"WHAT THE HECK?!"
"PAKE PASSWORD SEGALA?!"
"HECK!!!!!!!!!!"
Hanbin menendang udara. Malam yang sial. Benar-benar sial. Hampir setengah jam dia mencari kunci rumah yang terlihat mewah itu di dalam tas yang Hayi bawa dan saat sudah memasukkan kunci gesek itu dia baru sadar ada passwordnya. Sudah dicoba sampai jemarinya keriting tapi tak bisa dibuka jua.
Hanbin sudah menangis. Air matanya mengalir deras. Hatinya sakit tak tertahankan dan kesialan berlipat-lipat pula. Dia tak ingin melihat Hayi apalagi dengan suaminya yang kriwil itu. No way.
Hanbin mengusap air mata yang mengalir dipipi tirusnya. Dia menatap Hayi yang tertidur miring di jok belakang bersama Jaewon. Mereka tidur sangat dekat bahkan gadis itu memeluk suaminya erat.
"Kenapa gue jatuh cinta sama lo?"
"Banyak cewek yang ngantri gue tidurin dan lo?"
"Kenapa hati ini tertarik sama lo Hayi?"
"Kenapa?!"
***
Beberapa pasang mata memperhatikan pemuda yang sedang menggendong seorang gadis di punggungnya. Gadis itu terlihat tertidur atau tak sadar tetapi mereka hanya mendesah pelan. Penghuni apartemen yang cukup mewah dan besar itu memang sudah biasa melihat pemuda tampan yang tinggal di ruangan 102 lantai tiga itu membawa seorang bahkan dua orang gadis yang cantik dan seksi minimal dua kali seminggu. Ya. Sudah hampir satu tahun Kim Hanbin seperti itu. Tapi sejak dua minggu yang lalu mereka tak pernah melihat lagi Kim Hanbin dengan perempuan sampai sekarang. Yang membuat mereka sedikit terkejut adalah fisik gadis yang di tutupi oleh jaket besar milik sang pemuda. Gadis itu jauh dari kata seksi dan langsing, apalagi tinggi. Dan wajahnya bulat—tidak tirus seperti gadis yang biasa Hanbin bawa.
"Selamat malam Kim Hanbin-ssi." Sapa seorang lelaki setengah baya yang satu lift dengan dia.
Hanbin tersenyum kecil dan mengangguk, "Malam Hwang ahjussi."
Sudah biasa atau karena sakit hatinya Hanbin tidak peduli dengan tatapan aneh dari ahjussi di sampingnya.
"Mari ahjussi." Ujar Hanbin saat lift berhenti di lantai 3.
"Oh iya-iya." Suara Hwang ahjussi tenggelam karena tertutupnya pintu lift berwarna silver itu.
Setelah menidurkan Hayi di kasurnya dia kembali ke parkiran dan membopong Jaewon dari samping.
"Kampret ya lo." Desisnya sambil melirik Jaewon yang tak sadar meski kakinya masih bisa bergerak terseok-seok mengikuti langkah Kim Hanbin.
Lagi-lagi Hanbin mengejutkan penghuni apartemen yang melihatnya. Mereka tak menyangka Hanbin juga membawa teman pria yang tak pernah mereka lihat setelah menggendong gadis tadi. Apa yang akan mereka lakukan? Apalagi pria ini mabuk? Dan dandanannya? Kriwil begitu? Pikir mereka menerka-nerka.
"Malam Kim Hanbin-ssi." Kali ini yang menyapa Hanbin adalah seorang gadis dari lantai empat. Hanbin memang terkenal di kawasan apartemennya.
"Malam Hyejung-ssi." Hanbin tersenyum tipis. Tipis sekali hingga membuat gadis itu kaku.
Ting!
Pintu lift kembali terbuka di lantai tiga.
"Mari Hyejung-ssi." Hanbin menganggukkan kepalanya lalu kembali menyeret Jaewon.
"Ma—lam..."
***
Setengah melempar Hanbin menaruh tubuh Jaewon yang sedikit lebih besar darinya—disamping Hayi yang tertidur pulas.
Plak plak plak
Hanbin menepuk kedua tangannya bergantian. Punggungnya pegal. Apalagi hatinya.
"HAH." Dia mendesah. Kesal.
"Ck. Goodnight guys." Dengan itu Hanbin keluar dari kamarnya dan menuju dapur untuk mengambil sekaleng bir lalu duduk di sofa ruang tamunya.
Meski apartemennya cukup luas tapi Hanbin memang membuat kamarnya hanya satu. Jika Bobby, Mino, Vernon, atau keluarganya menginap maka mereka akan tinggal satu kamar. Berdesakan. Hangat.
Gadis-gadis yang dibicarakan tetangga?
Mereka hanya tidur setelah menemani Hanbin mabuk atau bersenang-senang. Tidur. Tidak lebih.
"Ya Tuhan..." lirihnya setelah meneguk sisa bir di kaleng sambil menepuk dadanya sendiri. Air matanya kembali mengalir. Sakit. Perih. Dia merasa terkhianati. Padahal dia bukan apa-apanya Lee Hayi.
"Damn these shits." Dan matanya tertutup dengan punggung yang mencoba nyaman di atas sofa empuknya. Menuju alam tidur yang gelap.
***
HAI
Aku update terus yah -_- pasti bosen deh liat pemberitahuan muncul terus hehehew masalahnya aku pengin ini cerita selese sebelum mulai kuliah jadi ya gini deh ya biar per chapternya gak panjang-panjang banget hmz.
hmz--lagi. kesian hanben hmz. adakah yang merasakan second lead syndrom? hahahaha apaan sih mulai gaje -_-
enjoy your day xixi btw selamat malam jum'at ^_^
-tinjawarriors-
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Not Dating
Fanfic❝MENIKAH?! Bagaimana mungkin aku akan menikah jika pacaran saja aku tidak pernah.❞ -ONE- ❝Eomma memang pernah mengatakan aku harus menikah muda, tapi tapi kupikir itu hanya gurauan belaka hingga pernyataan eomma benar-benar menamparku. Aku bahkan ta...