20. Opening Ceremony (2)

183 17 3
                                    

Aku mencoba untuk menenangkan diriku, menetralkan semua rasa yang berkecamuk di diriku. Mataku memancarkan sakit hatiku, aku harap Rin dapat melihat hal itu. Tapi percuma saja, itu tidak dapat terjadi karena aku hanyalah sebuah debu di sini.

Tinaa cobalah berfikir positif pada Akash. Mungkin saja Rin menyogok agar dia menjadi perwakilan siswa dan dapat peringkat 1. Tapi bagaimana dengan permintaan maaf dari Akash ?

Saat pidato selesai Rin menuruni podium dan berjabat tangan dengan semua staff sekolah Gakuen. Aku tidak dapat lagi menahan rasa ini, kakiku membawaku untuk keluar dari aula. Aku tidak peduli lagi dengan perkataan orang tentangku, di fikiranku yang terpenting bersembunyi di kamar mandi sampai upacara penyambutan selesai.

________________________--_____________________

Entah berapa lama aku duduk terdiam di kamar mandi. Aku memberanika diriku keluar, aku berjalan menuju halaman. Mataku benar - benar tidak fokus, karena tertutup oleh air mataku.

BRUK !!

Sepertinya ada orang yang mendorongku, pantas saja aku jatuh tersungkur seperti sekarang.

"Hey buta ! Kalau jalan lihat - lihat dong !" seru orang yang mendorongku.

"Harusnya kamu yang minta maaf! Kamu juga yang dorong !" ada suara seseorang yang membelaku. Di saat seperti ini, ada orang yang membelaku ?

"Yuki, kamu tidak apa - apakan ?" seseorang membantuku untuk berdiri saat aku melihat wajahnya, aku mengenali orang itu. Bukan hanya satu, tapi 2 orang.

" Hara.. Paku.. ? Apa yang kalian lakukan di sini ?"

"Ya cari kamu! Apa lagi ? Tiba - tiba nyelonong pergi," ucap Hara sambil menyentil dahiku. Aku menyentuh dahiku yang merasa kesakitan dibuatnya.

"Akhirnya kita bertiga sekelas.... ," Paku yang terdiam kini mulai berbicara. Mereka mulai menuntunku ke arah bangku di pinggiran.

"Iya aku kira kita gak bakalan sekelas dan kita bakalan terpisah. Yuki kamu tahu gak ? Kalau aku dan Paku menerobos-"

"Kamu tahu kita sekelas dari mana ?" potongku.

"Yah ini juga mau dijelasin," jelas Paku padaku.

"Kita berdua menerobos segerombolan orang yang memenuhi papan berisikan nama - nama dan kelas di halaman depan. Dan kita masuk kelas 1-F !!" Hara melanjutkan kalimatnya yang terpotong oleh perkataanku. Sepertinya ada yang aneh dengan kalimatnya 1-F ?

"Walaupun isinya hanya sekumpulan orang bodoh-"

"Apa !!" Sontak aku berdiri dari bangku dan berlari ke arah halaman depan. Tidak mungkin aku masuk kelas F, dan berkumpul dengan orang bodoh. Perjuanganku belajar selama ini, percuma sia - sia saja.

Aku mencoba untuk menyibak para lautan manusia, tidak segan - segan aku juga mendorong mereka. Sekarang emosiku nenar - benar melampui batasannya.

Mataku langsung menuju ke papan yang bertuliskan huruf F besar di atasnya. Aku menyusuri satu persatu nama dari atas dan menuju ke bawah, dan nama samaranku tertera jelas menempel di sana. Rasa terpukul membuat hatiku lebih mendapatkan kesakitan yang lebih mendalam.

Perlahan aku mulai keluar dari kerumunan orang. Aku melihat Paku sedang menatapku dengan wajah ibanya. Tiba - tiba saja dia memelukku dan mengelus rambutku.

"Aku tidak tahu apa masalahmu Yuki.. aku tidak bisa merasakannya juga karena masalahmu hanya bisa kamu ketahui dan rasakan sendiri. Walaupun begitu cobalah berbagi padaku dan Hara, kami pasti bisa membantumu. Bukankah kita teman ?"

Teman, bahkan kata itu terasa asing di telingaku karena di India aku tifak punya teman. Hanya kedua adik Ranvi saja yang selalu menjagaku. Tapi sekarang aku punya teman ? Bahkan kami saja baru bertemu.

The Mirror Rule ( ON REVISI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang