Seseorang sedang duduk di mejanya ketika Anna memasuki ruang ujian. Lelaki, punggungnya menghadap pintu jadi Anna tidak mengetahui siapa.
"Misi," ucap Anna pelan.
"Eh, akhirnya dateng juga." Lelaki itu berdiri.
"Eh, Asa. Gue kira siapa." Anna meletakkan tasnya di bangkunya. "Ngapain? Kok di sini?"
"Mau nanya." Asa memberi Anna kertas yang sedari tadi ia pegang. "Nomor delapan belas."
Anna melihat soal yang Asa ingin tanya, lalu mengerutkan dahinya. "Ini kan udah lo tanya tadi malem?"
"Kalo dari foto gue gak ngerti."
"Ini tuh sama aja, lo tulis dulu apa aja yang diketahui, terus lo inget-inget rumus yang bisa dipake yang mana. Jangan lupa perhatiin satuannya," jelas Anna sambil menulis rumus di samping soal itu.
"Hm," gumam Asa sambil menatap kertas itu baik-baik.
"Paham gak? Jangan cuma diliatin. Adit juga bisa kalo ngeliatin doang," goda Anna.
"Ya gue paham-pahamin deh." Asa menggaruk kepalanya. "BTW, nanti lo latihan?"
"Iya, latihan sebentar. Paling cuma sampe jam dua."
"Sip. Ya udah, gue cabut ya. Thanks, Na!"
*
"Ayo fokus dong! Tinggal dua hari lagi, harus lolos. Biar ketemu si itu, siapa tuh, pemanah Korea yang cantik banget," teriak Kak Andri yang sedang berusaha menularkan semangatnya ke Anna yang terduduk di rumput, keringat mengalir dari kedua pelipisnya. Matahari yang bersinar terang seperti meledek Anna.
"Gak tau Kak, capek," ucap Anna sambil mengusap keringat di dahinya.
"Ya udah, istirahat dulu deh. Tapi nanti lanjut udah fokus ya?" Tawar Kak Andri. Anna yang tidak ada tenaga hanya mengangkat jempolnya dengan senyum malas.
Dengan gontai, ia berjalan menuju tempat ia meletakkan tasnya. Ia menenggak air mineral dari botol minumnya yang tinggal setengah hingga habis lalu mengelap keringatnya. Ia lalu duduk bersandar sambil meluruskan kedua kakinya yang berdenyut pegal karena terlalu lama berdiri.
Tidak lama kemudian, ia mendengar ponselnya berdering dari tasnya. Sebuah pesan LINE.
Asadel Purnama: na dimana?
Annara Harris: lagi latihan, kenapa?
Tulisan read muncul di samping bubble chat dari Anna dalam jangka waktu kurang dari sepuluh detik, dan balasannya datang sekitar sepuluh detik selanjutnya.
Asadel Purnama: dimana?
Annara Harris: senayan, pintu 7. Kenapa?
Asadel Purnama: gue kesana ya
Annara Harris: lah ngapain?
Namun pesan terakhir itu tidak dibaca lagi oleh Asa, dan Kak Andri sudah memanggil Anna untuk kembali latihan.
"Kak, tau Alvin gak?" Tanya Anna kepada Kak Andri yang berjalan di sampingnya.
"Alvin Radian Hastomo? Tau. Kenapa?"
"Dia jago gak?"
"Jago. Pelatih pribadinya dia temen aku juga. Dia lawan kamu lagi kan tahun ini?" Tanya Kak Andri.
"Iya," jawab Anna singkat.
"Kenapa? Dia ganteng ya?" Kak Andri menyenggol Anna sambil tersenyum jahil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enigma
Teen FictionEnigma [ɪˈnɪɡmə]: Noun 1: A person or thing that is mysterious or difficult to understand. Asa tidak pernah berusaha untuk memahami kepribadian orang. Untuk apa? Bikin pusing. Lagi pula dia bukan cenayang. Setelah bertemu Anna, Asa mulai menyesali k...