5. Crusade

528 140 23
                                    

       Aku melihat layar handphoneku. Mataku rasanya mengantuk sekali. Mau bagaimana lagi, aku harus membaca kamus jepang ini agar aku bisa berbahasa jepang. Tanganku juga terasa pegal karena aku menulis 3 buku yang kupenuhi dengan tulisan kanji. Rasanya aku harus tidur....

      " Bangun hey pemalas ! " suara itu benar - benar membuatku bangun dari tidurku. Aku melihat Akash membangunkanku.

      " Hey Akash ! Mengapa kamu membangunkanku ?! " ucapku.

      " Kenapa kamu memanggilku Akash ? panggil aku K-15 ! "

      " Apa kamu lupa tadi pagi.... " Baiklah sepertinya aku harus memflashback kejadian tadi pagi.

Pukul 08.15 waktu Tokyo

        Setelah aku berpelukan dengan ayahku, dia menyuruhku untuk masuk dalam tokonya. Toko yang sangat sederhana tetapi sangat indah. Interiornya sangat kreatif, dari luar toko ini terlihat kecil tetapi sesungguhnya sangatlah luas.

        Di bagian samping diberi meja dan kursi untuk pengunjung yang ingin memakan langsung roti yang mereka beli.

        Ayah menunjukkan tempat para pembuat roti bekerja dan aku melihat K-15 bersiap membuat roti dengan wajahnya yang ganas, badannya yang kekar membuatnya seperti badut yang akan memulai pertunjukan.

        Aku tertawa dengan sangat keras, aku benar - benar tidak bisa menahan tawaku. Durja memberitahuku bahwa ayahku sangat bingung dengan sikapku. Lalu aku mencoba menjelaskan dengan code bahwa K-15 tidak cocok bekerja di tokonya.

        K-15 yang kaget dengan codeku itu berbicara padaku dengan bahasa India untuk memanggil dengan nama Akash mulai saat itu dan bukan K-15.

Pukul 23.20 waktu Tokyo

       " Aku masih ingat kamu mengatakan itu, Akash , " ucapku seraya menggodanya.

       " Uh... cepatlah pahami bahasa Jepang. Ayahmu sudah mulai curiga dengan kehadiran Durja karena dia memaksa tinggal disini ! Aku juga tidak bisa menjelaskan bahwa dia adalah pelayanmu ,"

      " Ya.. ya .. aku sudah menyuruh Durja tinggal di rumah keluarga suamiku... Ngomong - ngomong mulai sekarang, aku harus memanggilmu Akash ? "

       " Setidaknya tambahkan paman di depannya , " sergahnya. Aku hanya tertawa dan kembali membaca kamus bahasa jepang. Ternyata hidup mata - mata yang satu ini tidaklah mudah.

_______________________--______________________

Durja Pov

         Angin dingin menyentuh kulitku, aku hanya bisa menatap rumah yang tempat nyonyaku menginap. Apa yang akan aku jelaskan pada tuanku ? Jika aku kembali ke penginapan tanpa nyonya sama saja seperti aku tidak menjalankan tugasku.

         Tak berselang lama, tuan menelfonku. Aku hanya bisa menatap layar handphoneku. Jika aku angkat dan memberitahu yang sebenarnya apsti tuan akan marah. Dan apa yang dia ancam bisa jadi kenyataan.

       Akhirnya kuputuskan untuk mengangkat telefonnya.

      " Kembalilah ke penginapanmu , kamu bisa kembali ke rumah ayah istriku saat fajar tiba, " aku terkejut saat tuan mengatakan hal itu.

      " Untung saja istriku menelfonku dan meminta ampun untuk hal itu, " lanjutnya, tiba - tiba sambungan telefon diputus oleh tuan.

      " Akhirnya aku bisa pulang dengan hati yang lega, " ucapku perlahan.

________________________ --_____________________

Ranvi Pov

          Mataku tak jenuh memandang lautan kendaraan dari balik jendela ini, fajar sudah menjeput malam di India. Tetapi masih saja aku bermalam di kantorku. Perkataan istriku membuatku membayangkan hal buruk akan terjadi padanya.

        Aku menelfon Durja untuk memberikan kabar untuknya. Dasar wanita bodoh, seharusnya dia yang memberikan aku informasi ini.

