Pembacaan gerak gerik, Bagaimana bisa dia melakukan itu ? Bahkan dia masih mengingat gerak gerikku sebulan yang lalu. Semuanya terlalu sempurna. Mengapa aku harus bertemu dengan orang seperti ini ?
" Apa... apa mau mu ? " tanyaku sambil terbata - bata.
" Mauku ? Heeem... " Rin mulai mendekatiku, wajahnya mulai mendekati wajahku " Jauhi keluargaku. Jangan sok kenal denganku, jika kamu bertemu aku, jangan menyapaku. Hanya itu saja, kalau kamu mau mati membeku .. aku mohon jangan di tamanku, " ucap Rin dambil melangkah pergi.
" Hey lagian pula siapa yang mau kenal sama kamu ! " teriaku. Dia hanya melambaikan tangan dan masuk kedalam rumahnya.
______________________--_______________________
Setelah kejadian malam itu. Setiap hari nyonya Furukawa selalu memesan selusin roti dan dia juga memesan untuk aku yang mengantarnya. Aku selalu beralasan agar tidak mengantar roti itu. Tapi Akash selalu saja memaksaku.
Tok... tok... tok..
Aku mengetuk rumah ini lagi. Kenapa tidak ada yang membukakannya untukku? Apa di sini tidak ada orang ? Aku yakin nyonya Furukawa memesan pada hari ini. Apa dia lupa ? Atau mungkin ayahku lupa ? Akhirnya kuputuskan untuk pergi dari rumah itu.
Krieeeet...
Tiba - tiba pintu rumah itu terbuka dengan sendirinya. Apakah rumah ini hantu ? Aku hanya menunggu diluar saja. Tidak mungkin aku masuk ke rumah itu secara sembarangan, nanti dikira aku pencuri.
Tidak ada tanda apapun di dalam. Ya ampun, diluar dingin sekali. Salju juga mulai turun, yang benar saja. Lalu siapa yang membuka pintu itu ? Kakiku sudah gemetaran dari tadi.
" Sampai kapan kamu mau berdiri di situ, " tiba - tiba saja ada suara. Yang entah dari mana terasa seperti hantu yang mengucapkannya.
" Obake... obake.. pergilah dari sini, " ucapku sambil jongkok dan menunduk. Aku mulai melantunkan doa - doa.
Terdengar desahan dari telinga. Terasa sangat dekat sekali " Apa kupingmu tuli ? "
" Arghhhhhhh !!! " teriakku sambil menatap asal suara itu. Rin ikut berjongkok dan melihatku. Lalu dia berdiri dan tersenyum smirk ke arahku.
" Apakah aku terlihat seperti hantu ? Sudahlah masuk, atau kamu akan mati membeku disini, "
" Bukankah aku tidak boleh mendekati keluargamu ? Kenapa kamu jadi seperti ini ? " ucapku. Rin menoleh kearahku.
" Kalau begitu apa yang akan kamu lakukan disini ? Mengantar pesanan bukan ? Lagian pula ibuku yang memesannya dan juga harus kamu yang mengantarnya. Lalu aku sebagai anaknya harus bagaimana ? " ucap Rin lalu dia mulai melangkah masuk.
" Tunggu ! Apa kamu... yakin mau... masuk ? Tiba - tiba saja pintu itu terbuka, pasti ada hantu.. aku yakin, " ucapku dengan tersenggal senggal.
" Aku yang membukanya, jika kamu membelakangi pintu rumahku. Bagaimana kamu bisa melihat aku keluar ? "
Benar juga, Kenapa aku bisa sebodoh ini ? Aku pun mengikutinya masuk. Mungkin karena mendengar langkah kaki orang yang masuk, nyonya Furukawa keluar.
" Yuki, aku sudah menunggumu dari tadi. Saat ada orang yang mengetuk pintu, aku menyuruh Rin membukanya. Tapi pintu itu lama sekali terbuka- "
" Sudahlah bu, jangan bertele - tele, " ucap Rin. Lalu dia pergi entah kemana.
" Aisssh.. dasar anak kaku. Kapan dia akan mendapatkan pacar jika sikapnya begitu ? " ucap nyonya Furukawa. Aku hanya tertawa kecil. Memang benar apa yang di katakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Mirror Rule ( ON REVISI )
RomancePenuh dengan kehaluan ku :) Highest rank : #587 in Romance -29 Agustus 2016-