Langit dipenuhi awan, matahari bersinar cerah dan burung-burung berkicau didahan pohon yang ada di halaman rumah milik keluarga kecil Jung.
Hayi sedang menyirami bunga yang baru ia tanam dua minggu lalu setelah berjalan-jalan di daerah puncak bersama Jimin, Kevin dan Seungyoon-seperti biasa-dan juga suaminya. Jung Jaewon. Hayi merengek minta dibelikan bermacam-macam bunga sepuluh pot setiap jenisnya dan itu membuat pasangan suami istri itu harus berseteru unytuk pertama kalinya dan untuk pertama kalinya juga Jaewon tahu bahwa Hayi sangat tidak mau kalah. Ketiga sahabat istrinya itu malah berjalan-jalan sambil berselfie ria tak menghiraukan raut wajah Jaewon yang memelas pada mereka. Hahahaha.
Hayi bersenandung mengikuti kicauan burung. Burung-burung itu mengangguk-angguk menikmati 'konser' mini mereka.
CEKREK!
Tiba-tiba suara kamera memotret membuat Hayi terkejut dan menoleh. Gadis itu langsung tersenyum lebar lalu mematikan selang air yang dipegangnya dan berlari kearah seseorang yang memegang kamera itu.
"Akhirnya dapet foto istri muda yang lagi nyiram bunga." Suara itu menggoda Hayi sambil menggoyang-goyangkan kamera yang dipegangnya.
"Eomma!" pekik Hayi senang lalu memeluk ibunya erat.
Wanita setengah baya itu balas memeluk putri semata wayangnya. Hayi merasakan pelukan lain dibalik punggungnya dan dia tahu tubuh siapa yang merengkuhnya hangat.
"Appa~" Hayi melepaskan pelukan pada ibunya dna balas memeluk sang ayah yang sangat ia rindukan.
Ayahnya sudah bisa berjalan setelah tiga bulan pernikahan putrinya itu. Tuan Lee berusaha keras untuk sehat kembali dan usahanya tidak sia-sia. Sekarang beliau sudah gagah kembali.
"Ehem-ehem teletubbies-nya nanti lagi dong. Ayo masuk." Deham nyonya Lee yang membuat ayah dan anak itu tertawa renyah dan mengikuti nyonya besar masuk.
"Tumben sekali kesini gak bilang-bilang." Hayi menyelip diantara kedua orang tuanya. Mereka mengusap rambut putrinya gemas.
"Memang kalau kami kangen harus telfon dulu?" tuan Lee mengerucutkan bibirnya
"Hahaha. Hayi bercanda Appa~" gadis itu mencubit kedua pipi ayahnya dengan gemas.
"Hayi-ah~" panggil nyonya Lee yang dijawab dengan anggukan kecil
"Ini." Nyonya Lee menyerahkan amplop bergambar pesawat itu pada putrinya.
"Apa ini eomma?" Hayi membolak-balik amplop berwarna hijau cerah itu
"Buka saja." Nyonya Lee tersenyum yang diikuti dengan senyuman tertahan suaminya.
Mata Hayi membulat saat membuka apa yang ada didalam amplop itu. Tiket pesawat ke Bali, kunci hotel di Bali, dan atm salah satu bank di Indonesia.
"Untuk apa ini?" Hayi melirik kedua orang tuanya bergantian.
"Appa sudah gatal ingin menimang bayi hm." Suara tuan Lee dibuat serak sambil memperagakan sedang menggendong bayi di tangannya. Nyonya Lee tertawa renyah.
"Heng?" Hayi mengangkat ujung bibirnya tak percaya. Ayahnya kembali bersikap kekanakan.
"Eomma!" kali ini dia menatap ibunya
"Kami dan mertuamu sudah sepakat untuk membuat kalian bulan madu secepat mungkin Hayi-ah."
"Kalian sudah hampir setengah tahun loh menikah. Tapi cucu belum juga datang."
"Kalian sudah melakukan 'itu' belum sih?"
Hayi membuka mulutnya tak percaya bahwa ibunya akan bertanya seperti itu. Pipinya memerah sendiri.
"Yah! Kalian belum melakukan 'itu'?!" pekik ibunya saat melihat ekspresi putrinya itu.
Tuan Lee membalikkan badan sang putri untuk menghadapnya, "Jeongmal??! Pantas saja ini belum terisi!" tuan Lee menepuk perut Hayi yang rata. Bercanda.
Hayi mengerucutkan bibirnya dan menunduk malu namun reaksi putri mereka itu membuat keduanya tertawa.
"Makadari itu kami menyiapkan ini. Abeonim-mu sudah mengecek jadwal Jaewon dan kalian bisa ke Bali seminggu ini. Dan juga Appa dan Eomma sudah mengecek jadwal haid mu sayang hehehehehe. jadi kamu sedang dalam masa subur. " Tuan Lee tersenyum menggoda putri semata wayangnya itu yang wajahnya sudah merah padam.
Ayah dan Ibunya tahu jelas apa yang ia pikirkan.
"Bawakan appa cucu perempuan~" tuan Lee menaik turunkan alisnya
"Eomma ingin laki-laki~" nyonya Lee membalikkan badan Hayi untuk menghadapnya
"Abeonimmu ingin perempuan Hayi." Gentian tuan Lee membalik badan Hayi lagi sambil melirik istrinya degan kesal
"Eommonim-mu ingi laki-laki Hayi!" Hayi kembali ditarik untuk mengahadap ibunya dengan tatapan mengintimidasi
"Aku ingin sebelas laki-laki yeobo~ ayo kita buat Jung FC! " suara dari ambang pintu itu membuat keluarga tersebut menoleh dan terkejut dengan kehadiran Jaewon yang sedang tersenyum lebar tidak tidak pemuda tampan itu sedang tertawa lebar dan renyah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Not Dating
Fanfiction❝MENIKAH?! Bagaimana mungkin aku akan menikah jika pacaran saja aku tidak pernah.❞ -ONE- ❝Eomma memang pernah mengatakan aku harus menikah muda, tapi tapi kupikir itu hanya gurauan belaka hingga pernyataan eomma benar-benar menamparku. Aku bahkan ta...