"Na, nanti les?" Tanya Kiki, yang Anna mulai bosan menjawab. Pertanyaan itu merupakan pertanyaan sehari-hari Kiki.
"Gak, tapi mau tutorin orang dulu pulang sekolah."
"ELAH terus gue jalan sama lo kapan?" Rengek Kiki.
"Abis UTS mau?" Tanya Anna sambil tersenyum manis.
"Bener ya? Jangan PHP!"
"Iyaaaaa."
Sepanjang pelajaran Biologi, Anna berusaha sekuat tenaga untuk menahan matanya agar tetap terbuka. Ia sangat mengantuk. Ia sudah minum, berusaha mencatat, bahkan ia sudah makan permen mint yang diberikan Kiki, yang katanya bisa menghilangkan kantuk. Ternyata tidak.
"Lo tidur gak sih?" Tanya Kiki setelah guru Biologi keluar dari kelas.
"Tidur. Ca sebentar plis gue mau tidur, kalo ada guru langsung bangunin gue ya," pinta Anna, ucapannya ngelantur.
"Ca?" Tanya Kiki bingung.
"Ki maksudnya," jawab Anna yang sudah menelungkupkan kepalanya. Kiki hanya geleng-geleng kepala, namun membiarkan teman sebangkunya tidur.
Setelah lima belas menit tidak ada guru yang masuk ke kelasnya, Kiki pergi ke kantin. Ia membeli sebotol air mineral untuk dirinya, lalu membeli segelas kopi panas dan permen karet untuk Anna.
Mungkin Tuhan berada di pihak Anna, satu jam pelajaran yang berdurasi 45 menit itu kosong. Namun, guru mata pelajaran selanjutnya sudah masuk dan siap untuk mengajar.
"Na, bangun, ada guru." Kiki menepuk pundak Anna pelan. Anna mengangkat kepalanya perlahan, lalu mengusap kedua matanya.
"Tuh, gue beliin kopi sama permen karet. Udah gak terlalu panas sih kopinya," ucap Kiki sambil mengeluarkan bukunya dari tas.
"Ki, ya Tuhan, makasih banget!" Anna memeluk Kiki dari samping.
"Santai."
"Beneran makasih banget yaa, nanti uangnya gue ganti beneran."
"Ya elah, masih kaku aja lo. Santai kali," ucap Kiki sambil tersenyum.
Anna diam-diam meminum kopinya saat gurunya sedang menulis di papan tulis, lalu memasukkan permen karet ke dalam mulutnya.
"Dah seger?" Tanya Kiki saat melihat gelas kopi Anna sudah tinggal setengah.
"Lumayan."
"Minum kopinya pelan-pelan, kalo langsung ditenggak gak berasa," ucap Kiki.
Dan begitulah hari Anna berlangsung, menahan kantuk dan dua gelas kopi. Di satu poin, Anna sudah tidak perduli dan menelungkupkan kepalanya saat guru sedang menjelaskan. Untung tidak ada yang menegurnya, mungkin paham bahwa Anna begadang untuk mendapatkan nilai bagus yang dimilikinya.
Satu jam terakhir, Anna kembali tertidur. Untung saat itu gurunya hanya memberi tugas lalu meninggalkan kelas. Kiki dengan baiknya mencatat soal itu di bukunya dan di buku Anna, biar nanti Anna kerjakan di rumah.
Ketika bel pulang berbunyi, Anna langsung terlonjak bangun. Ia mengusap kedua matanya, lalu membetulkan kuncirannya.
"Na, lo sakit ya? Malah jadi pucet sekarang," ucap Kiki sambil menyentuh dahi Anna dengan punggung tangannya.
"Gue kalo baru bangun tidur emang pucet, bukan karena sakit. Nanti juga balik sendiri warna aslinya," jawab Anna. Ia merapikan barang-barangnya, lalu sebelum beranjak pergi, ia mengecek ponselnya terlebih dahulu.
Ada beberapa pesan dari official account di LINE, dan ada pesan dari Asa. Anna mengangkat alisnya, lalu membuka kolom chat Asa.
Asadel Purnama: na dmn? Gue udah di perpus ya
KAMU SEDANG MEMBACA
Enigma
Teen FictionEnigma [ɪˈnɪɡmə]: Noun 1: A person or thing that is mysterious or difficult to understand. Asa tidak pernah berusaha untuk memahami kepribadian orang. Untuk apa? Bikin pusing. Lagi pula dia bukan cenayang. Setelah bertemu Anna, Asa mulai menyesali k...