" Aku datang nyonya ! Ayo keluar ! " itu suara Durja. Apa yang harus aku lakukan ? Aku memutuskan untuk menelusuri ruangan ini lebih dalam lagi.
Ada pintu kecil di sudut ruangan. Aku memaksa membuka pintu itu dan mencoba memasukkan badanku ke pintu itu. Secara paksa, sulit sekali.
Setelah berhasil keluar dari ruangan itu, aku baru menyadari bahwa aku berada di luar rumah. Tetapi aku tidak tahu aku berada dibagian mana, aku mencoba berjalan lurus dari arah tangan kananku.
Seharusnya aku tidak pernah melakukan itu. Aku melihat Durja mencoba menerobos masuk ke dalam rumah dan dia menyadari kehadiranku. Bodoh !
" Nyonya ! Tunggu ! " aku melihat kemarahan dari mata Durja. Aku sangat takut tetapi ketika aku mau lari dia sudah memegang tanganku. K-15 hanya melihat dari kejauhan, dasar dia adalah mata - mata tak berguna.
" Ayo ikut aku nyonya, maaf jika sikapku kasar, "
" Tidak tujuanku kesini untuk menemui ayahku ! Dan satu - satunya cara agar aku bisa menemui ayahku adalah dia , " aku menunjuk kearah K - 15. " Aku yakin kamu sudah di beritahu oleh suamiku tentang tujuan untuk pergi ke Jepang, "
" Iya, dan tujuan itu adalah terbebas dari kekangan keluarga Takhur ! Adik terkecil saya sudah meninggal karna nyonya tidak ada di jangkauan saya 30 menit, bagaimana jika aku tidak menemukan nyonya untuk 1 hari. Keluargaku hanya tinggal nama saja ! Apa nyonya tidak mengasianiku ? " aku tertegun dengan ucapan Durja.
Disisi lain aku kaget karena Ranvi benar - benar berfikir aku alan melarikan diri dari keluarganya, disisi lain juga aku tidak tega dengan keadaan yang dialami Durja." Durja tujuanku ke sini bukanlah itu percayalah padaku. Besok paman itu akan menuntunku ke rumah ayahku, kamu juga bisa tinggal disini, " ucapku.
" Siapa yang mengizinkanmu untuk memberi izin orang tinggal di sini ? Jangan merasa bahwa kamu adalah nyonya disini ! Di Jepang aku menganggap semua orang sama ! Camkan itu baik - baik , " K - 15 yang awalnya hanya melihat kami. Mulai mendekati kami dan berkata
" Kalian bertiga kuizinkan untuk tinggal di sini, tapi jangan buat keributan. Aku sangat benci itu , "
" Hey ! Itu sama saja seperti aku memberikan izin kepada mereka, " teriakku. Tetapi K - 15 tidak mengiraukan, dia hanya berbalik dan berkata " Lebih baik kamu masukkan limosin itu atau nanti akan di curi, "
Sesudah memasuki rumah tersebut, aku dan Durja duduk di sofa ruang tengah dari rumah itu. Keheningan memasuki atmosfer di rumah itu. Apa yang akan ku katakan ? Adiknya meninggal karena keegoisanku. Itu bukanlah sesuatu yang baik. Lebih baik kutelefon orang itu. Nada dering tersambung dan dari seberang telefon ada yang mengangkat.
" Kamu ada di mana ? " cemas suara orang itu.
" Aku sudah bersama dengan Durja , " saat aku menyebut namanya Durja terhentak. Dia kaget karena dia aku menelfon Ranvi. " Aku yakin kamu tidak membunuh adik Durja, "
" Tapi sayang sekali dia sudah meninggal 2 jam yang lalu ," ucap Ranvi.
" Baiklah jika dia benar - benar meninggal ... aku tidak akan pernah kembali ke India bersamamu. Ku pastikan itu terjadi , "
" Apakah kamu mengancamku ? " tanya Ranvi. Tepat setelah dia mengatakan itu aku mematikan panggilan tersebut. Sungguh menyesal aku telah menikahi seorang pembunuh. Aku melihat kesedihan di mata Durja, aku mengerti perasaan kehilangan seseorang yang dikasihi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Mirror Rule ( ON REVISI )
RomancePenuh dengan kehaluan ku :) Highest rank : #587 in Romance -29 Agustus 2016-