        Sejenak aku memikirkan perlakuan ayah istriku dari cerita orang - orang " Haha... apa dia benar - benar akan tinggal dengan orang itu. Ini tidak benar ! " ucapku.

        Aku menelfon istriku, cepatlah tersambung.

        " Haloo ? " Aku mendengar suara istriku dari seberang.

        " Aku ingin berbicara padamu, " ucapku.

        " Bukankah kita sedang berbicara ? " ucapnya, aku mendengar dia menguap. Sepertinya dia lelah.

        " Kamu yakin tinggal di rumah pemabuk itu ? Bahkan dia bermain judi ! Dia juga berhutang pada keluargaku ! Aku yakin kamu masih ingat ibumu harus menikahkanmu untuk membayar hutang yang ayahmu, "

        " Yang terpenting dia sedang amnesia, tenanglah. Bisakah kamu tidak menggangguku ? Aku sedang belajar bahasa jepang , " ucapnya.

         Diam, keheningan merasuki tubuhku, aku terhenyak dia menjawab perkataanku seenteng itu. Aku begitu mencemaskannya tapi dia hanya berkata seperti ini ? Aku kehilangan kesabaranku.

       " Kamu tahu aku sangat mencintaimu tapi ada alasan lain aku harus menjagamu. Kamu adalah aset pembayaran hutang keluargamu dan keluargaku tidak menyia - nyiakan hal itu. Jika kamu terluka atau mati , percuma saja ibumu menikahkanmu padaku. Ingatlah itu ! " teriakku.

       " Ranvi... Ranvi ! Kamu melamun ya ? " suara istriku membangunkanku dari lamunan. Untung saja aku tidak mengucapkan kalimat itu. Jika tidak, dia sepenuhnya tidak akan percaya padaku.

        " Maafkan aku, belajarlah. Cepatlah kembali, aku merindukanmu, " aku memutuskan sambungan telefon. Apakah perjuanganmu akan berguna istriku ? Aku ingin melihatnya secara langsung.

       Dengan cepat aku mengambil telefon khusus yang aku gunakan di kantor. Aku menekan beberapa nomor di sana.

        " Datanglah ke ruanganku, " tak berselang lama. Seseorang mengetuk pintu kerjaku. Aku mempersilahkan dia untuk masuk.

        " Ada keperluan apa tuan memanggil saya ? " ucap pria paruh baya yang kukenal dengan nama Manesto.

        " Siapkan jetku, sebentar lagi ada penerbangan ke Jepang , "

       " Baik tuan, "

       " Dan satu lagi.. berikan mayat itu ke keluarganya. Beri mereka uang tutup mulut atas alasan kematiannya , " ucapku sambil melihat adik terkecil Durja yang terkapar di lantai sejak siang tadi. Bodoh sekali mereka berdua mau kubohongi, memang arsenik sangat bagus digunakan untuk membunuh.

       " Baik Tuan, jika keluarganya menolak apa yang harus saya lakukan ? " tanya Manesto.

       " Seperti biasa, bereskan saja mereka, " tak berselang lama, aku melihat anak buah Manesto membopong mayat gadis kecil itu keluar dengan tandu.

        " Sayang sekali aku berbohong padamu Durja, jika tidak istriku tidak akan mau kembali padaku , " sesalku dalam hati. Sambil melihat bagaimana langit menampakan kemerahannya dilangit timur.

To be continued....

Yah kejem banget suaminya Tinaa, Author gak kuat..
Hayoo tebak untuk siapa penerbangan ke Jepang yang di pesan Ranvi ??

Terimakasih juga bagi para readers yang masih membaca cerita ini,
Tunggu episode selanjutnya,
Terimakasih juga untuk para readers dan para vote ceritaku.

#love you all

Cerita ini akan berlanjut kalau yang baca bagian ini sudah lebih dari 20 readers. Hal ini di karenakan Authornya kekurangan pembaca dan setiap episode selalu down yang baca 😭😭😭

Jadi tolong recommend untuk para all readers , biar authornya bisa up setiap hari 😭😭😭

Tetap vote dan comment ceritaku ya...
Jangan jadi silent readers.. 😀😀😀
Kritik dan saran sangat di perlukan ...
Jangan ragu comment ya..
☺😊😀😁😃😄😆

The Mirror Rule ( ON REVISI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang