2

5.8K 283 20
                                    

Perjalanan mereka ke 'rumah' diisi dengan lagu yang mengalun dari mobil audi R8 milik Jaewon. Hayi yang merasa sangat canggung akhirnya berdeham setelah sebelumnya gadis itu berdebat tentang tidur untuk malam ini di rumah orang tua Jaewon atau rumah orang tua Hayi saja.

"Eum kau tahu Jaewon-ssi." Hayi mencoba menatap Jaewon yang sedang fokus menyetir namun gagal karena gadis itu melihat kedepan lagi.

"Hm." Jaewon sendiri bingung bagaimana memecahkan ketegangan diantara mereka. Well mereka sudah resmi menjadi suami istri tetapi mengapa mereka sama sekali belum berbicara. Apalagi tadi pemuda itu sempat menggoda sang istri membuat kesan yang kurang baik pada istrinya.

"Sebenarnya kita akan kemana?"

"Ke rumah."

"Ah, maksudku dimana rumahmu itu."

"Rumah kita."

"Ah..ya ya...rumah kita, itu alamatnya dimana?"

Jaewon menoleh pada Hayi yang sedang menatapnya juga dengan kebingungan. Melihat ekspresi gadis itu membuat Jaewon tersenyum tipis. Hayi mengerutkan dahinya bertambah bingung karena senyuman sang suami.

"Kenapa?" tanya Jaewon.

"Anu..aduh. Aku bajuku...aku akan minta supir untuk membawakan bajuku dari rumah." Hayi memainkan ujung wedding dress-nya karena bingung untuk menjelaskan. Jaewon membulatkan mulutnya mengerti.

"Akan kukatakan kalau kita sudah dirumah."

"Wae?! Kau tega membuatku pakai baju ini terus?" Hayi mengerucutkan bibirnya kesal.

Jaewon tertawa kecil melihat reaksi Hayi. Gadis itu terlihat sangat anak-anak.

"Kau bisa memakai bajuku."

"MWO?!ㅡ"

"Nah. Kita sudah sampai!" potong Jaewon sebelum Hayi mengeluarkan suara macam-macam. Dia mulai tahu bahwa istrinya sama dengan perempuan yang lain. Lee Hayi juga suka mengomel. Entah mengapa hal itu membuat Jaewon senang.

Hayi terdiam. Gadis itu diam mematung didepan pintu 'rumah mereka' dimana Jaewon sudah memasuki rumah cukup megah itu terlebih dahulu.

"Hayi-ssi."

"Hayi-ssi."

Jaewon mengambil nafas sebelum memanggil gadis itu lagi, "Ya! Lee Hayi! Ayo masuk!"

Suara Jaewon yang cukup keras membuat gadis itu tersadar dan memasuki rumah bernuansa cokelat dan nila itu. Mata bulat Hayi menelanjangi setiap sudut rumah yang sudah memiliki beberapa barang walaupun masih sangat terlihat sepi dan kosong.

"Ini kamar kita." suara Jaewon lagi-lagi membuat gadis itu tersadar dan melihat dimana pemuda tampanㅡsuaminya berada.

"Hah? Kita tinggal satu kamar?" tanya Hayi polos.

Jaewon tertawa mendengar pertanyaan istrinya itu, "Kita suami istri. Bukankah itu hal yang sangat wajib?" Jaewon mendekati Hayi yang masih berdiri di tengah ruang tamu, dia menggenggam tangan Hayi untuk mengikutinya.

Hayi menunduk, gadis itu mengamati bagaimana jemari panjang dan kekar milik Jaewon menggenggam jemari mungilnya. Hangat.

***

"Aku mau mandi." suara Jaewon membuat Hayi yang sedang mengamati pemandangan malam dari jendela kamar mereka menoleh.

"Eum, Jaewon-ssi." panggil Hayi ragu membuat Jaewon yang sudah mengalungkan handuknya berhenti dan menatap si gadis yang masih lengkap dengan make up nya yang tipis.

Marriage Not DatingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang