17. Akash Bad Day's ( Special Part of Akash)

298 26 13
                                    


Sungguh sial aku hari ini, karena pekerjaanku bertambah menjadi 3X lipat. Coba tebak saja, aku menjadi mata - mata, pekerja roti di Ikki Bakery dan sekarang aku harus mengantar Tinaa ujian.

Aku memperhatikan Tinaa, sepertinya dia termenung karena ucapan Ranvi tempo hari.

Aku mencoba untuk mencairkan suasana "Apa kamu siap mengikuti ujian?" tanyaku. Tapi dia hanya mengangguk pelan dan menunduk. Ternyata caraku tidak berhasil.

Sepertinya aku harus memakai perumpamaan untuk menenangkannya. Aku menarik kerah bajunya.

"Jangan perlakukan aku seperti hewan " teriak Tinaa sambil mencoba melepaskan tanganku dari kerahnya bagian belakang.

"Jika aku bisa memperlakukanmu seperti hewan, kenapa aku tidak bisa mengurus masalahmu dengan Ranvi?" tanyaku. Aku harap dia bisa mengerti perumpamaanku agar dia lebih tenang.

"Aku tahu kamu ingin membandingkan permasalahan ini, tapi ini tidak ada hubungannya dengan kerah bajuku!"ucapnya sambil mencoba untuk melepaskan tanganku dari kerahnya.

Ternyata anak ini bodoh, bagaimana jika dia tidak di terima di SMA Gakuen ? Aku sudah terlalu pesimis dengan perkatakan nyonya soal anaknya yang sangat pintar.

"Ternyata kamu tidak tahu apa yang aku maksudkan," ucapku sambil meninggikan kaitan pada kerahnya dan otomatis Tinaa ikut berjinjit.

"Apa yang kamu lakukan !!! LEPASKAAAAN !!"

"Aku akan lepaskan, jika kamu memenuhi satu syaratku,"

"Iya ! Cepat lepaskan !"

Aku melepaskan kaitan dari kerahnya. Dengan cepat Tinaa berbalik kearahku dan hendak menampar pipiku tapi aku terlebih dahulu memegangi tangannya.

"Kamu masih tidak paham ? Semua orang punya kelemahan, dan kelemahan itu kita andaikan sebagai kerahmu. Ambil satu titik kelemahannya dan tekanlah itu padanya. Buat dia kesakitan, ketakutan ataupun hal lainnya dan ambil keuntungan darinya. Selesai gampang kan?"

Tinaa hanya menatapku, kemudian aku melepaskan tangannya. Dan pergi mendahuluinya, lalu dia mengikutiku langkahku. Saat aku menatapnya secercah senyuman menghiasi wajahnya.

"Semoga kamu bisa mencari kelemahannya.. ,"

"Sebenarnya, aku sudah tahu kelemahannya.. tapi aku sedang mencari yang lebih pasti,"

"Apa ?! Paman sudah tahu ?! Cepat beri tahu aku ! Jika begitu kenapa paman tidak menekannya saja?" tanyanya begitu bersemangat.

"Benarkah aku harus melakukannya ? Jika begitu bersiap saja kamu aku ikat dan pukuli sampai rumah. Karena kamu kelemahannya,"

Tinaa hanya menatapku dan tersenyum masam. "Baiklah cari lagi saja kelemahannya yang lain.. yang penting jangan siksa aku, "

Setelah berjalan dengan lamanya sampailah aku di depan gerbang sekolah yang megah ini. Dengan cepat Tinaa masuk ke dalam.

" Hei bocah kecil ! " teriakku padanya di tengah keramaian. Setelah dia menoleh padaku, aku mengisyaratkannya untuk kembali padaku.

Tepat setelah dia di depanku, kusuruh dia untuk langsung pulang setelah ujian berakhir. Aku tidak memberinya kesempatan untuk berbicara, karena aku punya banyak urusan untuk aku kerjakan.

______________________--_______________________

Setelah kerja tiada hentinya waktu istirahat pun tiba. Pak Yakobe memanggil kami semua untuk berkumpul di ruang karyawan. Yang tidak aku duga adalah aku mendapatkan 2 kabar yaitu baik dan buruk. Pertama pembagian gaji di percepat dan kedua gajiku harus di potong karena aku sering membuat kesalahan di dapur. Buruknya lagi aku harus libur bekerja selama 2 hari dan itu dimulai saat selesai istirahat nanti.

The Mirror Rule ( ON REVISI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang