada tamu yang datang. Tak sempat mengobrol. Mereka terlalu sibuk menyapa para tamu dan berbincang dengan mereka.
Terkadang saling melirik satu sama lain membuat beberapa tamu melihat mereka dengan cekikikan.
It was too awkward for them.
Seriously, dua orang yang tak saling kenal dan untuk pertama kalinya mereka bertemu...mereka menikah. M E N I K A H.
"Hayi-ssi..." Jaewon memanggil Hayi lirih. Gadis itu menoleh tepat saat Jaewon juga menatapnya. Pandangan mereka bertemu.
"Hayi-ah, Jaewon-ah...acara sudah selesai. Ayo kita pulang." suara high-pitch milik ibu Jaewon membuat keduanya menoleh.
Hayi mengangguk lalu turun untuk mengikuti ibu mertuanya itu. Jaewon yang melihat gadis cantik itu agak kesusahan akhirnya ikut turun dan menggenggam lengan si gadis dengan erat.
"Kau bisa jatuh! Kalau kau jatuh lalu bagaimana malam pertama kita?" bisik Jaewon yang langsung membuat gadis itu terdiam dan membulatkan matanya yang memang cukup besar.
Hayi menoleh dan memandang Jaewon tajam.
***
HALOOO MAAF YA KALO PENDEK.
ONEHI FTW LOL
Aku nge-ship Hayi ku yang jomblo ini dengan everyone. termasuk diriku (hoeks)
SUMPAH YA STRUGGLES BANGET BUAT NGETIK JAEWON. Aku selalu end up ngetiknya jadi Chae Won coba. BLAME my eonni T____T nooo don't blame Moon Chae Won. Blame my heart. She is my moon. lol.
Enjoy yaaa ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Not Dating
Fanfiction❝MENIKAH?! Bagaimana mungkin aku akan menikah jika pacaran saja aku tidak pernah.❞ -ONE- ❝Eomma memang pernah mengatakan aku harus menikah muda, tapi tapi kupikir itu hanya gurauan belaka hingga pernyataan eomma benar-benar menamparku. Aku bahkan ta...