Malam semakin larut tetapi mata gadis itu masih terbuka lebar. Hayi ingin menggerakkan tubuhnya kesamping kanan dan kiri tetapi dia tidak ingin mengganggu Jaewon yang sudah tertidur.
Sebenarnya Hayi sangat lelah, matanya benar-benar ingin tertutup tapi berada disamping seorang lelaki yang tidak ia kenalㅡyah suaminyaㅡitu membuat Hayi gelisah. Dia memang pernah dekat dengan beberapa lelaki tapi itu hanya untuk tugas sekolah atau tugas kampus. Selama ini dia tidak pernah dekat dengan laki-laki hingga seperti ini kecuali dengan Nam Joohyuk. Kakak kelasnya dulu saat SMA, kakak kelas spesial yang entah dimana kabarnya. Beredar rumor bahwa pemuda tampan yang tingginya menjulang itu sudah menikah. Yah, syukurlah jika Joohyuk oppa sudah bahagia. Itu pikir Hayi.
Jaewon sendiri tidak bisa tidur, matanya memang terpejam tetapi tubuh kaku disampingnya membuat lelaki itu tak bisa tidur.
"Hayi-ssi?" panggil Jaewon pelan, memastikan apakah gadis itu sudah tidur apa belum.
Hayi terkejut mendengar suara serak milik suaminya, dia bingung mau menjawab atau tidak dan dia memutuskan untuk menjawabnya dengan dehaman.
"Kau belum tidur?" suara Jaewon mendominasi kamar mereka yang sunyi.
"Aku menjawab panggilanmu. Apa kau pikir aku sudah tidur?" Hayi terkejut dengan jawabannya sendiri. Dia memang tipikal to the point tapi bukan untuk orang yang belum ia kenal. Ah ya, orang itu adalah suaminya. Jung Jaewon.
Jaewon tersenyum geli mendengar nada dongkol milik gadis itu.
"Sudah malam. Tidurlah." Jaewon tersenyum sendiri mengucapkan kata-kata singkat itu. Beruntung hanya lampu tidur yang menyala. Jadi, meskipun Hayi melihat wajahnya, gadis itu tidak tahu Jaewon tersenyum.
Hayi membalikkan badannya. Dia berusaha senyaman mungkin karena dia pikir malam masih panjang dan dia tak ingin tubuh mungilnya yang sudah pegal semakin bertambah pegal dengan posisi kaku seperti itu.
"Ne. Nice dream Jaewon-ssi."
***
Well, jam dinding sudah menunjukkan pukul 07.30 dan Hayi sudah membuka matanya. Gadis itu sudah berada di dapur dengan bahan-bahan seadanya dia membuat sarapan untuk dua orang. Lee Hayi dan Jung Jaewon.
Awalnya Hayi terkejut saat matanya terbuka karena sinar matahari menelusuk melalui celah tirai jendela yang menerpa wajahnya. Dia melihat wajah tampan sedang tertidur pulas dengan satu tangan berada diatas tubuh mungilnyaㅡmemeluk Hayiㅡseakan gadis itu salah satu guling yang empuk. Dan itu nyaman.
"Ah, kenapa dia tidak membeli apapun untuk dimasak?" desah Hayi karena gadis itu hanya menemukan beberapa butir telur dan daging iris yang plastiknya sudah terbuka.
"Untung ada beras!" gumamnya lagi cukup senang.
Sedikit-sedikit gadis itu pandai memasak. Ya, salah satu alasannya adalah Nam Joohyuk. Pria itu cukup bawel untuk meminta Hayi memasak untuknya. Membawa bekal makan siang dan beberapa makanan penutup untuk mereka berdua saat istirahat. Ya, Nam Joohyuk spesial. Sangat spesial hingga gadis manja seperti Hayi berubah menjadi gadis mandiri yang tiba-tiba rajin memasak dan membantu bibi di rumah yang megah milik orang tuanya.
Setelah semua selesai Hayi duduk di meja makan. Impian lama itu muncul dikepalanya. Gadis itu sudah berjanji pada dirinya sendiri jika nanti menikah dia ingin membangunkan sang suami dan memanggilnya dengan mesra.
Hayi tahu bahwa impian lama itu saat dia dan Nam Joohyuk membicarakan tentang masa depan dimana mata Hayi hanya tertuju pada Joohyuk. Impian dimana dia dan suaminya saling mengenal dan saling mencintai sebelum menikah. Pernikahan karena cinta, bukan karena orang tua.
"Bisakah?" Hayi bergumam lirih. Lengkungan tipis dibibirnya menunjukkan bahwa dia siap melakukan ini.
Hayi membuka pintu kamar mereka dengan hati-hati. Jaewon masih tertidur lelap meski wajahnya cukup kucel dan ada bekas iler di wajah tampannya. Bukan. Hayi tidak jijik, dia menahan tawa karena Jaewon terihat sangat polos dan lucu.
Wajah Hayi ia dekatkan dengan wajah tampan Jaewon.
"Nampyeon..."
"Wake up nampyeon..."
"Sarapan sudah siap."
Suara lembut Hayi membuat mata Jaewon membuka perlahan. Hayi sebenarnya tak sadar bahwa wajah mereka terlalu dekat.
Mata mereka menyatu dalam tatapan. Hening menyelimuti keduanya hingga senyum Hayi membuat Jaewon terbatuk dan membuat gadis itu menjauh.
"Yah! Aku sudah romantis seperti ini kenapa kau seperti alergi?!" Hayi berdiri sambil menekuk kedua tangannya kedalam. Jaewon benar-benar menyebalkan! Pekik Hayi dalam hati.
Gadis itu langsung berjalan keluar tanpa menunggu respon Jaewon yang masih terbatuk.
"Nampyeon! Ayo makan!" Hayi berbalik saat sudah di ambang pintu dan tersenyum manis pada Jaewon.
'Gila!' maki pemuda itu dalam hati.
'Gila! Lee Hayi benar-benar gila!'
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Not Dating
Fanfiction❝MENIKAH?! Bagaimana mungkin aku akan menikah jika pacaran saja aku tidak pernah.❞ -ONE- ❝Eomma memang pernah mengatakan aku harus menikah muda, tapi tapi kupikir itu hanya gurauan belaka hingga pernyataan eomma benar-benar menamparku. Aku bahkan ta...