23

2.4K 136 3
                                    


Hayi terus mengomel sambil mengitari ruangan hotel kami. Aku sudah memprediksi kedua orang tua kami pasti akan memberikan hotel yang 'wow' tapi tak kusangkan bahwa istriku ini malah mengomel karena harga kamar permalam yang terbilang cukup fantastis.

"Emang sih ini bagus. Apa karena ini dari bulu angsa makanya sangat mahal?" Hayi mengangkat bantal kasur hotel sambil membolak-balikannya.

Aku hanya mengangguk-angguk saja, "Lihat deh pantai Kuta." Ujarku sembari membuka pintu kaca yang mengarah ke balkon. Kamar kami ada dilantai lima dan menghadap langsung ke pantai yang popular itu.

Kudengar Hayi mendengus dan berjalan kearahku. Matanya membulat terpukau pada matahari yang sedang terbenam itu.

"Indah banget!" pekiknya senang sesekali memandangku.

Wajah Hayi terlihat sangat indah karena pantulan cahaya matahari sore itu. Tidak. Istriku itu memang indah sejak lahir hehehehehehehehehehehehehehehehehehheheeh.

"Apa nama pantainya?" tanya Hayi sambil memeluk lenganku.

"Kuta. Pantai Kuta."

"Kamu sering ke Bali?" dia mendongak

"Dua kali ini."

"Ngapain?"

"Ketemu client papa sekalian rapat ini itu disini. Seminggu."

"Ooooh."

"Makanya kita gak perlu tour guide. Suamimu ini bisa dihandalkan sayang."

"Dih sombongnya."

"Sombong-sombong kamu tetep cinta kok."

***

Aku mengigit bibir bawahku sembari menatap pantulan diri dari cermin besar ini. Apa ini tidak terlalu seksi? Jimin benar-benar!

Dia membawakanku lingerie satu lusin! SATU LUSIN!

Aku tak percaya bahwa dia sahabatku huhuhu. Dan dia belanja dengan Kevin dan Seungyoon. Iya. Mereka yang memilih lingerie-lingerie ini. Demi dewa neptunus dan keturunannya aku ingin mengutuk ketiga temanku itu. Apalagi Jimin bilang dua lelaki itu sampai menelan ludah karena membayangkan aku memakai semua ini. GILA!

"Hayi-ah kamu gak papa?" suara Jaewon terdengar dengan ketukan pintu kamar mandi.

Aku menoleh ke arah pintu dan berdeham, "Gak papa."

"Hampir setengah jam loh kamu disitu. Aoa ada yang bisa aku bantu?" suaranya terdengar khawatir.

Heish, bagaimana bisa dia membantu. Bisa-bisa dia menyerangku kalau begini. Huft.

Aku mengambil nafas panjang dan dalam sebelum membuka pintu kamar mandi yang luas ini.

***

"Hayi-ah—" suaraku tercekat saat Hayi membuka pintu kamar mandi dan perlahan keluar. Aku menelan ludah. Tenggorokanku kering seketika melihat tubuhnya yang berisi itu hanya dibalut lingerie berwarna merah menyala.

Tidak. Tidak. Apa aku salah lihat?

Hayi yang tadi menunduk sekarang mendongak menatapku. Dia menggigit bibir bawahnya dan menatapku malu-malu.

"Jangan—" suaraku tercekat. Hayi menaikkan alisnya bingung, "Jangan apa?" tanyanya dengan lirih dan kebingungan.

"Jangan digigit bibirnya. Aku juga pengin." Dan tanpa sadar bibirku sudah menempel di bibirnya yang kenyal, manis dan hangat. Oiya. Bibir Hayi juga membuatku kecanduan. Sangat kecanduan.

"Hayi-ah~ be mine tonight and forever~" bisikku sekali lagi lalu menggendongnya ala bridal style. Tak lupa juga bibirku yang kembali mencumbunya.

***

DRRRT-DRRRT-DRRRT

Ponsel milik Jaewon terus berdengung membuat Hayi membuka matanya. Tubuhnya yang mungil susah untuk bergerak karena pelukan Jaewon sangat erat. Mata Hayi membulat setelah menyadari bahwa keduanya sama sekali tak berbalut busana. Mereka hanya tertutupi oleh selimut tebal milik hotel.

"Mwoya!!!!!!!!!!!!!" pekiknya lalu menendang Jaewon refleks.

Jaewon terjatuh dari tempat tidur dan mengerang kesakitan.

"YAH LEE HAYI!" pekiknya sambil memegang pinggangnya. Matanya masih setengah membuka.

"YAH! ITU TUTUPIN! GILA KAMU!" pekik Hayi sambil menutup wajahnya dengan satu tangan sedangkan tangan lainnya menunjuk milik Jaewon.

Jaewon menurunkan pandangannya tetapi pemuda itu malah tertawa. Dia berdiri dan memakai celana pendeknya lalu duduk disamping Hayi.

"Yah! Ngapain disini! Sana-sana!" Hayi masih menutupi wajahnya. Dia terus mendorong suaminya itu yang masih tertawa.

"Semalem aja seneng banget sekarang sok jual mahal." Godanya sambil mendekati wajah Hayi

"Kampret!" desis Hayi kesal lalu dengan cepat dia menarik selimut, mendorong Jaewon kembali lalu berlari masuk kekamar mandi.

BRUK!

Jaewon tertawa renyah melihat aksi malu-malu kucing istrinya itu.

"JUNG JAEWON AMBILKAN AKU HANDUK!!!!!!!!!!"

****

HUWEEEEEE AKHERNYAAAAAAAA

PENGIN NENDANG JAEWON JUGAAAA IHHHH

Marriage Not DatingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang