13. The Choose

338 50 18
                                    

Setelah kejadian itu, setiap harinya aku mulai belajar pelajaran tingkat kōtōgakkō ( SMA ). Hal ini juga dikarenakan aku akan mengikuti tes untuk masuk SMA . Padahal aku belum memutuskan mau masuk sekolah mana.

Hari ini juga aku belajar sambil sarapan.
" Aduuuh... anakku rajin sekali, sepertinya dulu kamu gak seperti ini. Kata Akash kamu sudah lulus chūgakkō ( SMP ), untuk apa kamu belajar ? " ayahku yang melihatku belajar mengucapkan hal itu.

Sepertinya dari dulu memang aku rajin, mengapa ayah bisa berkata seperti itu ? Padahal aku belum bertemu dengannya selama 10 tahun.

" Aku.. mau belajar untuk masuk SMA .. ," ucapku sambil mengunyah makanan yang berada di mulutku.

Ada yang aneh, mengapa Akash tahu jika aku sudah lulus SMP ? Mungkin dia di beri tahu ibuku.

Saat aku bertemu Akash di Ikki Bakery aku mencoba bertanya tentang pertanyaan yang muncul di pikiranku saat ini.

" Aku hanya menebak, " ucapnya datar. Entah mengapa aku merasakan de javu saat Akash mengatakan hal itu. " Aku hanya di beritahu ibumu jika kamu sangat pintar, lalu saat aku melihat kamu tidak bersekolah. Munculah kesimpulan bahwa kamu sudah lulus SMP 1 tahun yang lalu, " lanjut Akash dalam bahasa Hindi.

" Lalu... sekarang kamu belajar pasti untuk tes masuk SMA, " dia kembali menggunakan bahasa jepang. Aku melihat Akash dan menggangguk kecil.

" Yosssh ! Sudah di tentukan ! Aku akan mengajarimu setiap malam. Apa kamu sudah memutuskan dimana kamu akan mendaftar ? " aku menggelengkan kepalaku dan membaca bukuku.

Entah mengapa Akash bersemangat sekali hari ini. Pertanyaan yang banyak keluar dari mulutnya tidak mencerminkan dirinya.

" Bagaimana jika kamu sekolah di shiritsu gakkō ( sekolah swata ) ? " tanya Akash sambil duduk di sebelahku.

" Kenapa harus sekolah swasta? "

" Yang aku tahu sekolah swasta di jepang itu sangat bangus sekali, " kata Akash meyakinkanku.

" Hoi ! Apa kamu mau diam saja disana ! Cepat bantu aku , " ucap salah satu pegawai sambil melempar sapu tangan pada Akash.

Dengan berat hati Akash, kembali bekerja. Bagaimana denganku ? Aku hanya duduk di meja dan belajar. Tapi setelah beberapa lama aku harus menarik kembali pemikiranku.

" Hey ratu kecil ! Tutuplah bukumu dan bantu kami bekerja ! " ucap Akash menghampiriku. Aku syok sekali mendengar perkataan itu. Aku memasang wajah melas kepada ayahku, meminta keringanan. Tetapi ayahku memberikan kode bahwa aku harus patuh pada Akash.

Aku mulai menyapu halaman restoran. Menata kursi dan meja, mengelap kursi dan meja yang berdebu. Aku tidak bisa menjelaskan hal ini satu - persatu karena aku mulai lelah.

Dengan tergesa - gesa seorang pegawai memutar papan closed menjadi open dan saat itu juga banyak pembeli yang masuk, entah mereka datang dari mana. Hariku sangat sibuk sekali.

Akhirnya jam istirahat tiba, untuk sementara Ikki Bakery ditutup. Aku berusaha menggunakan hal ini untuk kembali belajar.

" Lagi - lagi belajar... oh iya jika kamu sudah lulus SMP 1 tahun yang lalu. Kenapa gak langsung masuk SMA saja ? " tanya Akash lalu dia duduk di sebelahku.

" Aisssh... itu, karena aku lulus lebih cepat dari pada kedua adiknya Ranvi jadi aku harus menunggu mereka lulus dan masuk SMA bersama. Bodohnya aku mengambil sekolah 2 tahun... ternyata tidak ada gunanya, " gerutuku sambil menghembuskan nafas yang panjang.

The Mirror Rule ( ON REVISI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang